Lompat ke isi

Saranya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Oktober 2021 08.02 oleh Rachmat (WMID) (bicara | kontrib) (+ gambar)
Dewi Saranya

Saranya atau Saranyu (Ejaan Sanskerta: Saraṇyū) adalah nama salah satu istri Dewa Surya dalam mitologi Hindu. Ia merupakan putri Wiswakarman, dewa pertukangan dan ilmu arsitektur. Saranya memiliki enam anak. Putra yang sulung bernama Waiwaswata Manu. Anaknya yang kedua dan ketiga terlahir kembar buncing, mereka bernama Yama (dewa kematian) dan Yami. Anaknya yang keempat adalah Rewanta, dewa para kuda, dan anaknya yang terakhir terlahir kembar, disebut Aswin (dewa obat).

Menurut Max Muller dan A. Kuhn, Dewi Saranya disamakan dengan Dewi Demeter dalam mitologi Yunani. Putra kembar Saranya, yaitu Aswin, disamakan dengan Dioskuri (Castor dan Pollux) dalam mitologi Yunani.

Mitologi

Dalam kitab Purana diceritakan bahwa karena tidak kuat terhadap pancaran energi suaminya, Saranya berencana untuk melarikan diri dari rumahnya. Sebelum melakukannya, ia menciptakan seorang wanita yang sangat mirip dengan dirinya. Wanita itu dinamakan Caya, dan diciptakan untuk berpura-pura menjadi istri Surya saat Saranya pergi meninggalkan rumah. Saranya juga berpesan bahwa ia tidak boleh membongkar rahasia tersebut pada siapapun yang tidak mengetahuinya. Caya menerima perintah tersebut dan berjanji tidak akan membeberkan rahasianya selama Surya tidak memaksanya maupun tidak menjambak rambutnya. Setelah kesepakatan antara Saranya dan Caya terjadi, maka Saranya meninggalkan rumahnya. Ia turun ke bumi, tepatnya ke sebuah wilayah yang disebut Uttara Kuru. Disana ia mengambil wujud sebagai kuda betina.

Setelah Surya mengetahui bahwa Caya hanyalah tiruan istrinya, maka ia pergi menemui Wiswakarma, mertuanya. Wiswakarma menjawab bahwa Saranya pergi karena tidak kuat menahan energi yang dipancarkan oleh Surya. Atas bantuan Wiswakarma, energi yang dipancarkan oleh Surya dapat dikurangi. Kemudian energi tersebut dipakai untuk menciptakan senjata Bajra (dipakai oleh Indra) dan Sudarsana Cakra (dipakai oleh Wisnu). Setelah energi yang dipancarkan Surya sedikit berkurang, ia segera turun ke bumi demi mencari istrinya. Akhirnya ia menemukan bahwa istrinya berada di Uttara Kuru dalam wujud kuda betina. Untuk mengimbanginya, maka Surya mengambil wujud sebagai kuda jantan. Pertemuan keduanya telah menciptakan benih dalam rahim Saranya. Kemudian, mereka kembali ke kahyangan. Tak lama setelah Saranya pulang, ia melahirkan sepasang putra kembar. Anak kembar tersebut disebut Aswin, karena ibunya hamil saat berwujud kuda (aswa berarti kuda dalam bahasa Sanskerta).

Lihat pula