Lompat ke isi

Narkolepsi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 Januari 2022 15.39 oleh Adi Culture (bicara | kontrib) (Menambahkan pranala dalam)

Narkolepsi ( Narcolepsy ) dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, di mana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur. Penyebab narkolepsi tidak dipahami dengan baik, tetapi mungkin melibatkan faktor genetik dan sinyal abnormal dalam otak. Narkolepsi menyebabkan serangan tidur tiba-tiba. Kehilangan tonus otot tiba-tiba dan halusinasi dapat terjadi. Narkolepsi dapat disertai dengan gejala lainnya, seperti katapleksi, yaitu kelemahan atau kehilangan kendali pada otot wajah, leher, dan lutut. Narkolepsi yang disertai dengan katapleksi disebut dengan narkolepsi tipe 1, sedangkan yang tidak disertai dengan katapleksi, disebut dengan narkolepsi tipe 2.

Penyebab

Penyebab narkolepsi belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar penderita narkolepsi memiliki kadar hipokretin rendah. Hipokretin adalah zat kimia dalam otak yang mengendalikan waktu tidur. Penyebab rendahnya hipokretin diduga akibat penyakit autoimun.

Narkolepsi juga diduga dapat disebabkan oleh penyakit yang merusak bagian otak penghasil hipokretin, seperti:

Selain penyakit di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya narkolepsi atau memicu timbulnya penyakit autoimun hingga menyebabkan narkolepsi, yaitu:

  • Berusia 10–30 tahun
  • Perubahan hormon, terutama pada masa pubertas atau menopause
  • Stres
  • Perubahan pola tidur secara tiba-tiba
  • Infeksi, seperti infeksi bakteri streptokokus atau infeksi flu babi
  • Kelainan genetik keturunan [1]

Gejala

Gejala narkolepsi dapat muncul dalam beberapa minggu atau berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Berikut ini adalah gejala narkolepsi yang umumnya terjadi:

  • Rasa kantuk yang berlebihan pada siang hariPenderita narkolepsi selalu mengantuk pada siang hari, sulit untuk tetap terjaga, dan sulit berkonsentrasi.
  • Serangan tidurSerangan tidur yang menyebabkan penderita narkolepsi tertidur di mana saja dan kapan saja secara tiba-tiba. Jika narkolepsi tidak terkendali, serangan tidur bisa berlangsung selama beberapa kali dalam sehari.
  • KatapleksiKatapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba ditandai dengan tungkai terasa lemas, penglihatan ganda, kepala lunglai dan rahang turun, serta bicara cadel. Kondisi ini dapat terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit dan biasanya dipicu oleh emosi tertentu, seperti terkejut, marah, senang, atau tertawa. Penderita biasanya mengalami serangan katapleksi 1–2 kali dalam setahun.
  • Ketindihan atau sleep paralysisKondisi ini terjadi ketika penderita tidak mampu bergerak atau berbicara saat hendak terbangun atau mulai tertidur.
  • HalusinasiPenderita narkolepsi kadang dapat melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata, terutama saat akan tidur atau bangun tidur.

Selain gejala umum tersebut, narkolepsi juga dapat disertai gejala lainnya, seperti:

  • Gangguan ingatan
  • Sakit kepala
  • Depresi
  • Keinginan untuk makan secara berlebihan
  • Kelelahan ekstrem dan kekurangan energi yang terjadi secara terus-menerus[1]

Perawatan

Obat-obatan

Stimulan, antidepresan, dan obat lainnya dapat membantu.

Epidemiologi

Perkiraan prevalensi/angka kejadian berkisar antara 2 dan 10 per 10.000 orang di Amerika Utara dan Eropa. Sedangkan di Jepang angka kejadian sekitar lima kali lebih tinggi. Gejala-gejala dari narkolepsi biasanya timbul antara usia 12 dan 30 tahun, meskipun ada pula kasus yang dilaporkan dengan onset sejak usia 2 tahun dan hingga akhir 76 tahun. Perbedaan gender tidak terlalu berpengaruh terhadap prevalensi kejadian.[2]

Referensi

  1. ^ a b "Narkolepsi". Alodokter. 2016-01-21. Diakses tanggal 2021-07-22. 
  2. ^ (Inggris) Rowland, Lewis P. (2005). Merritt's Neurology, 11th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. -.