Lompat ke isi

Pendawa, Lebaksiu, Tegal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Oktober 2021 19.42 oleh Winarno87 (bicara | kontrib) (menambahkah nama nama pemimpin lengkap)
Pendawa
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenTegal
KecamatanLebaksiu
Kode pos
52461
Kode Kemendagri33.28.06.2010 Edit nilai pada Wikidata
Pemandangan Alam
Pendawa dilihat dari sudud desa RW 01 RT04

Pendawa merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah, Indonesia

Sejarah

Dalam Catatan Urutan Kepala desa dan sejarah desa Pendawa, Wangsa prana/Wangsa Truna Adalah seorang pemimpin desa Pendawa yang di sebut Bekel,Beliau adalah Putra Dari Raden Wirasari,Salah satu Pasukan Kesultanan Mataram Pada masa Kepemimpinan Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Susuhunan Hamangkurat Agung. Raden Wirasari adalah salah satu prajurit yang ikut serta mengamankan perjalanan Rajanya dari Kraton Plered Menujut Tegal bersama Kakaknya,Setelah Seorang Raja Wafat,Kekuasaan diberikan kepada putra Mahkota,Berbeda cerita dengan Kakak dari Raden Wirasari,Kakanya diberi Kepercayaan memimpin daerah yg dekat dengan Seorang Raja,Raden Wirasari memilih menyingkir untuk hidup tenang dan di beri kekuasan wilayah Selatan dan menetap di desa Pendawa lalu mempunyai anak bernama Wangsa Prana.Didalam catatan The Kartasura Dynasty GENEALO,menyebutkan Wangsa prana/Wangsa Truna adalah Ayah dari Raden Ayu Gedhong,Istri Kelima dari Sampeyan Dalam Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II,Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid Ud-Din Panatagama.

 

Masa Kolonial

desa pendawa tahun 1868
Pemandangan gunung slamet dari sudut desa pendawa

Pada Arsip masa Pemerintahan Hindia Belanda Tahun 1887 (Sumber Maps Underconstruction),Pendawa Adalah wilayah yang dikelilingi empat Pedukuhan besar,Dukuhwringin,Dukuhsalam,Dukuhlo,dan Dukuh Babakan, (Universitaire Bibliotheken Leiden Published 1887),Pada era sebelumnya tercatat,Dalam salah satu arsip laporan Pabrik Gula Dukuhwringin Tahun 1857,Pendawa adalah wilayah yang memepunyai lahan cukup luas untuk salah satu sumber pertanian tebu mengikuti wilayah distrik Slawi.Dan pada arsip disebutkan bahwa Pendawa mempunyai Bekel Bernama Wangsa prana/Wangsa Truna,arsip tersebut menjelaskan tentang laporan perkebunan tebu untuk SF. Doekoehwringin) yang diketahui oleh pemimpin setempat. (Sumber Delpher)

Dalam Catatan Urutan Kepala desa dan sejarah desa Pendawa, Wangsa Prana/Wangsa Truna Adalah seorang pemimpin desa Pendawa yang di sebut Bekel,Beliau adalah Putra Dari Raden Wirasari,Salah satu Pasukan Kesultanan Mataram Pada masa Kepemimpinan Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Susuhunan Hamangkurat Agung.

Pada Masa Kolonial Tahun 1927,Pendawa pernah menjadi salah satu desa otonomi yang berada di Tegal Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, dari 4 (empat) Desa otonomi Tegal.

Penyelidikan otonomi dilakukan dengan berkonsultasi dengan pemerintah daerah dengan Pejabat administrasi diadakan di empat desa berikut yang berbeda jenis, yang bisa dianggap memberi gambaran lebih atau kurang mengembangkan masyarakat desa di kabupaten ini.

Pilihan desa untuu penelitian desa otono.mi

penelitian otonomi.


