Lompat ke isi

Lokomotif BB200

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Desember 2021 03.13 oleh 116.206.15.0 (bicara) (Beberapa penambahan)
Lokomotif BB200
BB 200 07 di Balai Yasa Lahat
Jenis dan asal
Sumber tenagaDiesel elektrik
ProdusenGeneral Motors
Electro-Motive Division, Amerika Serikat
ModelEMD G8U6[1]
Tanggal produksi1957
Data teknis
Konfigurasi:
 • AARA1A-A1A
 • UIC(A1A)(A1A)
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Diameter rodapenggerak: 1.016 mm (1 ydft 4,0 in)
idle: 889 mm (2 ft 11,0 in)
Jari-jari lengkung terkecil586 m (640 ydftin)
Jarak gandar3.200 mm (3 ydftin)
Panjang13.106 mm (14 ydftin)
Lebar2.794 mm (3 ydft 2,0 in)
Tinggi3.759 mm (4 ydft 4,0 in)
Kapasitas bahan bakar1.900 l (420 imp gal; 500 US gal)
Kapasitas pelumas500 l (110 imp gal; 130 US gal)
Kapasitas pendingin700 l (150 imp gal; 180 US gal)
Kapasitas bak pasir340 l (75 imp gal; 90 US gal)
MesinEMD 8 567C
Jenis mesin2 Langkah, Blower
GeneratorGM D-15E, DC-DC
Motor traksi4 unit
Tipe: GM D-19, DC-DC
Rem lokomotifRem udara tekan, Pengereman dinamis, Rem vakum, Rem parkir
Performansi
Daya mesin710 kW (950 hp)
Gaya traksi102.150 N (22.960 lbf)
Karier
LokalPulau Jawa dan Sumatra Selatan
Mulai dinas1957; 67 tahun lalu (1957)
KeadaanSebagian besar diafkirkan, sebagian kecil mangkrak, 2 unit dipreservasi, & 1 unit beroperasi sebagai lokomotif langsir Balai Yasa Lahat

Lokomotif BB 200 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia buatan pabrik General Motors Electro-Motive Division, Amerika Serikat dengan transmisi daya DC-DC yang saat ini beroperasi di Indonesia sejak tahun 1957, meskipun kini hanya untuk keperluan langsir. Lokomotif ini merupakan lokomotif diesel elektrik model kedua yang dioperasikan oleh PT KAI setelah CC 200. Lokomotif ini merupakan kakak dari lokomotif BB 201, yang juga diproduksi oleh pabrik yang sama.

Lokomotif ini memiliki daya mesin sebesar 710 kW (950 hp) dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yaitu dengan dua bogie dengan 3 gandar, tetapi masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Hal ini dibuat agar tekanan tiap-tiap gandarnya rendah, dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel kereta ketika lokomotif melewati jaringan rel tersebut.[2]

Lokomotif ini sepanjang masa kedinasannya pernah berdinas di Pulau Jawa dan Sumatera Selatan.

Sejarah

BB 200 29
BB 200 05 di Stasiun Lempuyangan
Berkas:Gambar teknik BB200.jpg
Gambar teknik BB 200
BB 200 07. Lokomotif BB 200 terakhir yang masih aktif di Indonesia sebagai lok langsir di Balai Yasa Lahat

Pada tahun 1957, lokomotif bermodel EMD G8U6 dibeli oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia dan diberi nomor seri BB 200. Menurut kontrak pembelian tertanggal 6 April 1956, 35 unit lokomotif BB 200 beroperasi di lintas Jawa. Sebanyak 27 unit di antaranya dialokasikan di depo Semarang Poncol, 4 unit di depo Kertapati, 1 unit di depo Tanjung Karang, serta tiga sisanya (BB 200 10, 11, dan 18) adalah produk afkir. Satu persatu lokomotif BB 200 yang belum dilengkapi abar angin (rem udara tekan) kemudian dipasangi secara bertahap, melengkapi rem vakum. Tiga lokomotif BB 200 pertama yang memakai abar angin adalah BB 200 01, 08, dan 18.

Secara teknis long hood (hidung panjang) lokomotif tersebut merupakan bagian depan dari lokomotif tersebut, bukan hidung pendeknya, atau dengan kata lain, kabin masinisnya ada di belakang seperti halnya lokomotif uap. BB 200 pun hanya memiliki satu meja layanan masinis, dan hal ini jelas berbeda dengan lokomotif sebelumnya, CC 200, yang memiliki dua meja layanan masinis (dan dua kabin masinis) di tiap ujungnya. Tentulah masinis akan lebih ergonomis jika mengoperasikan lokomotif BB 200 ke arah long hood. Berbeda dengan lokomotif lainnya di Indonesia, lokomotif ini memiliki plat nomor yang terletak di sisi kiri dan kanan lampu utama di tiap ujungnya.

Bentuk fisik lokomotif BB 200 ini sama halnya dengan lokomotif EMD G8 lainnya di seluruh dunia. Anehnya, di Amerika Serikat tidak ada lokomotif EMD G8 karena dayanya kurang besar (daya rata-rata minimum lokomotif Amerika Utara yang diproduksi oleh GM-EMD adalah 14.914 kW (20.000 hp)), sedangkan lokomotif EMD G8 hanya sebesar 6.525 kW (8.750 hp), karena EMD G8 memang merupakan lokomotif ekspor. Akan tetapi, meskipun dayanya relatif kecil, lokomotif ini dapat melaju hingga 110 km/h (31 m/s).

