Lompat ke isi

Operasi 17 Agustus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 November 2021 06.45 oleh Urang Kamang (bicara | kontrib) (Kronologi: Bandara Tabiang)
Tugu Pembebasan di Pesisir Selatan. Selama Operasi 17 Agustus, TNI mendirikan tugu di setiap daerah yang berhasil direbut dari pasukan PRRI sebagai simbol kemenangan.

Operasi 17 Agustus merupakan operasi militer yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani yang bertujuan untuk menumpas gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang berada di Sumatra Barat, tepatnya di Padang. Operasi militer ini merupakan operasi gabungan yang melibatkan TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara.[1] 17 Agustus merujuk pada sandi yang digunakan oleh Kolonel Ahmad Yani.

Latar belakang

Kolonel Ahmad Yani memimpin briefing pada 12 April 1958(1958-04-12) (umur 35) selama "Operasi 17 Agustus"

PRRI merupakan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Gerakan yang dianggap sebagai pemberontakan ini dipicu oleh rasa ketidakpuasan pemerintah daerah di beberapa kota di Sumatera terkait dengan kebijakan alokasi dana dari pemerintah pusat serta berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa.[2] Rasa ketidakpuasan itu juga didukung oleh beberapa panglima militer.

Karena hal tersebut, pemerintah pusat menganggap gerakan ini harus segera diselesaikan dengan kekuatan senjata. Presiden Soekarno memberi mandat kepada Ahmad Yani untuk melakukan operasi militer demi menumpas PRRI yang berada di Sumatera Barat.[3] Ahmad Yani juga diberi mandat untuk memimpin pasukan TNI di Padang.

Kronologi

17 April 1958 merupakan hari yang ditentukan sebagai pendaratan awal di Padang. Pada pukul 05.00 – 06.00 WIB, penembakan ke titik pendaratan dilakukan oleh TNI Angkatan Laut. Lalu 25 menit kemudian, pasukan TNI Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat “Red Flight” melakukan penembakan yang disusul oleh pesawat “Blue Flight”. Serangan penembakan ini ditujukan ke lapangan terbang Tabing

Tidak lama, Pasukan KKO melakukan pendaratan melalui Pantai Padang. Pada siang hari, seluruh pasukan gabungan berhasil mendarat di Padang. Operasi pendudukan ini berlangsung selama satu setengah bulan. Hasilnya, Kota Padang, Solok, Payakumbuh, dan Bukittinggi berhasil dikuasai oleh TNI.[3]

Hasil

Pada tanggal 24 Mei 1958, sebanyak 500 prajurit PRRI menyerahkan diri. Dengan ini, PRRI berhasil ditumpas.

Referensi

  1. ^ "Kisah Operasi 17 Agustus mendarat di Kota Padang, Lumpuhkan PRRI" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-02. 
  2. ^ danangpratama (2020-10-12). "Operasi Penumpasan Gerakan Separatis: PRRI/Permesta". Kompaspedia. Diakses tanggal 2020-12-02. 
  3. ^ a b "Kemenangan "Tentara Sukarno" di Hari Lebaran". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2017-06-16. Diakses tanggal 2020-11-25. 

Pranala luar