I. "Slawikoelon", BAGIAN dari ibu kota kadipaten Slawi,pusat populasi penting dengan pasar regional, dalam waktu dekat,dekat dengan Pabrik Gula Kemanglen dan Doekoehwringin.

Desa ini, pada tahun 1917 dengan lingkungan desa Slawi wetan dan Pakembaran bersatu, memiliki kemerdekaan lamanya sendiri pada tahun 1927 dengan membelahnya pulih. Ini menghitung 3367 jiwa dimemiliki 66 sawahs komunal yang dibangun bagian permanen dan pengguna tetap, perbesar 60 membangun taman dan pekarangan

dalam kepemilikan individu secara turun-temurun. Ada sekolah desa, yang juga miliknya ke dua desa tetangga yang disebutkan di atas.

 

ll. "Tegalsari", desa kota (sebagian nelayan, sebagian desa pertanian) di ibu kota Tegal (dalam kabupaten tersebut

djaran, Pasengkongan, Todan, Bong dan Keteraberan. desa ini berada di '

1917 dengan desas Pendjalan, Mangoendipoeran, Kratonlor dan Asemtiga disatukan menjadi satu desa kota besar, yaitu Redjosari, tetapi pada tahun 1926 dipulihkan dengan membelah kemerdekaan sebelumnya. Ini memiliki 4.545 jiwa dan memiliki 75 pembangunan sawah komunal dengan saham tetap dan penggunaan permanen

ceri selain 51 gedung taman dan pekarangan. Sawah disewa oleh Pabrik Gula Pagongan. Kecuali lembaga kredit desa (loembung dan desa bank) ada sekolah desa lain.

 

lll. "Kedjambon", sebagian kota desa dalam batas-batas wilayah komune dan sebagian lagi dusun (desa lama) Karangdowo-wètan menyangkut pertanian desa,Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawa wètan.menyangku t pertanian desa, memiliki nomor 2642 jiwa dan yang dimilikinya,dari 39 konstruksi sawah dalam kepemilikan komunal dengan saham tetap sebagai tambahan 44 membangun kebun dan pekarangan. Sawah disewa oleh gula Perusahaan Pagongan. Ada sekolah desa, yang juga merupakan bagian dari lingkungan desa milik sendiri. Setelah bersekutu dengan desa Karangdawawetan pada tahun 1917,Slerok Langon dan Kemeduran ke kota besar desa Ka-moeljan, Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawawètan.

IV. "Pendawa", sebuah desa pertanian di kabupaten Slawi dekat sarang jalan bagus dari Tegal kPa Banjoemas, sebanyak 2.395 jiwa, dan memil iki 128 jiwa sawahs konstruksi milik bersama dengan bagian tetap dan 63 kebun konstruksibdan mewarisi. desa ini terdiri dari dusun (desas tua) Pendawa' dan Saimbang. Dia menjalankan pasar dan memiliki sekolah desa, bunga desa dan desa bank.Dalam penyelidikan itu juga ada anggota dewan dan beberapa anggota Rukun Tetangga hadir,sehingga informasi yang didapat bisa.

Nama-Nama Pemimpin

No Kepala Desa Masa Jabatan Keterangan
1 Raden Wirasari 1676 - 1721 Prajurit Kesultanan mataram.
2 Raden Wangsa prana/Wangsa Truna. 1731 - 1859 Bekel
Masa Pemerintahan Indonesia 3 Sujrat/Ranyu 1859 - 1950 Bekel
4 Bajuri 1950 - 1956 Bekel.
5 Saryat 1956 - 1962 Bekel
6 Siryad 1963 - 1974 Bekel
7 Suwardjo 1975 - 1989 Lurah.
8 Sartono 1999 - 2007 Lurah.
9 Suwarmo 1956 - 1962 Lurah
10 Sartono 2097 - 2011 Lurah
11 Darto 12012 - 2018 Lurah
12 Suwito 2019 - 2025 Lurah