Lompat ke isi

Pertja Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 September 2021 11.06 oleh Fakhruddin Arrazzi (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''''Pertja Barat''''' terbit pertama di Padang pada 1980 dengan mengusung jargon "Organ dari Segala Bangsa. Surat kabar ini dikomandoi oleh Dja Endar sebagai hoofredacteur, H.A Gani mengurusi administrasi, dan Dja Endar Boengsoe menjadi redacteur sekaligus Veranwoordelick. Mereka berkantor di Kantoor administratie Pondok-Padang.<ref name=":0">{{Cite book|last=|first=|date=2007|url=https://www.google.co.id/books/edition/Seabad_pers_kebangsaan_1907_2007/docLAQAAMA...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pertja Barat terbit pertama di Padang pada 1980 dengan mengusung jargon "Organ dari Segala Bangsa. Surat kabar ini dikomandoi oleh Dja Endar sebagai hoofredacteur, H.A Gani mengurusi administrasi, dan Dja Endar Boengsoe menjadi redacteur sekaligus Veranwoordelick. Mereka berkantor di Kantoor administratie Pondok-Padang.[1]

Meski terbit di Padang, Pertja Barat punya agen di beberapa negara, seperti "Agent boeat Nederland Algemeen Exp. B.J. Rubben & Co. Amsterdam-Boeat Frankrikl, Engeland, Belgia en kolonien: John F Jones & Co. Parijs, Rue Du Faubourg Montmartre 31 bis."[1]

Surat kabar ini terbit tiap Selasa, Kamis, dan Sabtu, kecuali pada hari besar. Pertja Barat dijual dengan harga langgana satu tahun f8, enam bulan f4, tiga bulan f2, dan satu bulan f0,75.[1]

Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007, kekuatan surat kabar ini adalah kritik yang tersisip pada tiap-tiap artikel dan beritanya. Kritik ditulis dengan gaya satire dadn menyindir semua yang patut dikritik, mulai dari kebijakan pemerintah, keadaan masyarakat, budaya, dan hal-hal yang jamak dalam hidup sehari-hari.[1]

Pada Selasa, 27 Juni 1911, misalnya. Surat kabar ini dalam edisi Th.XIX No. 751, mengkritik nasib guru atau engku di Padang pada zaman itu yang gajinya kecil dan mengalami kesulitan ekonomi. Padahal, guru pada saat itu merupakan kepanjangan tangan dari Gouvernment. Pertja Barat mengkritik pemerintahan saat itu yang tidak memberi para guru fasilitas yang layak.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007 (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: I:Boekoe. 2007. hlm. 17–19. ISBN 978-979-1436-02-1. OCLC 289071007.