Fobia
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Fobia (gangguan kecemasan fobik) (bahasa Inggris: Phobia) merupakan rasa takut berlebih yang terjadi pada seseorang terhadap sesuatu, karena kondisi tersebut, banyak orang yang mengidap fobia menjadi korban perundungan di lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena mereka yang merundung tidak mengetahui kondisi mental seseorang yang mengidap fobia dan beranggapan bahwa itu adalah hal yang sepele.
Pada keadaan normal, setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus-menerus dengan subjek fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, karena ketidakmampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi disebabkan oleh kejadian yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift, korban bencana alam dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) di kemudian hari dikarenakan tidak adanya saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber fobia, secara otomatis ia akan merasa cemas. Agar orang tersebut kembali "nyaman" maka cara paling mudah adalah dengan "mundur kembali" atau regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus-menerus ditekan ke alam bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus-menerus untuk menangani masalah lainnya. Itu sebabnya seorang penderita fobia semakin rentan dan semakin tidak produktif. Oleh karna itu penderita fobia tidak bisa di pandang sebelah mata (di remeh kan).
Kriteria DSM-5
1. Individu menderita ketakutan terus-menerus yang tidak masuk akal dan berlebihan, disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi dari suatu objek maupun situasi tertentu.
2. Paparan terhadap stimulus biasanya menghasilkan respons kecemasan. Seringkali berupa serangan panik (pada orang dewasa), atau tantrum (pada anak kecil), kemelekatan, menangis atau kedinginan.
3. Penderita mengakui bahwa ketakutan mereka tidak masuk akal terhadap ancaman atau bahaya yang dirasakan.
4. Individu mengambil langkah-langkah untuk menghindari objek maupun situasi yang mereka takuti, atau menahan pengalaman seperti itu dengan kesusahan atau kecemasan yang intens.
5. Reaksi fobia, antisipasi atau penghindaran mengganggu rutinitas dan hubungan normal individu, serta menyebabkan kesulitan yang signifikan.
6. Fobia dapat berlangsung selama jangka waktu tertentu, biasanya enam bulan atau lebih lama.
7. Gejala-gejala tidak dapat dikaitkan dengan kondisi mental lain, seperti gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan stres pasca-trauma.
Fobia Spesifik
1. Fobia Lingkungan Alam (natural phobias)
Fobia ini dipengaruhi oleh faktor alam seperti air / kolam air / danau / air terjun / hujan (aquaphobia), takut terhadap ketinggian (acrophobia), takut terhadap petir astraphobia), dan takut terhadap badai (nephophobia).
2. Fobia Hewan (animal phobias)
Fobia hewan adalah jenis gangguan fobia spesifik, yang disebut zoophobia, di mana ketakutan yang tidak rasional terhadap hewan menyebabkan reaksi fisik dan emosional yang kuat serta mengakibatkan terganggunya kehidupan sehari-hari orang tersebut, meskipun ia mungkin menyadari bahwa ketakutan itu tidak rasional, respons fisik yang intens pada hewan itu sangat nyata, dan mungkin termasuk gejala seperti panik, teror, gemetar, sesak nafas dan menjaga jarak. Fobia hewan yang umum termasuk ketakutan terhadap anjing, laba-laba, ular, kecoa, kupu-kupu, ulat, ayam, kucing dan hewan pengerat, di antara berbagai jenis hewan lainnya.
3. Fobia Situasional (Situational phobias)
Fobia ini dipicu oleh situasi atau lingkungan tertentu yang menakutkan Anda. Misalnya, takut berbicara di depan umum adalah situasi yang mungkin dirasa sangat menakutkan. Yang lain mendapati berada di tempat yang ramai sangat berat. Jenis fobia ini dapat membatasi seseorang mengenai apa yang mungkin akan dilakukan atau ke mana mereka pergi. Contohnya adalah: takut berbicara didepan umum (glossophobia), takut terbang di pesawat terbang (aerophobia), takut pada kerumunan (agorafobia).
4. Fobia Medis (Medical phobias)
Fobia Medis adalah ketakutan dengan hal-hal atau benda yang berhubungan dengan kegiatan medis, seperti takut terhadap suntikan (trypanophobia), takut terhadap darah (homofobia), takut terhadap dokter gigi (dentophobia), takut terhadap rumah sakit (nosocomephobia), dan takut terhadap kuman (mysophobia).
