Batalyon Infanteri 754

Batalyon ini pertama kali berada di Kabupaten Mimika. Pembentukan Yonif 754 ENK di jajaran Kodam XVII/Cenderawasih berdasarkan Skep Kasad/59/XI/2004 tanggal 29 November 2004. Pendirian Yonif ini ditandai dengan penyerahan Tunggul Yonif 754/ENK oleh Kasad pada 20 Desember 2004 di Mabes TNI AD.

Yonif 754/ENK dibentuk sebagai salah satu upaya meningkatkan pertahanan Negara Matra darat di daerah Papua yang memiliki kondisi geografi yang sangat luas. Yonif ini memiliki Tunggul dan Badge. Apa makna yang tersirat dalam lambang kebanggaan Yonif 754/ENK ini?

Mahkota dan Tiang

a. Burung Garuda akan terbang diartikan kekuatan dan kesanggupan untuk membela Bangsa Negara.

b. Cincin Emas berarti pengikat untuk tetap bersatu.

c. Hiasan runcing sebanyak 8 diartikan mempedomani 8 Wajib TNI

d. Jambul/jengger sebanyak 5 lekukan diartikan sebagai tanggal lahirnya TNI

e. Bulu sayap berjumlah 10 diartikan sebagai bulan kelahiran TNI.

f. Bulu ekor berjumlah 7 helai diartikan setiap prajurit memegang teguh Sapta Marga

Tunggul

a. Gambar Burung Kakatua Raja Hitam merupakan ciri khas daerah, kegagahan dan kekuatan serta jaya dan abadi

b. Busur dan anak panah berpedoman pada garis komando, berfikir, tegas dan adil

c. Untaian rantai melingkar merupakan lambang ikatan yang kokoh prajurit dan rakyat

d. Pita merah dan tulisan warna putih adalah keberanian yang dilandasi keluhuran budi

e. Eme Neme Kangasi berarti satuan yang dilandasi jiwa persatuan dan kesatuan TNI dan rakyat dalam mempertahankan NKRI .

Perkembangan Satuan

Dalam perjalanan sejarah terbentuknya Yonif 754/ENK dislokasi pasukan sebagai berikut: Mayon, Kima, Kipan A dan Kibant berkedudukan di Kuala Kencana, Kipan B bermarkas di SP 3, Kipan C berkedudukan di Mapurujaya, Kipan D berkedudukan di Pomako, dan Kipan E berkedudukan di Kaimana