Lompat ke isi

Suku Melayu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 14 Februari 2009 12.14 oleh 125.162.53.42 (bicara)


Melayu
Busana Melayu
Daerah dengan populasi signifikan
Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand
Bahasa
bahasa Indonesia, bahasa Melayu
Agama
Islam
Kelompok etnik terkait
Minangkabau, Aceh

Melayu dalam pengertian mutakhir merujuk kepada penutur bahasa Melayu dan mengamalkan adat resam orang Melayu, dalam hal ini sudah terjadi akulturasi dengan bangsa asing lainnya yang datang dari luar Kepulauan Melayu. Bangsa Melayu merupakan bangsa termuda di antara bangsa-bangsa lain di dunia.[butuh rujukan] Istilah Melayu atau Malayu berasal dari Kerajaan Malayu, sebuah kerajaan kuno di pulau Sumatera, jadi secara geografis semula hanya mengacu kepada wilayah kerajaan tersebut yang merupakan sebagian dari wilayah pulau Sumatera. Dalam perkembangannya pemakaian istilah Melayu mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari wilayah Kerajaan Malayu tersebut, mencakup negeri-negeri di Selat Malaka yang menggunakan sejenis bahasa yang sama yang dinamakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu sendiri diduga berasal dari pulau Kalimantan, jadi diduga pemakai bahasa Melayu ini bukan penduduk asli Sumatera tetapi dari pulau Kalimantan. Penduduk asli Sumatera sebelumnya kedatangan pemakai bahasa Melayu tersebut adalah nenek moyang suku Nias dan suku Mentawai. Dalam perkembangannya istilah Melayu kemudian mengalami perluasan makna, sehingga muncul istilah Kepulauan Melayu untuk menamakan kepulauan Nusantara. Secara persfektif historis juga dipakai sebagai nama bangsa yang menjadi nenek moyang penduduk kepulauan Nusantara, yang dikenal sebagai Proto Melayu (Melayu Polinesia) dan Deutero Melayu.

Muhar Omtatok, seorang budayawan yang bermukim di Kota Medan, dalam tulisannya mengatakan demikian tentang Suku Melayu: Melayu secara puak (etnis, suku), bukan dilihat dari faktor genekologi seperti kebanyakan puak-puak lain. Di Malaysia, tetap mengaku berpuak Melayu walau moyang mereka berpuak Jawa, Mandailing, Bugis, Keling dan lainnya. beberapa tempat di Sumatera Utara, ada beberapa Komunitas keturunan Batak yang mengaku “Orang Kampong”- Puak Melayu. Ini semua karena diikat oleh kesamaan agama yaitu Islam, Bahasa dan Adat Resam Melayu.

Orang Melayu memegang filsafat: “Berturai, Bergagan, Bersyahadat”. Selanutnya Muhar Omtatok menjabarkan, Berturai bermakna mempunyai sopan santun baik bahasa dan perbuatan dan memegang teguh adat resam, menghargai orang yang datang,serta menerima pembaharuan tamaddun yang senonoh.

“Usul menunjukkan asal,

Bahasa menunjukkan bangsa.

Taat pada petuah,

Setia pada sumpah,

Mati pada janji,

Melarat karena budi.

Hidup dalam pekerti,

Mati dalam budi”.

“Tak cukup telapak tangan, nyiru kami tadahkan”.

“Apabila meraut selodang buluh Siapkan lidi buang miangnya Apabila menjemput orang jauh Siapkan nasi dengan hidangnya”.

“Sekali air bah, sekali tepian berubah”.

Bergagan bermakna keberanian dan kesanggupan menghadapi tantangan, harga diri dan kepiawaian.

“Kalau sudah dimabuk pinang, Daripada ke mulut biarlah ke hati Kalau sudah maju ke gelanggang Berpantang surut biarlah mati”.

Bermula dari hulu, haruslah berujung pula ke hilir”.

“Apa tanda si anak melayu matinya ditengah gelanggang tidurnya di puncak gelombang makannya di tebing panjang langkahnya menghentam bumi lenggangnya menghempas semak tangisnya terbang kelangit esaknya ditelan bumi yang tak kenalkan airmata yang tak kenalkan tunduk kulai”.

Bersahadat bermakna Orang Melayu disebut Melayu jika sudah mengucap kalimat syahadat, yaitu mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai Rasul panutan. Anak Melayu lebih dahulu diperkenalkan mengaji al Qur’an, baru mengenal ilmu pengetahuan yang lain. Kata “Laailaha Illallah Muhammadarosulullah” sebagai gerbang keislaman, selalu dipakai Orang Melayu dalam berbagai amalan, karena melayu percaya bahwa semua amalan akan tidak tertolak dalam pemahaman Islam jika mengucap Laailaha Illallah Muhammadarosulullah

Makanya jika seorang anak berkelakuan menyimpang dari kaedah yang diatur, maka ia disebut, “Macam anak siarahan, Macam anak tak disyahadatkan”.

