Lompat ke isi

Rasio keuangan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 November 2021 16.45 oleh Sathira15 (bicara | kontrib)

Rasio keuangan atau yang dapat disebut juga dengan alat analisis keuangan ini merupakan penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Rasio keuangan ini sendiri memiliki beberapa fungsi yang diantaranya adalah sebagai metode analisisi fundamental, sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan dasilitas, untuk melihat kemampuan perusahaan dalam persediaan barang, juga sebagai alat kontrol (Controlling) dan bahan evaluasi atas pencapaian kinerja perusahaan dalam priode tertentu dan terakhir sebagai bahan peerbandingan untuk menemukan solusi atas suatu masalah.[1]

Jenis-jenis Rasio Keuangan

Rasio Likuidasi

Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek ini pun terbagi menjadi 2, yaitu:[2]

  1. Cuurent Ratio. Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan perbandingan 1:1. Semakin besar kelancaran aktivitas perusahaan maka semakin tinggi pula peluang perusahaan menutupi kewajiban jangka pendenya. Rasio ini akan dinyatakan rendah kita berada di titik 0<RL<120% (120 merupakan target BLU/Kondisi Eksisting).
    Rumus :
  2. Cash Ratio. Tujuannya adalah untuk melihat perbandingan antara saldo dan utang jangka pendek. Rasio kas ini akan dinyatakan rendah jika berada di titik 0<RK<60%.
    Rumus :

Rasio Sovibilitas

Rasio solvabilitas berfungsi untuk memeriksa kemampuan, apakah pperusahaan mampu untuk memenuhi utang jangka panjangnya. Rasio ini meliputi rasio utang terhadap aset perusahaan, cakupan bunga dan rasio utang terhadap ekuitas (D/E). Rasio ini juga sering digunakan oleh calon pemberi pinjaman ketika mengevaluasi kelayakan kredit perusahaan dan juga calon investor obligasi.

Rasio Cakupan Bunga

  • EBIT : Laba sebelum bunga dan pajak

Semakin tinggi rasionya, semakin baik. Jika rasio turun menjadi 1,5 atau di bawahnya, ini mungkin menunjukkan bahwa perusahaan akan kesulitan memenuhi bunga atas hutangnya.

Rasio Utang Terhadap Aset

Rasio yang lebih tinggi, terutama di atas 1,0, menunjukkan bahwa perusahaan secara signifikan didanai oleh utang dan mungkin mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya.

Rasio Ekuitas

  • SER : Rasio ekuitas pemegang saham
  • TSE : Total ekuitas pemegang saham[3]

Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan sebagai pembanding bagaimana kinerja perusahaan dari waktu ke waktu dalam analisis pernyataan horizontal atau bagaimana kinerja perusahaan dibandingkan dengan rekan-rekannya dalam analisis perusahaan yang sebanding.[4] Rasio ini juga dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola aset untuk meraih manfaat ekonomis. Itu lah mengapa rasio ini juga disebut dengan utilization ratios.[5]

Rasio aktivitas diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama:

  1. Modal Kerja
  2. Aset Tetap
  3. Jumlah Aset

Rasio Profitabilitas

Rasio Investasi

Manfaat Rasio Keuangan

Standart Industri Rasio Keuangan

Keunggulan dan Kelemahan

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Referensi

  1. ^ Danny, Muhammad Nuryatno Amin (1 Februari 2014). "PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-2011". Akuntansi Trisaksi. 1. 
  2. ^ Gie (2020-06-18). "Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Berbagai Jenisnya". Accurate Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-10. 
  3. ^ "What Is a Solvency Ratio?". Investopedia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-10. 
  4. ^ "Activity Ratios". Corporate Finance Institute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-10. 
  5. ^ "Rasio Aktivitas: Definisi, Jenis, Rumus, Analisis, Contoh Soal". Invesnesia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-10.