Lompat ke isi

Gangguan makan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 12 Desember 2021 21.49 oleh Mirasantikaaa (bicara | kontrib) (penambahan)

Gangguan makan mengacu pada sekelompok kondisi yang ditentukan oleh kebiasaan makan abnormal yang mungkin melibatkan baik asupan makanan tidak mencukupi atau berlebihan yang merugikan kesehatan individu fisik dan mental.


Gangguan Makan Dalam ilimu Psikologi di bagi menjadi dua yaitu: anoreksia nervosa dan bulmia nervosa


Anoreksia Nervosa

Kata anoreksia berasal dari Bahasa Yunani an-, yang berarti ''tanpa'', dan xiores, yang berarti "keinginan untuk''. Dengan demikian, anoreksia berarti ''tanpa keinginan untuk makan". anoreksia nervosa biasanya berkembang di antara usia 12 sampai 18 tahun, meskipun anoreksia juga dapat muncul sebelum atau sesudah rentang usia tersebut dan umumnya orang yang mengalami anoreksia nervosa adalah wanita.

Tanda yang paling menonjol dari anoreksia nervosa adalah penurunan berat badan yang drastis karena pembatasan asupan kalori yang signifikan atau membiarkan diri kelaparan, Ciri umum meliputi:

  • Ketakutan berlebih akan penambahan berat badan atau menjadi gemuk meskipun sangat kurus.
  • Citra tubuh yang terdistorsi, yang dicerminkan pada persepsi diri akan tubuh atau bagian tubuh sendiri yang terasa gendut, meskipun orang lain menganggap orang tersebut kurus.
  • Gagal mengenali risiko yang ditimbulkan dari menjaga berat badan pada tingkat yang sangat rendah.

Sebagian besar remaja wanita dan wanita dewasa dengan anoreksia nervosa hampir selalu menyangkal bahwa mereka kehilangan banyak berat badan. Mereka mungkin berpendapat bahwa kemampuan mereka untuk terlibat dalam latihan yang membuat stres mencerminkan kebugaran mereka.


Bulmia Nervosa

Kata bulmia berasal dari bahasa Yunani bous, yang berarti ''sapi'' dan limos, yang berarti ''lapar''.

Bulmia nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan berulangnya mengonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak dan diikuti dengan penggunaan cara-cara yang tidak pantas untuk mengimbangiperilaku tersebut serta mencegah kenaikan berat badan.

Ciri-ciri umum dari bulmia nervosa meliputi:

  • Perasaan tidak mampu mengendalikan perilaku makan selama episode makan secara berlebihan
  • Ketakutan berlebih akan peningkatan berat badan.
  • Penekanan berlebih pada bentuk tubuh dan berat badan.

Bulmia nervosa biasanya mempengaruhi wanita pada masa remaja akhir atau awal dewasa, di saat kekhawatiran tentang diet dan ketidakpuasan akan bentuk atau berat badan mencapai puncaknya. Meskipun terdapat kepercayaan luas bahwa gangguan makan (khususnya anoreksia nervosa) paling umum ditemui dikalangan masyarakat mampu, bukti yang ada menunjukkan tidak adanya hubungan yang kuat antara status sosial ekonomi dan gangguan makan.

Kepercayaan bahwa gangguan makan berhubungan dengan status sosial ekonomi tinggi itu mencerminkan kecenderungan masyarakat mampu untuk mendapatkan penanganan. Akan tetapi, tekanan sosial pada wanita muda untuk berjuang mati-matian agar mendapat tubuh ideal yang sangat kurus mungkin telah merambat hingga ke seluruh tingkat sosial ekonomi.


Nah sekarang sudah paham kan apa itu Anoreksia Nervosa dan Bulmia Nervosa, lalu apa sih penyebabnya?


Penyebab Anoreksia Nervosa dan Bulmia Nervosa

Seperti gangguan psikologis lainnya, anoreksia nervosa dan bulmia nervosa melibatkan beberapa faktor kompleks. Faktor yang paling signifikan adalah tekanan sosial yang menyebabkan wanita muda mendasarkan harga diri mereka dari penampilan fisik, khususnya berat badan mereka.

Faktor Sosial Budaya dikarenakan tekanan dan harapan sosial yang dibebankan kepada wanita muda dalam masyarakat kita merupakan faktor yang berkontribusi terhadap gangguan makan. Dorongan untuk kurus dan ketidakpuasan akan bentuk tubuh itu tampak menonjol pada gangguan makan, Membandingkan tubuh sendiri dengan orang lain.

Dan di bawah ini fakor-faktor penyebab:

Faktor Emosi Orang dengan anoreksia nervosa mungkin akan membatasi asupan makanan mereka sebagai usaha yang keliru untuk melegakan emosi mengganggu dengan mencari penguasaan atau pengendalian akan tubuh mereka. Wanita dengan bulmia nervosa seringkali memiliki lebih banyak masalah emosi dan harga diri yang lebih rendah daripada pelaku diet lainnya. Kondisi emosi negatif seperti kegelisahan dan depresi dapat memicu episode makan secara berlebihan.

Perspektif Pembelajaran kita dapat mengkonsepkan gangguan makan sebagai jenis fobia akan berat badan. Pada model ini, rasa lega dari kecemasan berperan sebagai penguat negatif. Beberapa orang dengan bulmia bahkan memilih memuntahkan makanan setiap kali mereka selesai makan. Seperti pada anoreksia, perilaku menolak makanan (dan mengeluarkan makanan dalam kasus subjenis makanan secara berlebihan/mengeluarkan makanan) secara negatif diperkuat oleh rasa lega akan kecemasan terkait peningkatan berat badan.

Faktor Kognitif Perfeksionisme dan kekhawatiran berlebih akan melakukan kesalahan tampak menonjol dalam gangguan makan. Orang dengan gangguan makan mungkin menempatkan tekanan untuk selalu tampil sempurna pada diri mereka untuk mencapai ''tubuh yang sempurna'' dan mengkritik diri mereka sendiri ketika gagal memenuhi standar tubuh yang luar biasa tinggi. Diet ekstrem mereka mungkin dapat memberikan rasa memiliki kendali dan indepensi di aspek kehidupan yang mereka rasa kurang.

Perspektif Psikodinamika Gadis dengan anoreksia nervosa sulit untuk berpisah dengan keluarganya dan untuk memperkuat individu yang terpisah. Anoreksia mungkin mewakili upaya bawah sadar gadi-gadis ini untuk terus menjadi anak remaja. Dengan sifat anak-anaknya, para gadis remaja ini dapat menghindari masalah dewasa seperti meningkatnya kemandirian dan berpisah dari keluarga mereka, kematangan seksual, dan asumsi terkait tanggung jawab orang dewasa.

Faktor Keluarga Gangguan makan biasanya muncul melalui latar belakang masalah dan konflik keluarga. Wanita muda dengan gangguan makan sering kali berasal dari latar belakang keluarga dan orang tua yang cenderung lebih tinggi tingkat konfliknya. Orang tua seringkali tampak kurang mampu menjamin kebebasan, atau bahkan memberikan otonomi kepada anak perempuan mereka.

Faktor Biologis Ilmuwan menduga keterlibatan dari abnormalitas pada mekanisme otak yang mengendalikan rasa lapar dan kenyang dalam bulmia nervosa; kemungkinan besar melibatkan senyawa kimia otak, serotoni. serotonin memainkan peran penting dalam mengatur mood dan selera makan, khususnya untuk mengonsumsi karbohidrat.

Pranala luar