Lompat ke isi

Partai Ummat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 Oktober 2021 19.56 oleh HZ.PUTRA (bicara | kontrib)
Partai Ummat
Ketua umumDr. Ing. H. Ridho Rahmadi, S.Kom., M.Sc.
Sekretaris JenderalH. Ahmad Muhajir Sodruddin, S.H., M.H
PendiriProf . Dr. H. M. Amien Rais, M.A.
DibentukPendirian: 24 April 2021; 3 tahun lalu (2021-04-24) (12 Muharram 1442 H, Deklarasi: Pendirian: 29 April 2021; 3 tahun lalu (2021-04-29) (17 Muharram 1442 H)
Kantor pusatJl. Tebet Timur Dalam Raya No.63, RT.11/RW.7, Tebet Tim., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12820
IdeologiIslamisme[1][2]
Posisi politikSayap-kanan
Kursi di DPR
0 / 575
Situs web
partaiummat.id

PARTAI UMMAT adalah organisai politik di Indonesia yang didirikan oleh Prof. Dr. H. M. Amien Rais, M.A. beserta pengikut dan pendukung lainnya. Amien Rais ini merupakan salah satu tokoh pendiri utama dari Partai Amanat Nasional. Partai Ummat ini didirikan pada tanggal 24 April 2021 (12 Ramadhan 1442 H), dan dideklarasikan pada tanggal 29 April 2021 (17 Ramadhan 1443 H). Partai Islam itu Partai Ummat, yang akan menjadi pilihan bagi ummat bangsa Indonesia dalam menyalurkan aspirasi politiknya, berjuang bersama rakyat untuk bangsa dan negara Indonesia. Partai Ummat ini berasaskan Islam Rahmatan Lil’Alamin dan merupakan partai kader yang bersifat terbuka dan mandiri berdasarkan nilai-nilai Al-Quran dan As-Sunnah, yang konsisten untuk menjalankan nilai–nilai dalam menegakkan keadilan, dan memberantas kezaliman.

Visi

Terwujudnya Indonesia sebagai negeri Baldatun Tayyibatun Wa Rabbun Ghafur dengan menegakkan nilai-nilai Ilahiah, Ukhuwah (Persaudaraan Ummat), Hurriyah (Kebebasan), Musawah (Kesamaan), dan ‘Adaalah (Keadilan) dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Misi

  • Mempertahankan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia diatas prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • Mewujudkan kehidupan kebangsaan yang dirahmati Allah, yang memegang teguh nilai-nilai Ilahiah dengan tetap menjaga nilai luhur  budaya bangsa serta mengembangkan  semangat perdamaian, toleransi, saling menghormati, dan bekerja sama.
  • Mewujudkan kekuasaan pemerintahan yang adil, amanah, dan bertanggung jawab secara konstitusional melalui pemilihan umum yang jujur, adil , langsung, umum, bebas, dan rahasia.
  • Mewujudkan pemerintahan yang Amanah, kuat dan berwibawa, bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta menegakkan transparasi, akuntabilitas, maslahat umum, dan sistem meritokrasi.
  • Mewujudkan sistem ekonomi Indonesia yang makmur, dan berkeadilan berdasarkan Pancasila sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia 1945.
  • Mewujudkan kedaulatan pangan, energi dan air.
  • Menegakkan hukum yang adil tanpa diskriminasi melalui apparat dan institusi hukum yang bersih, mandiri, dan professional.
  • Mewujudkan kebebasan pers yang bertanggungjawab yang dilandasi oleh hukum dan etika moral, sehingga masyarakat memperoleh informasi yang benar, objektif, transparan, dan bertanggungjawab.
  • Mewujudkan kualitas pendidikan yang holistik, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia, khususnya generasi muda milenial yang memiliki kesadaran Ilahiah, berakhlak mulia, professional, dan memiliki jiwa nasionalisme Indonesia.
  • Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan perempuan melalui perlindungan, pemberdayaan, dan optimalisasi perannya untuk kemaslahatan ummat.
  • Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan dan jaminan atas hak-hak tenaga kerja, petani, dan nelayan.
  • Menciptakan tatanan kehidupan sosial yang saling menghormati serta mengembangkan daya cipta, rasa, dan karsa yang unggul serta mengedepankan kearifan lokal sebagai kekayaan budaya nasional.
  • Meningkatkan perlindungan dan jaminan atas pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja bagi seluruh rakyat.

