Marsose Kerajaan Belanda
Marsose Kerajaan Belanda | |
---|---|
Koninklijke Marechaussee | |
Dibentuk | 26 Oktober 1814 |
Negara | Belanda |
Cabang | Angkatan Bersenjata Belanda |
Tipe unit | Gendarmeri |
Jumlah personel | 5.961 pasukan aktif (2019)[1] |
Bagian dari | Kementerian Pertahanan Belanda |
Headquarters | Den Haag |
Moto | Zonder vrees en zonder blaam. Tanpa rasa takut dan tanpa menyalahkan. |
Tokoh | |
Komandan | Letnan Jenderal Hans Leijtens |
Insignia | |
Bendera Marsose Kerajaan |
Marsose Kerajaan Belanda, dalam bahasa Belanda: Koninklijke Marechaussee (KMar) merupakan unit pasukan kepolisian, yang berakar pada masa penjajahan Prancis di Belanda. Berdasarkan dekret Republik Batavia yang didirikan oleh Prancis, pada 4 Februari 1803 dibentuk unit kepolisian yang dinamakan Marechaussee, tetapi tidak langsung dilaksanakan.
Pada 1805 dibentuk satu unit gendarmerie (semacam polisi militer), dan baru pada 26 Oktober 1814, setelah Republik Batavia diganti dengan Kerajaan Belanda, berdasarkan dekret no. 498 yang dikeluarkan oleh Raja Belanda, Willem I, secara definitif dibentuk Koninklijke Maréchaussée.
Kata marsose, atau marechaussee sendiri mempunyai akar yang sangat panjang, yaitu sejak masa pengadilan kuno di Paris, Prancis, tahun 1370 yang dinamakan "Tribunal des Connétables et Maréchaux de France". Connétables dan maréchaux ini kemudian menjadi anggota Gendarmerie, yang merupakan kekuatan kepolisian untuk Prancis, kemudian Belanda dan Belgia.
Marsose berkembang menjadi kekuatan tempur untuk mengamankan wilayah dan jalanan di Kerajaan Belanda. Seain tugas-tugas kepolisian, Marsose juga ditugaskan untuk membantu angkatan perang, terutama di waktu Perang Dunia I, tahun 1914 - 1918.
Sejarah
Corps de Maréchaussée diciptakan oleh Raja Willem I untuk menggantikan Gendarmeri Nasional Prancis pada tanggal 26 Oktober 1814. Kata gendarmerie telah memperoleh konotasi negatif, sehingga Willem menyebut kekuatan baru "marechaussée" (ia lupa aksen akut pertama dalam dokumen). Maréchaussée adalah kata alternatif dalam bahasa Prancis untuk gendarmeri. Dalam konteks sejarah Prancis, "Maréchaussée" telah menjadi nama pasukan di bawah Rezim Ancien, sedangkan istilah "gendarmerie" telah diadopsi oleh Revolusi Prancis - membuat istilah Royalis lebih disukai untuk Raja Belanda.
Saat itu, Marsose adalah bagian dari angkatan darat (landmacht). Marsose bertugas menjaga ketertiban umum, penegakan hukum, dan menjaga jalan-jalan utama. Meski tidak disebutkan secara spesifik, ini termasuk tugas kepolisian bagi tentara. Dengan demikian, Marsose adalah bagian dari polisi nasional (rijkspolitie).
Marsose adalah satu-satunya kepolisian di banyak kota kecil, seperti Venlo, terutama di provinsi selatan Limburg dan Brabant Utara (sebelumnya bernama Generaliteitslanden).
Pada tahun 1908, Ratu Wilhelmina menugaskan Marsose tugas menjaga istana kerajaan, yang sebelumnya dilakukan oleh tukang kebun. Sampai hari ini, menjaga istana disebut "klompendienst".
Setelah Kristallnacht pada November 1938, pemerintah Belanda secara resmi menutup perbatasannya bagi setiap pengungsi Yahudi. Penjaga perbatasan Marsose Belanda mencari mereka dan mengembalikan apapun yang ditemukan ke Jerman, meskipun kengerian Kristallnacht sudah terkenal.[2] Pada tahun 1939 Nicholas Winton berhasil dengan Kindertransport-nya, berkat jaminan yang diperolehnya dari Inggris. Setelah kereta pertama, proses penyeberangan Belanda berjalan lancar.[3]
Pada tanggal 5 Juli 1940, pemerintah pendudukan Jerman menggabungkan Marsose dengan rijksveldwacht dan gemeenteveldwacht. Artinya Marsose kehilangan status militernya dan predikat kerajaannya. Perubahan ini tidak berlaku untuk Marsose di luar wilayah pendudukan Belanda. Sekitar 200 pasukan menjaga keluarga kerajaan dan pemerintah Belanda di pengasingan, dan memberikan layanan polisi militer kepada Brigade Putri Irene, sebuah brigade yang dibentuk di Britania Raya yang terdiri dari orang Belanda.
Setelah Perang Dunia II, Marsose dipecah menjadi Korps Rijkspolitie (Korps Polisi Nasional) (sebagai pengganti rijksveldwacht dan gemeenteveldwacht) dan Royal Marechaussee, yang mendapatkan kembali status militernya. Tugas utama Marsose sejak saat itu adalah perlindungan perbatasan, polisi militer, dan tugas jaga.
Pada tanggal 3 Juli 1956, Putri Beatrix menjadi patron Marsose Kerajaan Belanda.
Pada tahun 1994, pasukan polisi nasional dan kota digabung menjadi 25 pasukan polisi daerah dan Korps landelijke politiediensten (Badan Layanan Kepolisian Nasional). Polisi Nasional mengalihkan tugas polisi bandara dan keamanannya (terutama Schiphol) ke Marsose.
Pada tahun 1998, Marsose menjadi layanan yang terpisah dalam angkatan bersenjata.
Pada tahun 2014, sebuah tim yang terdiri dari 40 Gendarmes Kerajaan Belanda pergi ke Ukraina timur untuk membantu penyelidikan penembakan jatuh pesawat Malaysia MH17. Mereka memberikan keamanan bagi tim internasional dan bantuan dalam mengumpulkan bukti dari lokasi kecelakaan.[4]
Persenjataan
- Colt Canada C8NLD
- Glock 17
- Heckler & Koch HK416
- Heckler & Koch MP5
- FN MAG (hanya di kendaraan lapis baja AIFV)
Galeri
-
Mobil patroli Marsose Volkswagen Amarok
-
Pasukan Marsose dan mobil patroli Toyota Land Cruiser berjaga di Bandara Schiphol
-
Pasukan Marsose berjaga di depan Tweede Kamer
-
Pemotor Marsose dalam pengendalian perbatasan
-
Kapal patroli Marsose
-
Pasukan patroli Marsose di laut
Lihat pula
- Angkatan Bersenjata Belanda
- Angkatan Darat Kerajaan Belanda
- Angkatan Laut Kerajaan Belanda
- Angkatan Udara Kerajaan Belanda
Referensi
- ^ [1]
- ^ de Jong, Dr. L, "part 1", Het Koninkrijk der Nederlanden in de Tweede Wereldoorlog [A Chronicle of the Netherlands in the World War] (in Dutch)
- ^ Anorak (2013-11-23). "Sir Nicholas Winton: How One Man Saved So Many Lives". Flashbak (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-10-05.
- ^ "Dutch military police in east Ukraine". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-10-05.