Lompat ke isi

Adaro Energy Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Desember 2021 15.17 oleh 114.4.215.110 (bicara)
PT. Adaro Energy Tbk
Publik
Kode emitenIDX: ADRO
IndustriPertambangan
Didirikan10 September 1966
PendiriENADIMSA[1]
Kantor
pusat
Bandar Lampung, Indonesia
Tokoh
kunci
Garibaldi Thohir (Presiden Direktur)
ProdukBatubara
PendapatanPenurunan USD 3.457 miliar (2019)
Penurunan USD 618 juta (2019)
Penurunan USD 435 juta (2019)
Total asetPenurunan USD 7.217 miliar (2019)
Total ekuitasPenurunan USD 3.983 miliar (2019)
PemilikAdaro Strategic Investments (43%)
Garibaldi Thohir(6,18%)
Karyawan
8.681 (2012)
Anak
usaha
PT. Sapta Indra Sejati
PT. Rehabilitasi Lingkungan Indonesia
PT. Adaro Mining Technology
PT. Adaro Power
PT. Maritim Barito Perkasa
Coal Trade Service International Pte Ltd
PT. Makmur Sejahtera Wisesa
PT. Adaro Logistics
PT. Adaro
Persada Mandiri

IndoMet Coal
PT. Alam Tri Abadi
PT. Padang Sejahtera
PT. Sarana Rekreasi Mandiri
PT. Rachindo Investments
PT. Balangan Anugerah Semesta
PT. Dianlia Setyamukti
PT. Harapan Bahtera Internusa
PT. Agri Multi Lestari
PT. Puradika Bongkar Muat Makmur Jasa
PT. Adaro Indonesia
PT. Tanjung Power Indonesia
PT. Satya Mandiri Persada
Situs webwww.adaro.com

PT. Adaro Energy Tbk.(IDX: ADRO) adalah sebuah perusahaan yang berfokus pada penambangan batu bara di Indonesia. PT. Adaro Indonesia beroperasi di Tambang batubara tunggal terbesar di belahan bumi selatan. Adaro Energy beroperasi dengan izin Perjanjian karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) Generasi I yang berakhir pada 1 Oktober 2022.[2] Pada 2011 Forbes Global 2000, Adaro Energy berada di peringkat ke-1.527 – sebagai perusahaan publik terbesar di dunia.[3]

Adaro sudah melakukan pembersihan dan pembebasan lahan di Jawa Tengah untuk membangun PLTU batu bara berkapasitas 2000 MW, setelah tertunda hampir lebih dari 4 tahun karena masalah akuisisi lahan. Pembangunan dimulai Juni 2016 dengan Adaro melakukan investasi sebesar US $4.2 milyar.[4]

Adaro Energy bertanggung jawab atas 0.13% dari emisi industri global rumah kaca dari tahun 1988 sampai dengan tahun 2015[5] dan karenanya menjadi salah satu kontributor utama perubahan iklim, yang secara substansial bermakna risiko terhadap kesehatan, mata pencaharian, keamanan pangan, persediaan air, keamanan dan pertumbuhan ekonomi.[6]

Direksi

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Kisah Adaro, Lahir dari Ekspansi BUMN Spanyol Ke Kalimantan". market.bisnis.com. 12 Desember 2018. Diakses tanggal 23 November 2020. 
  2. ^ Mulyana, Ridwan Nanda (2020-11-03). "Arutmin dapat IUPK, Adaro (ADRO) segera ajukan perpanjangan operasi di tahun depan". kontan.co.id. Diakses tanggal 2021-05-28. 
  3. ^ "Forbes Global 2000". Diakses tanggal 31 October 2020. 
  4. ^ Umah, Anisatul. "Mundur Gegara Covid, PLTU Batang Beroperasi Paling Telat 2022". market. Diakses tanggal 2021-05-28. 
  5. ^ "Top 100 producers and their cumulative greenhouse gas emissions from 1988-2015". The Guardian. Diakses tanggal 29 October 2020. 
  6. ^ "IPCC, 2018: Summary for Policymakers" (PDF) (Global Warming of 1.5°C. An IPCC Special Report on the impacts of global warming of 1.5°C above pre-industrial levels and related global greenhouse gas emission pathways, in the context of strengthening the global response to the threat of climate change, sustainable development, and efforts to eradicate poverty). Diakses tanggal 29 October 2020. 

Pranala luar