“Bergantung kepada satu, berpegang kepada yang Esa”.

“untuk apa meramu samak kalau tidak dgn pangkalnya untuk apa berilmu banyak kalau tidak dengan amalnya”.

“Budak jambi sdg menampi Alahai budak tinggal sanggulnya Banyak jampi perkara jampi Allah jua letak kabulnya”.

Jadi Melayu adalah: “Beragama Islam, beradat resam Melayu dan Berbahasa Melayu”. Karena ikatan Islam itulah, Orang melayu yang masih berpegang pada konsep tradisi namun akan takut jika tidak disebut Islam.

Asal-usul Ras Rumpun Melayu (Melayu Polinesia)

Dipercayai berasal dari golongan Austronesia di Yunnan. Kelompok pertama dikenal sebagai rumpun ras Melayu Proto (Proto ras Melayu). Mereka berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Batu Baru (2500 SM). Keturunannya adalah penduduk Asli di Semenanjung Malaysia, Dayak di Sarawak, Batak dan Komering di Sumatera.

Kumpulan kedua dikenal sebagai rumpun ras Melayu Deutero. Mereka berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Logam kira-kira 1500 SM. Keturunannya orang Melayu di Malaysia [butuh rujukan] dikatakan lebih pandai dan dan mahir daripada ras Melayu Proto, khususnya dalam bidang astronomi, pelayaran dan bercocok tanam. Jumlah mereka lebih banyak daripada ras Melayu Proto. Mereka menghuni kawasan pantai dan lembah di Asia Tenggara. Kedua kelompok ini dikenal sebagai kelompok Austronesia

Melayu Filipina

Di Filipina yang dimaksud sebagai 'Melayu' identik dengan suku-suku bumiputera yang merupakan 90% penduduk Filipina, yang dalam pengertian ini berarti subras Melayu Polinesia .

Melayu Sumatera

Orang Melayu di Sumatera terdiri atas Melayu Tamiang, Melayu Deli, Melayu Langkat, Melayu Asahan, Melayu Batubara, Melayu Serdang, Melayu Labuhan Batu (Panai, Bilah, Kualuh), Melayu Riau, Melayu Jambi, Melayu Palembang dan lain-lain. Di pedalaman terdapat orang Melayu Proto seperti suku Talang Mamak, suku Sakai, dan lain-lain. Dalam pengertian ini berarti sebagai suku-suku yang berbahasa Melayu dan bahasa Melayu Lokal.

Melayu Kalimantan

Orang Melayu di Kalimantan dalam arti sempit hanya mengacu kepada orang Melayu Pontianak yang disebut suku Melayu, tetapi dalam arti luas mencakup orang Senganan, suku Sambas, suku Kedayan (suku Brunei), suku Banjar, suku Kutai dan suku Berau. Di Kalimantan Selatan, suku Dayak yang diperkirakan berasal dari Sumatera adalah suku Bukit (Dayak Meratus) yang bahasanya digolongkan bahasa Melayu Lokal sehingga disebut juga sebagai bahasa Melayu Bukit. Diperkirakan beberapa suku yang memiliki unsur-unsur kemelayuan tersebut tergolong ke dalam Proto Melayu. Di pedalaman Kalimantan Barat dan Sarawak terdapat pula orang Dayak Melayu yaitu rumpun Iban yang diperkirakan menyeberang dari pulau Sumatera. Kelompok terakhir ini tergolong rumpun Proto Malayic yang merupakan induk dari Proto Melayu. Proto Melayu (Proto suku Melayu) inilah yang menurunkan suku bangsa Melayu modern.

Melayu Malaysia

Di Malaysia yang termasuk Kaum Melayu adalah masyarakat Melayu berintikan suku Melayu sejati yang merupakan orang Melayu asli Tanah Semenanjung (Melayu Anak Jati) ditambah suku-suku dari Rumpun Melayu pendatang dari Indonesia dan tempat lainnya yang disebut Melayu Anak Dagang seperti suku Jawa, suku Minang, suku Mandailing, suku Aceh, suku Bugis, suku Bawean, suku Banjar, suku Champa dan lain-lain. Semua diikat oleh agama Islam dan budaya Melayu Malaysia, sehingga rumpun bangsa lain yang beragama Islam juga dikategorikan Kaum Melayu seperti Tionghoa Muslim, India Muslim dan Arab. Sehingga Melayu juga berarti suatu komunitas 'umat Islam Malaysia' yang ada di Kerajaan Islam tersebut.

Lihat pula

Pranala luar