Lompat ke isi

Kue putu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 20 Agustus 2021 08.15 oleh Eiskrahablo (bicara | kontrib) (Perbaikan konten.)
Kue putu dan klepon
Kue putu di daun pisang
Putu bugis terbuat dari ketan hitam
Kue putu dengan isi gula jawa

Kue putu (dari bahasa Jawa: ꦥꦸꦛꦸ, translit. puthu; IPA: [puʈu]) adalah jenis makan tradisional Indonesia berupa kue dengan isian gula jawa, dibalut dengan parutan kelapa, dan tepung beras butiran kasar. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Kue ini dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.

Kue putu ini umumnya dihidangkan dalam putih dan hijau. Sedangkan dalam varian Putu Bugis (berasal dari Sulawesi Selatan), biasanya kue dibuat menggunakan bahan seperti beras ketan hitam tanpa gula sehingga menghasilkan warna kue putu yang gelap cenderung hitam. Putu Bugis biasanya dimakan dengan taburan parutan kelapa dan sambal, serta hanya dijual pagi hari sebagai pengganti sarapan yang praktis.

Melalui diaspora Jawa dan Bugis, kue putu juga dipopulerkan ke negara lain oleh orang Jawa dan Bugis, seperti ke Singapura dan Malaysia.

Sejarah

Kue Putu dapat ditemukan di "China Silk Museum". Kue ini sudah dikenal sejak masa Dinasti Ming dengan sebutan XianRoe Xiao Long yang berarti kue dari tepung beras berisi kacang hijau yang amat lembut dan dikukus dalam cetakan bambu.

Di Indonesia makanan ini dikenal dengan nama "Puthu". Nama ini muncul dalam Serat Centhini yang ditulis pada 1814 di masa kerajaan Mataram. Kejadian puthu diambil sekitar 1630 di Desa Wanamarta, Jawa Timur. Di dalam naskah tersebut kata puthu muncul saat Ki Bayi Panurta meminta santrinya menyediakan hidangan pagi. Dari hidangan tersebut terdapat puthu sebagai makanan pembuka atau camilan.

Penyebutan puthu juga muncul di peristiwa lain dengan lokasi serupa, Desa Wanamarta. Di naskah Centhini disebutkan Nyai Daya dan Nyai Sumbaling tengah menyiapkan kudapan setelah shalat Subuh. Di hidangan tersebut terhidang gemblong, ulen-ulen, serabi, puthu, jadah, jenang, dendeng balur, dendeng gepuk, pisang bakar, kupat, balendrang, jenang grendul, pisang raja dan wedang bubuk.[1]

Varian

  1. Putu Ayu Gula Jawa[2]
  2. Putu Ayu Ketan Hitam[2]
  3. Putu Ayu Bihun [2]
  4. Putu Mayang[3]
  5. Putu Pesse[3]
  6. Putu Cangiri[3]
  7. Putu Keju[3]

Referensi

  1. ^ "Merentang Sejarah Kue Tradisional Puthu". Republika Online. 2018-02-11. Diakses tanggal 2020-08-26. 
  2. ^ a b c mirai. "4 Resep Kue Putu Ayu Legendaris yang Lembut dan Enak – GOODMINDS.ID" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-26. 
  3. ^ a b c d "Kue Putu Nggak Hanya Dikukus Dalam Bambu Saja, Ini 5 Lainnya -..." www.grid.id. Diakses tanggal 2020-08-26. 

Pranala luar