Lompat ke isi

Gesang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gesang
Sebuah prangko Gesang Martohartono tahun 2020
Sebuah prangko Gesang Martohartono tahun 2020
Informasi latar belakang
GenreKeroncong
PekerjaanPenyanyi
Pencipta lagu
InstrumenVokal

Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (1 Oktober 1917 – 20 Mei 2010) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia," ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu ini telah diterjemahkan ke dalam, setidaknya, 13 bahasa, termasuk bahasa Inggris, bahasa Rusia, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang.

Lagu Bengawan Solo

Lagu ini diciptakan pada tahun 1940, ketika ia berusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo. Ia yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan.

Lagu Bengawan Solo juga memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang. Bengawan Solo sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar Jepang.[1]

Kehidupan

Sebelum meninggal dunia, Gesang tinggal di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Gubernur Jawa Tengah tahun 1980 selama 20 tahun. Ia telah berpisah dengan istrinya semenjak tahun 1962. Selepasnya, ia memilih untuk hidup sendiri. Ia tak mempunyai anak.

Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di kota Solo. Ia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti; Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan, pada masa perang dunia II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat.

Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.

Gesang sempat dikabarkan meninggal dunia pada tanggal 18 Mei 2010 setelah kesehatannya dilaporkan memburuk.[2]

Gesang dilarikan ke rumah sakit akibat kesehatannya menurun pada Rabu (19/05/2010). Selanjutnya, Gesang harus dirawat di ruang ICU sejak Minggu (16/5) karena kesehatannya terus menurun. Rumah sakit membentuk sebuah tim untuk menangani kesehatan yang terdiri dari lima dokter spesialis yang berbeda. Hingga akhirnya ia meninggal pada hari Kamis (20/05/2010) Pukul 18:10 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.[3]

Lagu-lagu ciptaan Gesang

Berikut adalah daftar (tidak lengkap) lagu-lagu yang diciptakan Gesang semasa aktif. Kebanyakan lagu ciptaannya bergenre keroncong (langgam dan langgam Jawa).

Berbahasa Melayu/Indonesia

  • Bengawan Solo
  • Jembatan Merah
  • Saputangan
  • Dunia Berdamai
  • Si Piatu
  • Roda Dunia
  • Tembok Besar
  • Seto Ohashi
  • Pandanwangi
  • Kalung Mutiara
  • Pemuda Dewasa
  • Borobudur
  • Sebelum Aku Mati
  • Bumi Emas Tanah Airku
  • Urung
  • Kemayoran

Berbahasa Jawa

Banyak lagu langgam Jawa ciptaan Gesang yang dipopulerkan oleh penyanyi keroncong legendaris, Waljinah.

  • Impenku
  • Kacu-kacu
  • Tirtonadi
  • Sandhang Pangan
  • Nusul
  • Nawala
  • Pamitan
  • Caping Gunung
  • Ali-ali
  • Andheng-andheng
  • Luntur
  • Dongengan
  • Jago Kluruk

Penghargaan dan nominasi

Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
2004 Anugerah Musik Indonesia Legend Award Penerima

Lihat pula

Daftar komposer Indonesia

Referensi

  • Pesona (2008), bilangan 116. Pustaka Wira Sdh Bhd.

Catatan kaki

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-30. Diakses tanggal 2008-06-17. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-25. Diakses tanggal 2010-05-19. 
  3. ^ http://tempointeraktif.com/hg/profil/2010/05/20/brk,20100520-249289,id.html

Pranala luar