Ben X
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Ben X | |
---|---|
Sutradara | Nic Balthazar |
Produser | Peter Bouckaert |
Ditulis oleh | Nic Balthazar |
Pemeran | Greg Timmermans Laura Verlinden Marijke Pinoy |
Penata musik | Praga Khan |
Sinematografer | Lou Berghmans |
Penyunting | Philippe Ravoet |
Distributor | Film Movement LLC Summit Entertainment Alliance Films |
Tanggal rilis | 26 September 2007 |
Durasi | 93 min. |
Negara | Belgia Belanda |
Bahasa | Belanda |
Ben X adalah film dari Belgia pada tahun 2007 yang menceritakan kisah seorang anak laki-laki (diperankan oleh Greg Timmermans) yang menderita autisme yang melarikan diri ke dunia fantasi MMORPG ArchLord untuk menghindari penganiayaan. Judul film ini merupakan referensi dari frasa belanda "(ik) ben niks", yang berarti "(I) am nothing"--"Aku bukan siapa-siapa". Film ini memenangkan 3 penghargaan di Montreal World Film Festival yang ke-31 untuk penghargaan 'the Grand Prix des Amériques', 'the Prix du Public' untuk film yang paling populer, dan 'the Ecumenical Jury Prize' untuk eksplorasi nilai etik dan sosial dari film ini. Film ini diangkat dari novel "Nothing was all he said" karangan Nic Balthazar, yang juga mensutradarai film ini.[1] Novel itu terinspirasi dari kisah nyata tentang seorang anak laki-laki yang menderita autisme yang bunuh diri karena penganiayaan yang dialaminya.[2]
Film ini adalah entri dari Belgia untuk 'Academy Awards 2007' untuk kategori penghargaan untuk Film Berbahasa Asing terbaik tetapi gagal menerima nominasi aktual.
Alur cerita
Ben (Greg Timmermans) adalah seorang remaja yang sering dianiaya di sekolah. Untuk lari dari realita yang kejam, dia beralih ke dunia virtual dengan memainkan game online ArchLord. Dalam game itu, dia menjadi seorang pahlawan yang percaya diri dan berani, ketika dia bekerja sama dengan pemain lain yang dikenal sebagai Scarlite dalam petualangan-petualangannya.
Suatu hari, Ben mendapat penganiayaan lagi. Saat istirahat sekolah, anak lain menyeret Ben ke atas meja dan melorotkan celananya, sementara teman-teman sekelasnya merekam kejadian itu dengan kamera handphone. Dengan komentar-komentar dan ejekan jahat dari teman-teman sekelasnya, Ben merasa sangat terhina dan frustasi sehingga dia memecahkan kaca jendela dengan kursi. Ben langsung dipanggil ke kantor kepala sekolah, dan diminta untuk menjelaskan kejadian itu. Namun Ben tidak bicara sama sekali, sehingga kasus ini tidak selesai. Saat adegan itu, terkuak bahwa Ben telah didiagnosis menderita Asperger Syndrome, sebuah bentuk autisme. Keadaan menjadi lebih buruk untuk Ben seperti kejadian di kelas diunggah di Internet. Kebingungan akan kehidupannya, Ben bahkan sudah siap meninggalkan dunia virtualnya, di mana dia memberitahu Scarlite bahwa dia siap "endgame". Karena khawatir, Scarlite mengirimkan pesan video kepada Ben X (karena Scarlite tidak tahu seperti apa Ben itu) yang berisi bahwa dia tidak boleh mengakhirinya kecuali ada seorang penyembuh. Kemudian Scarlite meminta Ben untuk bertemu dengannya di stasiun kereta.
Di stasiun kereta, Ben melihat Scarlite, tetapi tidak menemuinya. Scarlite mengira Ben tidak datang sama sekali kemudian naik kereta. Ben mengikutinya ke dalam kereta dan duduk disampingnya, Ben merasa gugup dan gembira pada saat yang sama. Saat kereta sudah mendekati Brysseks, Scarlite bertanya kepada Ben (dalam bahasa Prancis) apakah dia baik-baik saja. Ben tidak menjawab dan meninggalkan Scarlite. Setelah tidak berbicara kepada Scarlite, Ben merenungkan untuk bunuh diri dengan melompat dari peron. Saat Ben siap melompat, Scarlite menariknya. Scarlite memberi Ben pilihan untuk menyerah dan bunuh diri atau membalas dendam dan melawan, seperti yang akan Ben lakukan di Archlord. Namun, untuk memutuskan, dia harus menyusun rencana.
Ben (dengan Scarlite) meminta orangtuanya untuk membantu. Dia memutuskan untuk bunuh diri dengan melompat dari kapal feri. Dia melakukannya, dan merekam kejadian itu. Setelahnya, diadakan sebuah pemakaman untuk Ben, dan semua orang termasuk anak-anak yang menganiaya Ben hadir. Saat pemakaman berlangsung, video memperlihatkan Ben dan kata-katanya (yang terlihat seperti surat bunuh diri). Dalam video, para pengganggunya diekspos (dan tentunya teman-teman sekelasnya yang terlibat) apa yang mereka lakukan pada Ben pada hari itu. Semua orang kaget dan terkuak bahwa Ben masih hidup, dengan bayangannya divideokan dan Ben yang terlihat di ruang proyektor. Itu semua berbalik, Ben memilih untuk membalas dendam pada para pengganggunya dengan memalsukan kematiannya. Saat dia melompat dari kapal feri, orang tuanya menangkapnya di dek bawah sebagai bagian dari rencananya.
Setelah itu, Ben, Scarlite, ibunya, dan saudaranya pergi ke sebuah peternakan kuda di pinggiran kota. instruktur kuda mengajari Ben untuk menjinakkan kuda dan memberitahunya, "Kau harus belajar untuk merasa lebih baik". Ben menyentuh kuda dengan lembut, saat instruktur memberitahunya dan merasa senang. Akhirnya Ben pergi berbicara dengan Scarlite. Instruktur kuda terlihat bingung dan terungkap bahwa Ben sebenarnya sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Ibu Ben mengatakan pada instruktur kuda bahwa semua baik-baik saja dan Ben bahagia.
Penghargaan dan Nominasi
Grup | Penghargaan | Pemenang/Nominasi | Menang |
---|---|---|---|
Istanbul International Film Festival | Fipresci Prize | Nic Balthazar | Yes |
Montréal World Film Festival | Grand Prix des Amériques | Nic Balthazar | Yes |
Most Popular Film | |||
Prize of the Ecumenical Jury |
Referensi
Pranala luar
- Official site
- the Archlord website for the movie
- Ben X di IMDb (dalam bahasa Inggris)