Lompat ke isi

Efek termoelektrik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 November 2021 11.06 oleh UcokMN (bicara | kontrib) (Membuat halaman baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Efek termoelektrik adalah suatu fenomena fisika dalam bentuk perubahan energi listrik menjadi energi kalor atau sebaliknya. Pemanfataan dari termoelektrik adalah sebagai prinsip utama dalam pembuatan modul pembangkit listrik atau modul pada alat pendinginan maupun pemanas. Berdasarkan fenomena yang dihasilkan, kegunaan efek termoelektrik dibagi menjadi generator termoelektrik dan pendingin termoelektrik. Bentuk modul termoelektrik berbentuk segi empat dengan ketebalan tertentu. Efek termoelektrik mengubah tegangan listrik arus searah untuk menghasilkan perbedaan temperatur. Sebaliknya, perbedaan temperatur akibat efek termoelektrik dapat digunakan untuk menghasilkan tegangan listrik arus searah. Keluaran modul termoelektrik terbagi menjadi dua sisi yang temperatur yang tinggi (panas) dan temperatur yang rendah (dingin).[1]

Kekuatan

Umumnya, suatu partikel dapat memiliki efek termoelektrik yang lebih kuat ketika berada dalam skala nanometer dibandingkan dengan skala mikrometer. Efek termoelektrik lebih kuat lagi pada partike-partikel nano dengan bahan logam atau semikonduktor. Kuatnya efek termoelektrik pada logam dan semikonduktor diamati pada perbedaan warna emisi. Dalam perbandingannya, semikonduktor memiliki efek termoelektrik yang lebih kuat ketika ketika berdekatan dengan molekul cairan atau gas.[2]

Jenis bahan

Polimer

Polimer menjadi salah satu bahan yang mampu menghasilkan efek termoelektrik. Kemampuannya cukup tinggi karena polimer memiliki sifat kondukitivitas termal yang sangat rendah. Polimer sangat jarang digunakan dalam peralatan listrik yang memanfaatkan efek termoelektrik karena memiliki konduktivitas listrik dan koefisien Seebeck yang rendah.[3]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Mirmanto, Syahrul dan Wirawan 2021, hlm. 2.
  2. ^ Floriidha, F., dan Pristya, A. U. (2016). Nanoteknologi di Bidang Kesehatan. Malang: UB Press. ISBN 978-602-203-969-3. 
  3. ^ Mirmanto, Syahrul dan Wirawan 2021, hlm. 48.

Daftar pustaka