Gatot
Gatot adalah jenis makanan yang terbuat dari ketela (kayu). Gatot merupakan satu varian dari gaplek (kayu yang dikeringkan) yang telah berwarna hitam.[1]
Sejarah
Gatot merupakan makanan tradisional asli gunung kidul, yang biasanya dimakan dengan sayuran sebagai pengganti nasi. Makanan ini menjadi makan yang sangat di favorit masyarakat Gunungkidul karena rasanya manis, lezat, dan gurih. [2]
Proses pembuatan
Proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama, dari proses fermentasi ketela dengan cara dijemur sampai muncul jamur hasil permentasi ini berupa geplek kemudian gaplek ini direndam selama dua malam sampai ketela tersebut kenyal, setelah itu ditiriskan, dicuci, dan diambil kulit arinya, kemudian dipotong-potong kecil-kecil dan direndam selama satu malam.[1] setelah direndam kemudian dikukus selama dua jam dan biasanya ditambahkan di tambahkan gula merah, garam, dan kelapa agar membuat makanannya terasa manis dan gurih. Agar lebih memperenak rasanya dan memperindah teksturnya ditambahkan dengan kelapa yang telah diparut.[1]
Kandungan
Gatot memiliki kandungan gizi yang sangat banyak yang tidak kalah dengan makan pokok lainnya seperti beras, tiwul, dan nasi jagung, kandungan asam amino atau protein dalam gatot lebih besar dibanding dengan bahan pembuatannya (kayu). Hal ini terjadi karena keberadaan jamur yang memproduksi protein dari bahan pati ubi kayu sehingga gatot merupakan suatu makan yang kaya akan gizi dan dapat di jadikan sebagai makan pokok penganti beras.[3]
Referensi
- ^ a b c "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 2016-01-03.
- ^ http://gunungkidulonline.com/gatot-tiwul-makanan-asli-gununkidul-yang-digemari-/#sthsh.LoJK5jvV.dpuf [pranala nonaktif]
- ^ "GATOT, Makanan Olahan Singkong Selain TIwul". bahan-pangan.blogspot.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.
Pranala luar
- Pratitis, Arin. "9 Jajanan Pasar Berbahan Singkong yang Punya Cita Rasa Manis dan Gurih". IDN Times. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.
- "Gatot Singkong, Makanan Legendaris Saat Rakyat Sengsara di Zaman Jepang, Cocok untuk Ngirit di Saat Pandemi Corona". Nusa Daily. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.