Kelok 9
Kelok 9 (Jalan dan jembatan) | |
---|---|
Informasi rute | |
Panjang: | 2.7 km (1,7 mi) |
Persimpangan besar | |
Ujung selatan: | Sumatra Barat |
Jalan lama sepanjang 300 meter, 4 jembatan sepanjang 959 meter, dan jalan penunjang sepanjang 1.537 meter[1] | |
Ujung utara: | Riau |
Letak | |
Kota besar: | Payakumbuh |
Sistem jalan bebas hambatan | |
AH 25 | |
Kelok 9 atau Kelok Sembilan adalah ruas jalan berkelok yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh, Sumatra Barat menuju Provinsi Riau. Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong ulu air, Nagari harau/kenagarian persiapan ulu air, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatra dan Pantai Timur Sumatra. Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.[2]
Di sekitar Jalan Kelok 9 saat ini telah dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter. Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013[3] meskipun telah beberapa kali dibuka untuk menunjang arus mudik lebaran dan penyelenggaraan Tour de Singkarak dua tahun sebelumnya.[4][5]
Sejarah
Jalan Kelok 9 dibangun semasa pemerintahan Hindia Belanda antara tahun 1908–1914.[6][7] Jalan ini meliuk melintasi Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatra. Jika direntang lurus panjang Kelok Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi sekitar 80 meter.[2] Jalan ini awalnya dibangun untuk memperlancar transportasi dari Pelabuhan Emma Haven (Teluk Bayur) ke wilayah timur.[8]
Berdasarkan catatan Kementerian PU, dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari 10 ribu unit kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat 2 sampai 3 kali lipat.[9] Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti karena terkendala medan. Seiring peningkatan volume kendaraan yang melintas, kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan. Lebar jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam kerap menyulitkan kendaraan bermuatan besar melintas karena tidak kuat menanjak.[6]
Pada tahun 2000, lalu lintas kendaran antara Sumatra Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun.[2] Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan. Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, bisa memakan waktu 5 sampai 6 jam.[2] Mengatasi persoalan ini, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatra Barat Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun jembatan layang. Pembangunan jalan layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003.[10]
Jembatan layang
Pembangunan jembatan layang Kelok 9 mulai dilakukan pada 2003. Pengerjaannya ditangani dalam dua tahapan pembangunan. Panjang keseluruhan jembatan dan jalan yang dibangun adalah 2.537 meter, terdiri dari enam jembatan dengan panjang 959 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter.[11][1]
Jembatan layang Kelok 9 terdiri dari enam jembatan dan memiliki ruas jalan selebar 12,5 meter. Bentang jembatan pertama memiliki panjang 20 meter, bentang kedua 230 meter, dan bentang ketiga 65 meter.
Bentang keempat memiliki panjang 462 meter. Bentang jembatan keempat merupakan jembatan jenis pelengkung beton dengan fondasi bore pile sedalam 20 meter untuk menahan berat jembatan dan gaya horizontal gempa. Bentang jembatan kelima memiliki panjang 31 meter dan bentang keenam 156 meter.[12][13]
Galeri
-
Panorama dari atas jembatan layang kelok 9
-
Jembatan layang kelok 9 di Payakumbuh
-
Taman Kelok 9 dilihat dari atas
-
Dilihat dari depan langsung jembatan layang melalui jalan lintasan Padang-Pekanbaru
-
Dilihat dari pojok bawah langsung jembatan layang kelok 9
Lihat pula
- Kelok 44, jalan lainnya yang dibuat berkelok-kelok dengan 44 tikungan
Rujukan
- ^ a b "Jembatan Kelok Sembilan Selesai 2013" Diarsipkan 2017-06-28 di Wayback Machine.. 19 Oktober 2011. Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia.
- ^ a b c d Abidin, Masoed (editor). Ensiklopedi Minangkabau (2005). Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. ISBN 979-3797-23-1. hlm. 229
- ^ www.metrotvnews.com "Presiden Resmikan Jembatan Kelok 9 Hari Ini" Diarsipkan 2013-11-03 di Wayback Machine..
- ^ "Jembatan Kelok 9 Ditargetkan Siap untuk Arus Mudik". 11 Juli 2013. ANTARA.
- ^ "Kelok 9 dan Sitinjau Dua Arah". 20 Juli 2013. Padang Ekspres.
- ^ a b Kelok 9 Diarsipkan 2013-03-17 di Wayback Machine. di situs resmi Kabupaten Lima Puluh Kota.
- ^ "Fenomena Alam Eksotik Kelok 9 Sumatra Barat" Diarsipkan 2013-02-22 di Wayback Machine.. 7 Desember 2012. Minangkabaunews.com.
- ^ Vani, Ciara Yuthe (2020) Dima Urang Rami, Disitu Kami Manggaleh”: Adaptasi, Negosiasi dan Kehadiran PKL di Jembatan Kelok Sembilan Sumatera Barat. Universitas Brawijaya.
- ^ "Kemenpu Pastikan Jembatan Kelok 9 Siap Digunakan H-7" Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.. 24 Juli 2013.
- ^ Hediyanto W. Husaini. "Jembatan Kelok 9 Green Infrastructure Karya Bangsa Indonesia" Diarsipkan 2019-05-17 di Wayback Machine.. 9 Mei 2012.
- ^ "Ini Jalur Baru Mudik Lebaran di Sumatra" Diarsipkan 2014-04-10 di Wayback Machine.. 23 Juli 2013. VIVA.co.id.
- ^ "Jembatan Kelok Sembilan Diharapkan Beroperasi Pertengahan 2013". 1 Maret 2013. VIVA.co.id.
- ^ "Jembatan Kelok 9 Siap Digunakan Lebaran Tahun Ini". 2 Juni 2013. VIVA.co.id.