Lompat ke isi

Makiyakinabe

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Januari 2022 13.18 oleh NFarras (bicara | kontrib)
Man in chef's whites at a stove, cooking in four rectangular pans
Makiyakinabe yang digunakan untuk membuat tamagoyaki, biasanya digunakan bersama papan cetakan.

Makiyakinabe adalah wajan berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk membuat telur dadar gulung bergaya Jepang (tamagoyaki). Wajan ini umumnya dibuat dari logam seperti tembaga dan timah yang dapat dilapisi menggunakan lapisan antilengket. Meskipun ukuran dan proporsi wajan ini bervariasi, tetapi bentuknya selalu persegi panjang. Telur dadar gulung yang dibuat menggunakan makiyakinabe umumnya digunakan sebagai lauk dalam susyi dan bento.

Etimologi

Beberapa nama digunakan mendefinisikan untuk wajan ini, antara lain makiyakinabe (巻き焼き鍋),[1] tamagoyaki-ki (玉子焼き器),[2] dan tamagoyakinabe (玉子焼き鍋).[3] Terkadang, wajan ini hanya disebut sebagai wajan telur dadar Jepang.[4][5] Istilah makiyakinabe berasal dari kata-kata dalam bahasa Jepang, yakni maki (巻き) yang berarti "gulungan", yaki (焼き) yang kurang lebih berarti "memanggang", dan nabe () yang berarti "wajan". Terdapat pula istilah tamagoyaki-ki dan tamagoyakinabe untuk merujuk pada telur dadar gulung yang biasanya dibuat menggunakan wajan ini.

Desain dan penggunaan

rectangular and square pans displayed for sale
Dua tipe makiyakinabe, yakni tipe Kansai (kiri) dan tipe Kantō (kanan)

Bentuk segi empat wajan ini dimaksudkan untuk membentuk gulungan telur dadar dengan diameter yang konstan.[6] Wajan untuk keperluan profesional menggunakan bahan tembaga yang dilapisi dengan timah karena kedua bahan tersebut dapat menghantarkan panas dengan baik.[6][7] Wajan ini terkadang juga menggunakan bahan pelapis lain yang lebih murah.[8] Terdapat tiga tipe makiyakinabe, yakni tipe Kantō, tipe Kansai, dan tipe Nagoya. Wajan tipe Kantō memiliki bentuk persegi,[9] wajan tipe Kansai memiliki bentuk persegi panjang yang tinggi dan tipis, sedangkan wajan tipe Nagoya memiliki bentuk persegi panjang yang pendek dan tebal. Makiyakinabe di wilayah Kantō biasanya juga disertai dengan papan kayu yang digunakan untuk membalik telur dadar.[9]

Dalam kebudayaan Jepang, wajan makiyakinabe digunakan untuk membuat hidangan tamagoyaki manis dan asin.[10] Hidangan tersebut juga disebut sebagai dashimaki tamago apabila diberi taburan dashi di atasnya.[11][a] Selain itu, hidangan tersebut juga disebut usuyaki tamago (selapis telur dadar tipis).[14]

Hidangan tamagoyaki dibuat dengan membentuk satu lapis telur dadar berbentuk segi empat.[b] Sebelum tamagoyaki benar-benar matang, hidangan tersebut dilipat sepertiga bagian menggunakan sumpit Jepang. Setelah itu, bagian yang terlipat dilipat lagi ke sebagian sisanya. Adonan telur kemudian ditambahkan ke wajan dan proses melipat tersebut diulangi kembali.[10][15][16] Produk jadi tamagoyaki berupa balok telur dadar yang terdiri atas beberapa lapisan.[16][c]

Sebelum digunakan, wajan makiyakinabe harus dioles menggunakan minyak goreng dengan jumlah sesedikit mungkin.[16] Untuk melakukan hal ini, wajan diusap menggunakan kertas atau kain yang sebelumnya telah dicelup ke dalam minyak goreng.[10][15] Bulatan kapas penyerap cairan juga seringkali digunakan untuk keperluan ini.[17]

