Lompat ke isi

Vertisol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Oktober 2021 04.48 oleh Taufiqzulman12 (bicara | kontrib) (menambahkan sub judul dan informasi tambahan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Penampang Profil Tanah Vertisol

Vertisol (berasal dari kata verto yang berarti terbalik) adalah ordo tanah yang horizon atas masuk kedalam horizon bawah sehingga horizon atas (epipedon) didominasi oleh horizon bawah. Ordo tanah vertisol yang dicirikan dengan kandungan liat tipe 2;1 (smektit/montmorillonit) lebih dari 30% dan terdapat retakan-retakan, gilgai atau bidang kilir SS (slicken sides). [1] Vertisol lebih banyak ditemukan di daerah sawah. Pengaruh pengolahan lahan dan pergantian tanaman budidaya membuat rekahan-rekahan yang memicu perpindahan tanah atas ke tanah bawah.

Faktor Pembentuk

Vertisol terjadi karena adanya beberapa faktor. Ada 5 faktor utama yang mempengaruhi perkembangan tanah vertisol adalah iklim, vegetasi, relief, bahan induk, dan waktu. Berikut merupakan 5 faktor pembentuk tanah vertisol:

  1. Iklim : Perbedaan variasi musim basah dan kering yang jelas memacu pembentukan tanah vertisol. Umumnya, curah hujan tinggi menghasilkan retakan-retakan yang intensif, peningkatan kandungan BOT, dan peningkatan pencucian karbonat dan garam. Tanah Vertisols biasa ditemukan ketika evapotranspirasi potensial>presipitasi. Vertisols berkembang di daerah-daerah dengan rezim air aridik, dan ada juga di zone Ustik dan Xerik.
  2. Vegetasi : Umumnya terdapat dilahan budidaya seperti sawah yang ditanami oleh padi, gandum, llegume, dan sorgum.
  3. Relief : Daerah dengan kemiringan tidak lebih dari 5 % menjadi wilayah dari ordo vertisol, dan terdapat gilgai (cekungan-cekungan kecil).
  4. Bahan induk : Vertisol berupa sedimen yang didominasi liat smektit, batuan metamorf dan batuan vulkanik yang bersifat basa (alkalis) atau hasil pelapukan batuan yang mengandung smektit. Beberapa bahan induk pembentuk Vertisol, diantaranya adalah alluvium napal, batukapur, volkan andesitik dan dasitik yang tergolong pada bahan mudah lapuk, serta endapan banjir dan lakustrin yang ukuran butirnya sudah halus.  
  5. Waktu : Kebanyakan Vertisols berkembang pada lanskap muda, tetapi juga  ditemukan pada permukaan geomorfik tua.

Proses Pembentukan Vertisol

Pembentukan tanah vertisol terjadi melalui dua proses utama[2]:

1.Proses terakumulasinya mineral 2:1 (smektit)

2.Proses mengembang dan mengerut yang terjadi secara periodik hingga membentuk slickenside atau relief mikro gilgai.

Referensi

  1. ^ Rayes, M. Lutfi (2007). Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta: ANDI. hlm. 121. ISBN 979-763-613-5. 
  2. ^ Prasetyo, B.H (2007). "Perbedaan Sifat-Sifat Tanah Vertisol Dari Berbagai Bahan Induk". Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 9 (1): 20–31. doi:https://doi.org/10.31186/jipi.9.1.20-31 Periksa nilai |doi= (bantuan).