Lompat ke isi

Ryan Wiedaryanto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ryan Wiedaryanto
Lahir30 April 1983 (umur 41)
Indonesia Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia
PekerjaanPembawa acara, pembaca berita, pencipta lagu, sutradara
Tahun aktif2006 - sekarang
Twitter: ryanwiedaryanto Edit nilai pada Wikidata

Ryan Wiedaryanto (lahir 30 April 1983) adalah pembawa acara berita, pencipta lagu dan sutradara asal Indonesia. Ia mengawali karirnya dengan menjadi penyiar berita dalam program berita Reportase.

Sejak tahun 2006, dia bekerja di Trans TV membawakan berita Reportase Pagi, Reportase Siang dan Reportase Sore. Di Reportase, dia menjadi pembawa berita bersama Tiffany Raytama, Ivan Kurnia, Christian Reinaldo, Zulfikar Naghi, Reni Risty Riswanda, dan lainnya.

Akhir Januari 2012 menjadi akhir kariernya di Trans TV. Sejak 1 Februari 2012 hingga kini, ia menjadi presenter di program berita Fokus di Indosiar.[1]

Belakangan, ia mulai melebarkan sayap di luar bidang jurnalistik. Selain ikut menciptakan lagu tema ajang pencarian bakat Pop Academy di Indosiar berjudul Jadi Pemenang bersama Espe,[2] ia juga mengawali karirnya sebagai sutradara dan kreator konsep untuk video musik singel kemenangan Meli Nuryani, juara Liga Dangdut Indonesia 2020 berjudul Hikmah.[3] Ia juga menciptakan lagu sekaligus menjadi sutradara untuk video klip singel perdana juara kedua Pop Academy musim pertama, Agnes Cefira berjudul Nawaitu Surga.[4] Kemudian, ia aktif menggarap video klip maupun lagu dari para jebolan ajang pencarian bakat Indosiar lainnya.[5][6] Ia juga sempat terjun di dunia perfilman dengan menjadi penggagas ide kreatif dalam seri web Dari Jogja Kisahku Bermula.[7]

Perjalanan karier

Mengenal dunia broadcast diawalinya dari radio kampus di Yogyakarta. "Aku sudah mencintai broadcast sejak kuliah dan bergabung dengan radio kampus" tutur Ryan santai dalam suatu wawancara. "Hmm, kalau memulai karier broadcast, aku melakukannya dari beberapa radio yang berbasis anak muda di Jogjakarta, sementara karier televisi sendiri kumulai dari salah satu televisi lokal di Jogjakarta yang menawarkanku untuk menjadi music presenter sebelum akhirnya aku bergabung dengan Trans TV," kata pemuda lulusan Teknologi Informasi salah satu universitas di Jogjakarta ini.

Dulu saat menunggu wisuda tahun 2006 di UPN Jogja, ada pendaftaran untuk News Reporter & Presenter Trans TV. Ryan tahu dari Iklan di Trans TV. Saat itu, ia lebih berminat jadi presenter musik (karena basic sebagai penyiar radio). Tapi ia mendaftar saja dan kebetulan Trans TV mengadakan test di Jogja, tepatnya di kampus UPN Condong Catur. September 2006 ia lolos masuk Trans TV. Trans TV melihat bakatnya bukan hanya presenter musik, tetapi justru di program berita. Tahun 2007 sampai 2012 ia menjadi news presenter dalam program Reportase. Mengikuti alurnya bercerita mengenai pengalaman bergabung dengan Trans TV,dari basis entertainment menjadi news yang memiliki beberapa karakter yang berbeda. "Mengadaptasi penyampaian komunikasi dari entertainment ke news, pada prinsipnya diselami saja dari apa yang sudah menjadi basic aku di dunia broadcast di Jogja dulu. Terus belajar mengenai cara penyampaian, gaya bahasa dan sebagainya. Dan aku bersyukur karena Trans TV sangat mendukung aku dalam melakukan itu semua." Perjuangan pun juga sangat berat mengingat harus bersaing dengan anak muda Ibu kota yang notabene lebih percaya diri.

Dinamika kehidupan jurnalistik seperti mengingatkannya kembali pada sebuah pengalaman tak terlupakan ketika kerja keras itu sangat mengesankan meskipun lelah. "Live Report meninggalnya mantan Presiden Soeharto, selama 24 hari pada Januari 2008 lalu. What a hectic day. Tapi sangat berkesan, karena harus jaga liputan di kantor, live report di Rumah Sakit Pusat Pertamina dan sebagainya. Breaking news yang panjang mulai dari jam 2 siang sampai malam dengan hanya dua kali break, dan esok harinya aku harus membawakan Reportase Pagi spesial akhir perjalanan Soeharto selama dua jam", tuturnya seolah-olah mengajak kembali mengingat peristiwa besar yang terjadi pada Januari 2008. Selain itu, penyuka warna biru dan penggemar film Da Vinci Code ini juga aktif sebagai jurnalis yang meliput berbagai hal, termasuk saat meletusnya gunung Merapi kemarin (Ryan merasa seperti bertugas di kampung halaman). Kemudian ia diangkat menjadi News Associate Producer.

Awal Februari 2012 Ryan memutuskan pindah ke Indosiar menjadi produser dan juga news presenter. Perubahan management baru di Indosiar membuatnya tertantang sebagai Broadcaster untuk membuat gebrakan baru dalam pertelevisian Indonesia. Zona nyaman di Trans TV harus ia tinggalkan untuk memecut dirinya lebih keras dalam berkarya. Di Indosiar ada kanvas putih yang bisa ia lukis sesuai kemampuan dan kemauannya, dan ia berharap semoga berhasil. Ini tantangan yang harus Ryan taklukkan. Ia berharap semoga karyanya bisa diterima penonton televisi Indonesia.

Acara televisi

Karya

Filmografi

Seri web

Diskografi

Sebagai pencipta lagu

Sebagai sutradara video klip

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Times, I. D. N.; Larasanty, Amalia. "11 Potret Elegan Ryan Wiedaryanto, Jurnalis Indosiar yang Memesona". IDN Times. Diakses tanggal 2021-08-29. 
  2. ^ "PERDANA! 40 Academia Semangat Lantunkan Theme Song Pop Academy "Jadi Pemenang" |POPA 2020". Diakses tanggal 2020-10-24. 
  3. ^ "Meli LIDA - HIKMAH Official Music Video". YouTube. Diakses tanggal 2020-10-24. 
  4. ^ Septiani, Arie (2021-04-06). "Agnes 'POPA' Rilis Single Religi Perdana "Nawaitu Surga"". Nusantarapos.co.id. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  5. ^ "8 Potret Syuting Video Klip Single Perdana Byoode, Dance ala Girl Band Korea - Naik Helikopter". KapanLagi.com. Diakses tanggal 2021-08-29. 
  6. ^ Handri (2021-08-22). "3 Fakta Unik Video Musik Takdir Cinta Lesti Kejora dan Rizky Billar, Trending Youtube Lebih dari 2 juta View - Jurnal Soreang". jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2021-08-29. 
  7. ^ Media, Harian Jogja Digital (2021-05-05). "Film "Dari Jogja Kisahku Bermula" Resmi Tayang". Harianjogja.com. Diakses tanggal 2021-08-29.