Motto/Slogan

LAWAN KEZALIMAN, TEGAKKAN KEADILAN / AN-NAHYU ‘ANIL DZULMI, AL-AMRU BIL-’ADLI

Tujuan

  • Mewujudkan cita-cita nasional.
  • Menjaga, memelihara, dan menjadi pemersatu bangsa.
  • Menjadi alat perjuangan dalam mencegah kezaliman, dan menegakkan keadilan serta kedaulatan rakyat.
  • Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila.
  • Merumuskan dan memperjuangkan kemaslahatan dan aspirasi rakyat menjadi kebijakan negara.
  • Melakukan pendidikan politik kepada rakyat akan kesadaran akan hak dan kewajibannya
  • Membangun komunikasi politik berlandaskan akhlak, etika politik, sehingga memperluas partisipasi politik warga negara.

Fungsi

  • Sarana pendidikan politik dengan membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan  bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan partisipasi politik anggota dan simpatisan dalam kegiatan politik dan pemerintahan.
  • Sarana komunikasi politik dengam menghimpun aspirasi, artikulasi, dan agregasi kepentingan ummat dalam  penyelenggaraan negara.
  • Sarana sosialisasi politik dan alat perjuangan dakwah sesuai visi, misi, dan tujuan partai.

Secara visual, logo Partai Ummat terdiri dari bentuk berupa perisai tauhid yang disertai dengan garis besar lengkungan bagian bawah kedua sisi yang menyatu dengan warna emas, dengan bintang emas di tengah, dan bentuk berupa nama “Partai Ummat" di bawah logo tersebut.


Lambang Partai Ummat diadopsi dari salah satu simbol dasar lambang pilar ideologi negara Indonesia yaitu simbol perisai bintang tunggal dengan warna keemasan yang terletak di perisai tengah dada Garuda Pancasila, simbol dari Sila Pertama PANCASILA “Ketuhanan Yang Maha Esa” atau “Tauhid” dimaknai sebagai perlindungan holistik yang menjamin ketersambungan kehidupan manusia dan sang Khaliq, sekaligus menjaga tegaknya mizan kehidupan manusia dalam suasana penuh keadilan, dan jauh dari kezaliman sesama.


Bentuk PERISAI TAUHID merupakan simbol sebagai pancaran autentik dari kalimah “syahadah”, kalimah “thayyibah”, serta kalimah pembebasan. Bentuk ini juga memberi arti tameng dalam budaya dan peradaban nusantara yang berfungsi sebagai alat pertahanan, perlindungan, perjuangan diri dari senjata tajam yang mengantam baik dari serangan tombak, anak panah ataupun pedang untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam etika kebaikan melawan kezaliman dan menegakkan keadilan melawan dalam kebersamaan, kekeluargaan, kolektifitas, tolong-menolong dan bahu-membahu.


Warna HITAM memiliki arti filosofi yaitu mengambarkan warna alam sebagai berkah dari Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan sumber segalanya di muka bumi ini, dan juga memberi arti ketegasan, keteguhan, dan ketabahan dalam melaksanakan tugas dan amanah.


Bentuk BINTANG memberi arti sebuah cahaya  (untuk cahaya langit, cahaya bumi, dan cahaya kerohanian) yang dipancarkan dan dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) kepada umat manusia dan juga menerangi dasar negara yang lima sesuai yang tertera dalam UUD 1945 alienia keempat. Bintang dalam arti pentagram memiliki lima sudut yang bisa ditarik garis dari satu titik ke satu titik lainnya lain membentuk bintang, dan bentuk empat sudut didalamnya yang tersusun searah jarum jam sehingga membentuk bintang, dalam Islam memiliki arti rukun Islam dan waktu shalat fardhu, sehingga bintang arti mencerminkan jati diri yang religius.


Dalam bentuk empat sudut masing-masing itu terbagi dua bagian menjadi bentuk tiga sudut yang memberi arti dalam Islam adalah tiga bacaan dalam sujud (“Subhaana Robbiyal A’laa” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, “Subhanna Robbiyal A’laa Wa Bihamdih” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya, “Subhaanakallahuma Robbanaa Wa Bihamdika Allahummaghfir Lii” Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu Ya Allah, berilah ampunan untukku).


Dalam bentuk empat sudut masing-masing itu terbagi dua bagian menjadi bentuk tiga sudut yang memberi arti dalam Islam adalah tiga bacaan dalam sujud (“Subhaana Robbiyal A’laa” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, “Subhanna Robbiyal A’laa Wa Bihamdih” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya, “Subhaanakallahuma Robbanaa Wa Bihamdika Allahummaghfir Lii” Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu Ya Allah, berilah ampunan untukku).