Contoh kereta api yang pernah ditarik oleh BB 200 antara lain adalah Bima, Mutiara Utara, Pandanaran, Senja Utama, dan Purbaya, serta untuk pengangkutan barang. Selain itu, kereta komuter untuk rute Jakarta-Bogor pun pernah ditarik oleh lokomotif ini seiring dengan menurunnya kondisi lokomotif listrik yang ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada tahun 1968, sebuah lokomotif BB 200 pernah mengalami kecelakaan dengan KA Bumel di Ratu Jaya, Depok, kejadian ini memakan korban sebanyak 116 jiwa.

Pada tahun 1984, diadakan rehabilitasi untuk memperpanjang masa pakai lokomotif BB 200. Ini menyebabkan sampai dengan awal dekade 2000-an, sejumlah BB 200 masih bisa beroperasi, walaupun dinasannya tidak sebanyak dulu, namun kondisinya masih lebih baik dari adiknya, BB 201. Karena GM-EMD—serta penerusnya, Electro-Motive Diesel—tidak memproduksi suku cadang untuk lokomotif ini, maka lokomotif ini mulai terlupakan dan kebanyakan rusak termakan usia dengan pasokan suku cadang yang tidak mencukupi, ditambah lagi dengan kebijakan standardisasi armada yang diterapkan oleh PT KAI menjadi Lokomotif Diesel Elektrik dengan model yang lebih seragam seperti CC 201, CC 203, dan CC 204.

Pada bulan Juni 2006, komunitas rail fans Indonesia, Indonesian Railways Preservation Society (IRPS), mengajukan proposal kepada PT Kereta Api (Persero) untuk mempreservasi lokomotif BB200 depo induk Semarang Poncol. Pada bulan September 2006, lokomotif dengan nomor BB 200 29 sudah bisa beroperasi lagi. Menyusul pada bulan Agustus 2007, lokomotif dengan nomor BB 200 21 berhasil diperbaiki. Kedua lokomotif tersebut akhirnya beroperasi berkat komponen dari lokomotif BB 200 lainnya yang afkir. Lokomotif BB200 yang terakhir beroperasi adalah BB 200 07, 14, 21, dan 29. BB 200 07 dan 14 berada di Sumatra Selatan.

Satu-satunya BB 200 yang masih hidup di Indonesia adalah BB 200 07 yang saat ini ditugaskan sebagai loko pelangsir di Balai Yasa Lahat. Pada April 2021, lokomotif ini telah dipreservasi dan dicat ulang dengan livery PJKA dan logo KAI baru versi 2020. Peresmian kembali lokomotif ini dihadiri oleh komunitas rail fans Indonesia, Indonesian Railways Preservation Society (IRPS) dan Organisasi Pecinta Kereta Api Sumatera Selatan (OPKA Sumsel).[3]

Preservasi

Data teknis

  • Dimensi Lokomotif
  1. Lebar sepur: 1.067 mm (3 ft 6 in)
  2. Panjang body: 13.106 mm (14 ydftin)
  3. Jarak antara alat perangkai: 14.006 mm (15 ydft 11,4 in)
  4. Lebar body: 2.794 mm (3 ydft 2,0 in)
  5. Tinggi maksimum: 3.760 mm (4 ydftin)
  6. Jarak gandar: 3.200 mm (3 ydftin)
  7. Jarak antar pivot: 7.620 mm (8 ydftin)
  8. Diameter roda penggerak: 1.016 mm (1 ydft 4,0 in)
  9. Diameter roda idle: 889 mm (2 ft 11,0 in)
  10. Tinggi alat perangkai: 760 mm (2 ftin)
  • Berat
  1. Berat kosong: 70 ton (69 ton panjang; 77 ton pendek)
  2. Berat siap: 748 ton (736 ton panjang; 825 ton pendek)
  3. Berat adhesi: 496 ton (488 ton panjang; 547 ton pendek)
  • Motor Diesel
  1. Tipe: EMD 8 567C
  2. Jenis: 2 langkah, Blower
  3. Daya Mesin: 710 kW (950 hp)
  4. Daya ke generator/converter: 6.525 kW (8.750 hp)
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 4 unit
  2. Tipe motor: GM D-19, DC-DC
  3. Gear ratio: -
  4. Tipe generator: GM D-15E, DC-DC
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 110 km/h (31 m/s)
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 10.416 kgf (102.150 N; 22.960 lbf)
  3. Kecepatan minimum kontinu: 17 km/h (4,7 m/s)
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 586 m (640 ydftin)
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 1.900 l (420 imp gal; 500 US gal)
  2. Minyak pelumas: 500 l (110 imp gal; 130 US gal)
  3. Air pendingin: 700 l (150 imp gal; 180 US gal)
  4. Pasir: 340 l (75 imp gal; 90 US gal)
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Rem udara tekan, Pengereman dinamis, Rem vakum, Rem parkir
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

Lihat pula

Referensi

Pranala luar