Lompat ke isi

Zainuddin Sikado

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Desember 2021 11.47 oleh Jeromi Mikhael (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox officeholder | honorific_prefix = | name = Zainuddin Sikado | native_name = <!--The person's name in their own language, if different.--> | native_name_lang = <!--ISO 639-1 code, e.g., "fr" for French. If more than one, use {{lang}} in |native_name= instead.--> | honorific_suffix = | image = | image_size = | image_upright = | smallimage = <!--If this is specified, "image" should...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Zainuddin Sikado
Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Masa jabatan
1 November 1991 – 6 Agustus 1998
Sebelum
Pendahulu
Sobirin Misbach
Pengganti
Soenaryo Yosopratomo
Sebelum
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Udara
Masa dinas1963—1991
Pangkat Marsekal Muda TNI
SatuanKorps Penerbang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Marsekal Muda TNI (Purn.) Zainuddin Sikado merupakan seorang perwira tinggi dan birokrat dari Indonesia. Jabatan terakhirnya dalam kemiliteran adalah sebagai Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I dari tahun 1990 hingga 1991, sedangkan jabatan terakhirnya dalam lingkungan birokrasi adalah sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara dari tahun 1991 hingga 1998.

Masa kecil dan pendidikan

Zainuddin lahir pada tanggal 1 Desember 1936 di kota Makassar sebagai anak kedua dari sebelas bersaudara. Ayahnya, Sikado Daeng Nai, merupakan seorang pegawai negeri yang bekerja sebagai Sekretaris Kotapraja Makassar, sedangkan ibunya, Haisah Daeng Kena, merupakan seorang ibu rumah tangga. Zainuddin mengawali pendidikannya di Lagere School Makassar dan lulus pada tahun 1950. Setelah itu, Zainuddin menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Pertama dan berturut-turut lulus pada tahun 1954 dan 1957.

Ketika operasi penumpasan Permesta sedang berlangsung, ayahnya membawanya ke bandar udara Hasanuddin. Zainuddin kemudian sangat kagum ketika melihat-lihat pesawat tempur yang terparkir di landasan udara tersebut. Ketertarikannya terhadap kedirgantaraan mulai muncul setelah kunjungannya ke bandar udara Hasanuddin.

Karier militer

Setelah menamatkan pendidikan SMA, Zainuddin mengikuti penerimaan penerbang bagi lulusan SMA dari luar pulau Jawa. Dengan didorong oleh pamannya, Zainuddin mengikuti penerimaan tersebut tanpa meminta ijin orang tua dan memalsukan tanda tangan ayahnya sebagai tanda izin. Ketika Zainuddin diterima sebagai calon penerbang, Zainuddin memberitahukannya kepada orang tuanya. Orang tuanya terkesima dan memberikan restu. Ibunya kemudian memberi sebuah cincin permata sebagai jimat dan menasihatinya agar "tak meninggal di kampung orang".

Zainuddin menjalani kursus penerbang LDK dan SIS pada tahun 1960. Setelahnya, ia dikirim ke Cekoslovakia untuk menjalani pendidikan penerbang dari tahun 1960 hingga 1962. Ia kembali ke Indonesia pada tahun 1962 untuk menjalani pendidikan di sekolah penerbang di landasan udara Iswahyudi dan Abdurahman Saleh hingga tahun 1963.

Usai menjalani berbagai pendidikan penerbangan, Zainuddin ditempatkan di Skadron 11 sebagai penerbang pesawat MiG-21. Ketika ditugaskan di Malaysia pada masa Konfrontasi Indonesia–Malaysia, Zainuddin berhasil mencegat pesawat musuh. Sikado kemudian dipindahkan ke Skadron 12 pada tahun selanjutnya. Selama bertugas sebagai perwira penerbang TNI-AU, Zainuddin tercatat telah memiliki 3500 jam terbang