Lompat ke isi

Surau Bulian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

1°24′47″S 101°21′31″E / 1.413099°S 101.358632°E / -1.413099; 101.358632 Surau Bulian terletak di Nagari Bidar Alam, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat. Surau ini merupakan bekas stasiun radio PHB Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan nama panggilan UDO yang menjadi penghubung Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan dunia internasional. Stasiun radio ini merupakan satu-satunya alat perhubungan radio yang secara terus-menerus mengikuti rombongan PDRI yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara selama perjalanan gerilya di Sumatra Barat.[1]

Meskipun berperan penting menyiarkan perjuangan bangsa Indonesia ke mancanegara, keberadaan stasiun radio PHB AURI UDO justru terabaikan dan tidak diketahui keberadaannya. Menurut keteranan Umar Said Noor, stasiun radio ini dibawa ke Pulau Jawa dan dipreteli untuk dijadikan suku cadang radio lain.[2]

Sejarah

Dari 7 Januari 1949 sampai 25 April 1949, Nagari Bidar Alam menjadi basis kedudukan PDRI. Di sini, Ketua PDRI Syafruddin Prawiranegara menjalankan roda pemerintahannya. Bersamanya, ikut rombongan yang membawa stasiun radio dari Bukittinggi untuk ditempatkan dan dioperasikan di Surau Bulian. Alat pemancar yang digunakan adalah tipe MK III 19 Set Helicraft Wireless berukuran 30 x 60 cm dan tingginya 20 cm. Tenaga penggerak listriknya diperoleh dari dua baterai accu masing-masing berkekuatan 12 volt yang dapat diisi dengan sebuah handy generator. Stasiun radio tersebut selalu menjadi tumpuan bagi PDRI.

Sewaktu menjadi stasiun radio, Surau Bulian ditempati oleh kira-kira 15 orang petugas sender radio. Dekat surau ini tumbuh sebatang beringin yang cukup tinggi dan rindang yang dimanfaatkan oleh petugas sender radio untuk menggantungkan kabel-kabel .

Awak stasiun radio di Surau Bulian yakni Dick Tamimi selaku penanggung jawab, Kusnadi, dan Oedoyo. Nama panggilan stasiun radio ini, UDO merujuk pada singkatan Oedojo.[2] Mengingat frekuensi pemberitaan di Bidar Alam sebagai pusat pemerintahan PDRI sangat dibutuhkan tenaga-tenaga yang ahli khususnya di bidang sandi, maka KSAU Opsir Udara I H. Soejono dan Opsir Udara II Iskandar menunjuk dua orang tenaga tambahan dari Pangkalan Udara Jambi yaitu OMU. Umar Said Noor (perwira sandi)[3] dan Zainal Abidin (telegrafis).  Mereka tiba di Bidar Alam awal bulan Maret 1949 dengan membawa satu dirigen pelumas/oli untuk generator PHB.[4]

Signifikansi

Untuk menjaga rahasia, maka stasiun radio ini lebih sering beroperasi pada malam hari, yang dimulai pada pukul 21.00 WIB sampai dengan pukul 04.00 WIB. Berkat perjuangan mereka inilah komunikasi dengan Panglima Besar Soedirman, Kolonel A.H Nasution dan Kolonel T.B. Simatupang di Jawa dapat terselenggara, sehingga perkembangan situasi perjuangan yang ada di Pulau Jawa dapat diketahui dengan cepat.

Melalui pemancar radio ini pula, Sjafruddin Prawiranegara selaku Ketua PDRI mengeluarkan pengumuman penting, antara lain pengiriman ucapan selamat dari PDRI kepada Jawaharlal Nehru atas pelantikannya sebagai Perdana Menteri India.

Kondisi saat ini

Surau Bulian saat ini digunakan sebagai tempat Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA/TPQ). Bangunannya terdiri dari dua tingkat dengan denah dasar berukuran 4 x 5 meter. Atapnya berupa seng.

Rujukan