Norry
Norry atau nori (bahasa Khmer: ណូរី, Nori [nouriː]) adalah angkutan berbasis rel yang diimprovisasi dan berasal dari Kamboja. Lonely Planet menyebutnya sebagai "kereta bambu Kamboja".[1] Norry dapat ditemukan pada rel kereta api di sekitar Battambang dan dapat melaju hingga 40 km/jam.
Meski Kamboja memiliki layanan kereta api reguler, pembiaran sektor perkeretaapian selama rezim Khmer Merah membuat sarana dan prasarana perkeretaapian Kamboja tidak terawat selama bertahun-tahun. Pada tahun 2006, BBC melaporkan bahwa hanya ada satu layanan kereta api terjadwal dalam seminggu sementara warga tetap harus melakukan mobilitas. Di sanalah norry mengisi kekosongan tersebut.[2]
Pada tahun 2017 keberadaan norry mulai 'terancam' seiring dengan dimulainya upaya pemerintah Kamboja untuk merevitalisasi layanan perkeretaapian.[3]
Asal-usul
Norry populer di kalangan masyarakat karena tarifnya yang murah meski desain angkutan informal tersebut sederhana dan agak berbahaya (rem yang seadanya, berjalan di atas rel yang rusak).[2] Konstruksinya yang sederhana dan bobotnya yang ringan membuat norry dapat dipindahkan dari atas rel dengan mudah. Jika dua norry berpapasan, norry dengan beban yang lebih ringan akan diangkat agar norry yang lebih berat bebannya dapat melintas sebelum ia dipasang kembali di atas rel. Sementara apabila norry telah mencapai ujung lintasan, ia akan diangkat dan diputar untuk melanjutkan perjalanan pulang.[4]
Norry dibuat oleh penduduk desa yang dilintasi oleh rel kereta api. Dibutuhkan waktu sekitar empat hari untuk membangun satu unit norry yang terdiri atas kerangka baja ditindih bilah-bilah bambu serta roda yang diambil dari tank-tank yang ditelantarkan.[4]
Perkembangan terkini
Pada Januari 2018 norry kembali beroperasi tetapi dengan lokasi yang berbeda yakni 20 km dari Battambang. Jalur norry yang baru tersebut dimulai di dekat Phnom Banan, sebuah bukit di mana terdapat kuil era Angkor, dan berakhir 4 kilometer kemudian di Chhoeuteal.[5] Tarif norry dipatok sekitar US$2,50 untuk warga negara Kamboja dan sekitar US$5 untuk warga negara asing.[6]
Meski beberapa kalangan menganggap bahwa pengalaman menaiki norry tidak lagi sama seperti dulu dan lokasinya yang terlalu jauh dari pusat kota, keberadaan norry patut diapresiasi karena berhasil meningkatkan minat berwisata ke provinsi Battambang. Pada tahun 2018, 670.000 wisatawan mengunjungi Battambang, sebuah peningkatan sebesar 8 persen dari tahun sebelumnya yang mana 30 persen uang yang berputar di sektor pariwisata provinsi tersebut berasal dari norry.[6][7]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Transport in Cambodia - Lonely Planet Travel Information". web.archive.org. 2009-01-23. Diakses tanggal 2021-11-29.
- ^ a b "Cambodians ride 'bamboo railway'" (dalam bahasa Inggris). 2006-07-04. Diakses tanggal 2021-11-29.
- ^ "Feature: Cambodia's "bamboo train" on brink of disappearance as railway overhaul starts - Xinhua | English.news.cn". www.xinhuanet.com. Diakses tanggal 2021-11-29.
- ^ a b hazco.co.uk. "Bamboo Railway". www.journeyman.tv (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-29.
- ^ Chakrya, Khouth Sophak; Aless; Sassoon, ro Marazzi. "'Bamboo train' back on tracks in Battambang". www.phnompenhpost.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-29.
- ^ a b "Popular "bamboo train" contributes 30 pct of tourism flow in Battambang - Khmer Times" (dalam bahasa Inggris). 2020-05-14. Diakses tanggal 2021-11-29.
- ^ "Cambodia's bamboo train back on track". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). 2018-01-02. ISSN 0585-3923. Diakses tanggal 2021-11-29.