Wamena, Jayawijaya
Wamena | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Papua | ||||
Kabupaten | Jayawijaya | ||||
Pemerintahan | |||||
• Kepala distrik | Lince Kogoya, S.Ip | ||||
Populasi | |||||
• Total | 41.844 jiwa | ||||
• Kepadatan | 167,84/km2 (434,7/sq mi) | ||||
Kode Kemendagri | 95.01.01 | ||||
Kode BPS | 9402110 | ||||
Luas | 249,31 km² | ||||
Kepadatan | 167,84 | ||||
Kampung/kelurahan | 8 kampung 3 kelurahan | ||||
|
Wamena adalah sebuah kota yang berada di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Indonesia, sekaligus merupakan ibu kota kabupaten tersebut. Wamena adalah pusat kota di daerah pedesaan yang menampung dataran tinggi dengan konsentrasi populasi tertinggi di Papua Barat Lembah Baliem dan daerah sekitarnya. Orang-orang ini termasuk dalam sejumlah kelompok etnis terkait, yang paling menonjol adalah Dani, Lani dan Yali. Distrik Wamena memiliki luas wilayah 249,31 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sekitar 41.844 jiwa, dan kepadatan penduduk 167,84 jiwa/km².[1]
Sejarah
Wamena berasal dari bahasa Dani yang terdiri dari dua kata "Wa" dan "Mena", yang berarti "Babi Jinak".
Pembangunan
Pada tanggal 28 Desember 2014 Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Ibu Negara Iriana, mengunjungi kota Wamena, Papua, guna membicarakan persoalan-persoalan yang ada di sana. Ribuan warga Wamena dan sekitarnya menyambut Presiden Jokowi di Gedung Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua. Masyarakat menggelar pesta adat menyambut orang nomor satu di republik ini. Presiden dan Ibu Negara disambut oleh Ketua Adat dan Gubernur Papua, yang langsung menyematkan Mahkota Masyarakat Adat.
Sementara kepada Ibu Negara diberikan seikat kembang khas Lembah Baliem. Warga menari-nari sepanjang perjalanan Presiden Jokowi dan Ibu Negara, sementara para tetua adat memanjatkan doa untuk keselamatan, kesehatan, dan kepemimpinan Presiden Jokowi. Presiden mengajak semua warga Papua untuk mengakhiri konflik dan kekerasan, dan bersatu, baik yang masih di dalam hutan, yang masih berada di atas gunung-gunung, untuk bersama-sama membangun Papua sebagai Tanah Yang Damai.[2]
Pada tanggal 30 Desember 2015 Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Ibu Negara Iriana, mengunjungi kota Wamena, guna meresmikan Terminal Baru Bandar Udara (Bandara) Wamena dan Kaimana, yang dinyatakan sebagai "pintu gerbang yang menghubungkan warga pegunungan tengah Papua dengan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia". Bandara Wamena memiliki terminal yang mampu melayani 282 penumpang. Dengan landas pacu sepanjang 2.175 meter, Bandara Wamena akan menjadi bandara tersibuk kedua di Provinsi Papua.[3]
Geografi
Berbeda dengan kota-kota besar lainnya di Papua, seperti Timika, Jayapura, Sorong, dan Merauke, Wamena merupakan kawasan yang belum banyak tersentuh di pedalaman pegunungan tengah Papua. Kota yang terletak di lembah Baliem dan dialiri oleh sungai Baliem serta diapit pegunungan Jayawijaya di Selatan memiliki ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut. Kota Wamena masih memiliki udara yang segar dan jauh dari polusi udara seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Demografi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencatat adanya keberagaman warga distrik Wamena berdasarkan agama yang dianut. Adapun persentasi agama yang dianut di distrik Wamena yakni pemeluk agama Kekristenan sebanyak 84,51% (Protestan 69,06% dan Katolik 15,45%), kemudian yang memeluk agama Islam 15,27%, dan sebagian kecil memeluk agama Hindu yakni 0,12% dan lainnya 0,10%.[1][4] Sementara sarana rumah ibadah, terdapat 59 buah gereja Protestan, 6 gedung gereja Katolik, kemudian 4 gedung Masjid dan 7 Musholah, 2 gedung Pura dan 1 gedung Vihara.[1]
Transportasi
- Bandar Udara Wamena
- Di Wamena terletak lapangan terbang yang menghubungkan wilayah Jayawijaya dengan Jayapura dan kabupaten pemekaran lainnya seperti Kabupaten Lanny Jaya, Yahukimo, Tolikara dan lainnya. Sebagaimana kebanyakan kota-kota di pegunungan Papua, kota ini berkembang sesuai dengan pola perkembangan sekitar bandara udara. Kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara ini sangatlah indah dan masih asri alamnya. Terutama pada musim penyelenggaraan pesta budaya Papua, yang diselenggarakan di distrik Wosilimo, kota ini dibanjiri oleh para wisatawan baik lokal dan mancanegara.
- Jalur Darat (Trans Papua)
Sebagai pusat ekonomi di daerah Pegunungan Tengah, kini masyarakat Wamena terhubung dengan ruas utama jalan Trans Papua seperti Jayapura-Elelim-Wamena sejauh 590 km, Wamena-Mulia-Ilaga-Enarotali sejauh 466 km, dan juga Wamena-Habema-Kenyam-Mumugu sejauh 295 km[5] yang sedang dalam progres pembangunan. Jalan ini berfungsi untuk mempermudah akses logistik antardaerah sehingga harga bahan pokok bisa lebih murah. Butuh waktu dua hingga tiga hari dari Jayapura menggunakan jalur darat[6].
Referensi
- ^ a b c d "Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka 2020". www.jayawijayakab.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Januari 2021.
- ^ Disambut Meriah di Wamena, Jokowi Tekankan Dialog Bangun Papua Diarsipkan 2018-10-10 di Wayback Machine. - PresidenRI.go.id - 28 Desember 2014
- ^ Peresmian Bandara Wamena Papua[pranala nonaktif permanen] - PresidenRI.go.id - 30 Desember 2015
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Jayawijaya". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Januari 2021.
- ^ "Jalan Trans Papua Hampir Semua Terhubung, Dampak bagi Orang Papua dan Lingkungan?". Mongabay.co.id (dalam bahasa Inggris). 2020-10-05. Diakses tanggal 2021-09-12.
- ^ Okezone (2019-03-14). "Jalan Trans Papua Sepanjang 575 Km Hubungkan Jayapura-Wamena : Okezone Economy". https://economy.okezone.com/. Diakses tanggal 2021-09-12. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan)
Pranala luar
Media tentang Wamena di Wikimedia Commons