Lompat ke isi

Singopuran, Kartasura, Sukoharjo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Singopuran

Kantor Desa Singopuran
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenSukoharjo
KecamatanKartasura
Kode pos
57164
Kode Kemendagri33.11.12.2009 Edit nilai pada Wikidata
Luas132.6605 Ha
Jumlah penduduk7153 jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Singopuran (bahasa Jawa: Singapuran) adalah desa di kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia.

Sejarah Desa

Keberadaaan Desa Singopuran tidak dapat dilepaskan dari masa kerajaan Kartasura sekitar tahun 1680 sampai dengan 1742. Dengan telah runtuhnya Kerajaan Mataram di Yogyakarta, maka Sunan Amangkurat I beserta keluarganya melarikan diri kearah utara termasuk puteranya yaitu Raden Mas Rahmat, sampailah di hutan Wanakarta. Dalam pelarian tersebut akhirnya Sunan Amangkurat I meninggal dunia. Namun beliau telah mengangkat putera mahkota yaitu Raden Mas Rahmat sebagai Sunan Amangkurat II dan mendirikan kerajaan di bekas hutan Wanakarta dengan nama Kartasura. Sunan Amangkurat II ini adalah satu-satunya raja yang memakai pakaian kebesaran berupa jas dan dasi, maka sering disebut sebagai Sunan Amral dalam bahasa Belanda : Admiral

Sunan Amangkurat II ini memerintah dari tahun 1688 - 1703. Dalam masa pemerintahannya terjadi banyak pemberontakan-pemberontakan, diantaranya adalah pemberontakan Trunojoyo. Dalam menangani pemberontakan Trunojoyo tersebut, Sunan Amangkurat II meminta bantuan kepada VOC/Kumpeni. dengan konsekuensi VOC bebas melakukan perdagangan di wilayah pantai utara. Akhirnya Trunojoyo dapat ditumpas, tetapi kerajaan Kartasura menganggung hutang untuk biaya perang yang cukup besar.

Dengan menanggung hutang yang cukup besar, maka Sunan Amangkurat II mau tidak mau, suka tidak suka harus bekerja sama dengan VOC, sehingga keputusan-keputusan sering diintervensi oleh VOC. Hal tersebut membuat beberapa punggawa kerajaan Kartasura yang tidak senang dengan hal tersebut, salah satunya adalah Patih Nerangkusuma. Patih Nerangkusuma berusaha memberi masukan kepada Sunan Amangkurat II untuk menghindari kerja sama dengan VOC, tetapi tidak dipakai.

Pada tahun 1685 Patih Nerangkusuma menerima Untung Suropati yang merupakan pemberontak, untuk berlindung di rumahnya. Mengetahui keberadaan salah satu orang yang dicari oleh VOC, maka VOC segera mengirimkan pasukan dibawah komando Kapitan Tack dari Semarang untuk menumpas Untung Suropati. Mengetahui adanya pengiriman pasukan VOC, maka Patih Nerangkusuma bersama Untung Suropati segera menghadap ke Sunan Amangkurat II untuk memohon maaf, dan setelah terjadi pembicaraan yang cukup lama maka Sunan Amangkurat II memberi maaf kepada Patih Nerangkusuma dan Untung Suropati. Dalam bahasa jawa orang yang memberi maaf adalah SING NGAPURO. Tidak berapa lama Kapitan Tack beserta pasukannya telah sampai di Kartasura, Untung Suropati beserta pengikutnya segera keluar dari keraton Kartasura kearah utara, disuatu tempat tersebut terjadilah perperangan yang cukup sengit dan akhirnya Kapitan Tack dan pasukannya dapat dikalahkan dan dibunuh oleh Untung Suropati. Tempat berlindungnya Untung Suropati dan pengikutnya, serta tempat terbunuhnya Kapitan Tack tersebut adalah SINGOPURAN, berasal dari kata SING APURO. Selain itu bisa juga berarti dari kata "SINGO" dan "PURO" adalah "SINGO" julukan lurah prajurit luar istana dan "PURO" adalah rumah besar, jadi sekiranya artinya adalah "tempat banyak rumah besar dari lurah para prajurit luar istana".

Batas Wilayah Desa

Letak geografi Desa Singopuran, terletak diantara :

  • Sebelah Utara  : Kecamatan Colomadu
  • Sebelah Selatan : Desa Ngadirejo
  • Sebelah Barat  : Desa Ngabeyan
  • Sebelah Timur  : Desa Pabelan

Pembagian Wilayah

Desa Singopuran terdiri dari beberapa dukuh :

  • Notosuman
  • Pringgolayan
  • Purbayan

Pendidikan

Lembaga pendidikan formal yang ada di Desa Singopuran, antara lain:

  • SD Negeri Singopuran 01
  • SD Negeri Singopuran 02
  • SD Negeri Singopuran 03

Pranala luar