5. Fobia Abstrak (Abstract phobias)
Abstrak fobia adalah ketakutan yang didasarkan pada sesuatu yang tidak berwujud. Seperti takut akan cinta (philophobia), takut terhadap kegagalan (atychiphobia), takut sendiri (monophobia), takut terhadap kebahagiaan (cherophobia), takut terhadap muntah/tersedak (emetophobia).
Penyebab Fobia Spesifik
Fobia spesifik tidak memiliki penyebab tunggal tetapi sejumlah faktor yang berpotensi berkontribusi telah diidentifikasi:
1. Pengalaman traumatis - Individu yang memiliki pengalaman traumatis di masa kanak-kanak dapat mulai membuat asosiasi dengan situasi atau benda terkait di masa dewasa. Misalnya, seseorang yang digigit anjing pada usia muda dapat mengembangkan rasa takut anjing di kemudian hari.
2. Perilaku yang dipelajari - Lingkungan keluarga mungkin menjadi penyebab fobia spesifik - berada di sekitar saudara yang memiliki ketakutan khusus, atau berurusan dengan kecemasan dengan cara tertentu, dianggap mempengaruhi anak-anak dan dapat berkontribusi pada timbulnya fobia.
3. Genetika - Beberapa individu mungkin secara genetis cenderung memiliki kepribadian yang cemas, membuat mereka lebih rentan terhadap fobia.
4. Takut respons - Memiliki serangan panik atau respons yang diucapkan lainnya takut atau panik dalam situasi tertentu dapat menyebabkan perasaan malu atau takut akan mengulang episode, yang dari waktu ke waktu dapat berkembang menjadi fobia.
Stres yang sedang berlangsung - dalam jangka panjang, stres dapat menyebabkan perasaan cemas, depresi dan ketidakmampuan untuk mengatasi situasi tertentu, yang dapat berkembang menjadi fobia
Istilah
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia:[1]
- Achluophobia - ketakutan terhadap kegelapan.
- Acrophobia - takut akan ketinggian.
- Aeroacrophobia - Ketakutan akan tempat terbuka yang tinggi.[2][3]
- Aeronausiphobia - Ketakutan akan muntah yang disebabkan mabuk udara.
- Aerophobia - Ketakutan untuk menelan, menelan air, atau zat-zat beracun pada udara.
- Afrophobia - ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
- Agoraphobia - takut pada lapangan.[4]
- Androphobia - ketakutan kepada laki-laki.
- Antlophobia - takut akan banjir.
- Arachnophobia - ketakutan pada laba-laba.
- Arithmophobia - takut akan angka.
- Astrafobia - ketakutan pada petir.
- Bibliophobia - takut pada buku.
- Caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras Kaukasus.
- Cenophobia - takut akan ruangan yang kosong.
- Dendrophobia - takut pada pohon.
- Ecclesiophobia - takut pada gereja.
- Felinophobia - takut akan kucing.
- Fotofobia - ketakutan akan cahaya.
- Genuphobia - takut akan lutut.
- Hydrophobia - ketakutan akan air.
- Hexakosioihexekontahexafobia - ketakutan akan angka 666 (Bilangan setan).
- Iatrophobia - takut akan dokter.
- Japanophobia - ketakutan akan orang Jepang.
- Klaustrofobia - takut akan ruang sempit seperti lift.
- Lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran.
- Lygopobia - ketakutan akan kegelapan.
- Nekrofobia - takut akan kematian.
- Nomofobia - takut/gelisah ketika tidak memegang smartphone.
- Panophobia - takut akan segalanya.
- Ranidaphobia - takut pada katak.
- Schlionophobia - takut pada sekolah.
- Tripofobia - ketakutan akan lubang yang banyak.
- Uranophobia - ketakutan akan surga.
- Xanthophobia - ketakutan pada warna kuning.
Referensi
- ^ @PsikologID (2013-06-27). "Fobia (phobia) Penjelasan dan istilahnya". PsikologID. Diakses tanggal 2021-03-08.
- ^ "Aeroacrophobia - Fear of Open High Places". phobiasource.com (dalam bahasa bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal 14 Desember 2016.
- ^ "Aeroacrophobia". common-phobias.com (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Desember 2016.
- ^ "Mengenali Jenis-Jenis Fobia yang Umum Terjadi". Alodokter. 2019-08-02. Diakses tanggal 2021-03-08.