Dalam bentuk empat sudut masing-masing itu terbagi dua bagian menjadi bentuk tiga sudut yang memberi arti dalam Islam adalah tiga bacaan dalam sujud (“Subhaana Robbiyal A’laa” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, “Subhanna Robbiyal A’laa Wa Bihamdih” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya, “Subhaanakallahuma Robbanaa Wa Bihamdika Allahummaghfir Lii” Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu Ya Allah, berilah ampunan untukku).


Warna EMAS pada garis tebal sekeliing bentuk perisai, dan warna KUNING dan EMAS pada bentuk bintang memiliki arti filosofi yaitu keagungan, kemuliaan, kemenangan, kejayaan, keluhuran, kesejahteraan, kemakmuran, dan juga keberhasilan dalam masa depan banga dan negara Indonesia yang madani.

Filosofi Kata "UMMAT"

Secara harfiah, kata “UMMAT” adalah sebuah kata dan frasa dari Bahasa Arab “Ummah” (أمة) yang berarti “Masyarakat (Bangsa) Manusia”, terambil dari kata “Amma-Yaummu” yang berarti menuju, menumpu, dan meneladani. Dari akar kata ini terbentuk pula kata “um” yang berarti “ibu” dan “imam” yang berarti “pemimpin”.


Kata “UMMAT”’ didalam Al-Quran seluruhnya mengandung arti yang positif, bahkan ideal. Berdasarkan studi yang cermat dan komprehensif bahwa didalam Al-Quran, kata “Ummat” dalam bentuk tunggal disebut berulang-ulang  sebanyak 52 kali. Kata “UMMAT” mengandung semilan arti: Kelompok, Agama (Tauhid), Waktu yang Panjang, Kaum, Pemimpin, Generasi Lalu, Umat Islam, dan Manusia Seluruhnya. Kata “UMMAT” juga terdapat ikatan persamaan yang menyatukan makhluk hidup manusia, atau binatang/hewan, suku, bangsa, ideologi, dan agama.


Makna kata “UMMAT” mengandung arti gerak dinamis, arah, waktu, jalan yang jelas, serta gaya dan cara hidup. Untuk menuju suatu arah harus jelas jalannya, serta harus bergerak maju dengan gaya dan cara tertentu, dan pada saat yang sama membutuhkan waktu untuk mencapainya.


Keistimewaan kata “Ummat” dalam konteks sosiologis, adalah sebagai himpunan manusiawi yang seluruh anggotannya  bersama-sama menuju satu arah, bahu membahu, dan bergerak secara dinamis dibawah kepemimpinan Bersama.


Kata “UMMAT” dihubungkan juga dengan kata “wasathan” (moderat), berdasarkan Al-Quran, Surat Al-Baqarah 2:143 yang berbunyi “Demikianlah  itu kami menjadikan kamu ummatan wasathan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia, dan agar Rasul (Muhammad SAW) menjadi saksi  atas perbuatan kamu.”

Yang menghadapi dua pihak  berseteru  dituntut  untuk  menjadi “wasath”  (wasit) dan  berada  pada  posisi tengah agar berlaku adil. Dari sini, lahirlah makna ketiga “wasath”, yaitu adil. “Ummatan wasatha” adalah umat moderat, yang posisinya berada  ditengah, agar  dilihat  oleh  semua  pihak, dan  dari segenap penjuru.

Kata Ummat terkadang tidak terpikat oleh jumlah, seperti posisi seorang nabi yang sendirian namun menghimpun banyak sifat terpuji yang tidak bisa disandang oleh sekian banyak orang.  (Q.S Al-Nahl 16:120)


Pengertian Kata “UMMAT”:

  • Golongan atau Sekelompok Orang atau Sekumpulan Manusia (QS. An-Nahl 16: 36)
  • Imam atau Pemimpin  (QS. An-Nahl 16: 120)
  • Millah (Agama) atau Syariat atau Penganut/Pemeluk agama (QS. Al-Baqarah:213, QS. Az-Zukhruf 43: 22, QS. Az-Zukhruf 43: 23, QS. Al-Anbiya’ 21: 92, Tafsir Jalalain, hal. 430)
  • Waktu atau Masa atau Generasi (QS. Yusuf 12: 45)

Sekilas Tentang Amien Rais

Sosok Amien Rais dikenal tegas dan lurus serta kritis terhadap penguasa dzalim yang tidak berpihak pada rakyat, apalagi kepada penguasa yang tidak adil. Jaringan politik dan relasinya berbasis Muhammadiyah pada khususnya, dan Ormas Islam pada umumnya yang kini mau tidak mau tak lagi bisa diakali oleh parpol lama yang meskipun awalnya berdekatan dengan Ummat Islam, tapi akhirnya masuk angin dengan cara mendukung penguasa yang diduga keras sering meminggirkan peran Ummat Islam dari kancah politik.

Amien Rais memiliki riwayat panjang terkait perbedaan pendapatnya dengan Zulkifli Hasan (Zulhas), Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).[3] Mulfachri Harahap yang didukungnya sebagai calon ketua umum pada Kongres V PAN yang digelar di Kota Kendari pada bulan Februari 2020, dikalahkan oleh Zulhas.[4] Setelah terjadinya kericuhan dalam kongres, Amien menyebut perhelatan tersebut sebagai "kongres para teroris" dan menilai bahwa kongres tersebut memiliki banyak kejanggalan, khususnya dari kubu Zulhas.[5] Para loyalis dari kubu Amien kemudian mendesaknya untuk mendirikan partai baru dengan nama PAN Reformasi.[6][7] Loyalis Amien mengaku sudah mendapatkan dukungan dari 6 DPW dan 183 DPD atas gagasan pendirian partai baru tersebut.[8] Pada bulan Juli 2020, Amien mengklaim bahwa dirinya telah diberhentikan sebagai kader oleh PAN karena tidak bersedia mendukung pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, meski pernyataan tersebut dibantah oleh Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi.[9][10]

Majelis Syuro

No. Potret Ketua Awal Jabatan Akhir Jabatan Periode Ket
1
Berkas:AMIEN RAIS.png
Prof. Dr. H. M. Amien Rais, M.A. 29 April 2021 Petahana 1

Wakil Ketua I: Dr. H. Malam Sambat S.E., M.Si

Wakil Ketua II: Habib Thalib Sagaf Aldjufri, S.Kom

Sekretaris: Ir. H. Ansfuri Idrus Sambo

Anggota: 25 Orang

Dewan Pengurus Pusat

No. Potret Ketua Umum Awal Jabatan Akhir Jabatan Periode Ket
1
Berkas:RIDHO RAHMADI.png
Dr. Ing. H. Ridho Rahmadi, S.Kom., M.Sc. 29 April 2021 Petahana 1

Sekretaris Jenderal: H. Ahmad Muhajir Sodruddin, S.H., M.H.

Bendahara Umum: H. Benny Suharto, S.H., M.H.

Wakil Ketua Umum : Ir. H. Chandra Tirta Wijaya

Anggota: 99 Orang

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Sulaiman, Yohanes (Desember 2020). "Rizieq Is the Symptom of a Far Deeper Disease". Global Asia. Diakses tanggal 14 April 2021. In recent months, two new Islamist parties have emerged: Partai Ummat, led by venerable politician Amien Rais, a staunch Widodo opponent, and Partai Masyumi Reborn, led by Cholil Ridwan, who was also a major figure in the 212 Movement. 
  2. ^ Suryana, A'an; Taufek, Nor Syafiqah Mohd (19 November 2020). "A firebrand cleric's return boosts Islamist politics". Lowy Institute. Diakses tanggal 14 April 2021. Veteran Islamist politician Amien Rais left the centrist National Mandate Party (PAN), which he founded in 1998, to establish a new Islamist party called Partai Ummat (Islam Community Party). 
  3. ^ Nathaniel, Felix (25 Mei 2020). "Kisruh PAN dan Jalan Politik Terakhir Amien Rais". Tirto. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  4. ^ "Mufachri Kalah, Tanda Lunturnya Pengaruh Amien Rais di PAN?". Detik. 11 Februari 2020. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  5. ^ Zhacky, Mochamad (26 Februari 2020). "Amien Rais: Kongres PAN di Kendari Seperti Kongres Para Teroris". Detik. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  6. ^ Zhacky, Mochamad (11 Maret 2020). "Panas! Loyalis Amien Rais Mulai Gaungkan 'PAN Reformasi'". Detik. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  7. ^ "PAN Kubu Amien Rais Disebut Rancang Partai Baru". CNN Indonesia. 27 Maret 2020. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  8. ^ "Pecah Kongsi Petinggi Partai Matahari, Akar Rumput Ikut Siapa?". Detik. 13 Maret 2020. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  9. ^ "Amien Rais Klaim Dipecat dari PAN karena Tolak Gabung Jokowi". CNN Indonesia. 23 Juli 2020. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  10. ^ Ghaliya, Ghina (15 Mei 2020). "Amien Rais prepares new party amid PAN internal rift". The Jakarta Post. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.