Beberapa resep menyarankan untuk tidak memasak telur hingga warnanya kecoklatan,[15][16] Namun, hal ini sebenarnya tergantung pada jenis telur dadar yang ingin dimasak.[18] Sebagai contoh, beberapa penjual tamagoyaki yang pernah berjualan di Pasar Tsukiji menawarkan tamagoyaki yang sedikit gosong yaki-me (焼き目) atau berwarna kecoklatan.[19]

Catatan penjelas

  1. ^ Ketika hidangan ini disebut dashimaki tamago, maka hidangan tersebut seringkali memiliki rasa gurih/asin atau kurang manis.[12] Meskipun beberapa literatur menyebutkan bahwa hidangan ini secara otomatis bernama dashimaki ketika diberi taburan dashi, tetapi pada kenyataannya hidangan ini tetap dapat disebut tamagoyaki tanpa memerdulikan adanya tambahan dashi atau tidak.[13]
  2. ^ Lapisan pertama bisa jadi hanya terbuat dari sepertiga telur,[10] atau bahkan 10%.[15]
  3. ^ Beberapa resep juga menyarankan tamagoyaki matang untuk dicetak terlebih dahulu menggunakan makisu (anyaman bambu untuk membentuk susyi) sebelum dikonsumsi.[15][16]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Khong, Rachel (1985). Lucky peach all about eggs : everything we know about the world's most important food. hlm. 62. ISBN 978-0-8041-8776-3. OCLC 961457729. 
  2. ^ Shimbo, Hiroko. (2012). Hiroko's American Kitchen : Cooking with Japanese Flavors. Andrews McMeel Publishing, LLC. hlm. 73. ISBN 978-1-4494-2576-0. OCLC 841339613. 
  3. ^ Sheraton, Mimi (2015-01-13). 1,000 foods to eat before you die : a food lover's life list. Alexander, Kelly. New York. hlm. 819. ISBN 978-0-7611-8306-8. OCLC 899209096. 
  4. ^ Imatani, Aya. (2009). Sushi : the beginner's guide. Penn/Imagine. hlm. 62. ISBN 978-1-60734-362-2. OCLC 805858293. 
  5. ^ Corby Kummer (2007). 1001 foods to die for. Kansas City, Mo.: Andrews McMeel. hlm. 640. ISBN 978-0-7407-7043-2. OCLC 154800158. 
  6. ^ a b Feldner, Sarah Marx (2012). A cook's journey to Japan : fish tales and rice paddies : 100 homestyle recipes from Japanese kitchens. New York: Tuttle Pub. hlm. 32. ISBN 9781462905560. OCLC 792687332. 
  7. ^ Andoh, Elizabeth (2012-02-28). Washoku : recipes from the Japanese home kitchen. hlm. 81. ISBN 978-1580085199. OCLC 60373773. 
  8. ^ Barber, Kimiko (2017-07-11). Sushi: Taste and technique. ISBN 9780241301104. OCLC 993292976. 
  9. ^ a b "Tamagoyaki Japanese rolled egg". Chopstick Chronicles (dalam bahasa Inggris). 29 May 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2019. Diakses tanggal 2 June 2019. 
  10. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama masui&masui
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama imatani
  12. ^ Ong, Raina (2017). CultureShock! Japan. Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd. hlm. 106. ISBN 9789814771641. 
  13. ^ Hosking, Richard (1986). "tamagoyaki". A Dictionary of Japanese Food: Ingredients & Culture. C.N. Potter. hlm. 139. ISBN 9781462903436. 
  14. ^ Eibun Nihon etoki jiten: Inshoku hen 英文 日本絵とき事典 飲食編 [Illustrated: Eating in Japan]. JTB's illustrated book series 3 (dalam bahasa Jepang). Japan Travel Bureau. 1985. hlm. 78. ISBN 9784533004568. To make usuyaki-tamago the Japanese way, you need.. tamagoyaki-nabé 
  15. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama hara_luiz
  16. ^ a b c d e Sheraton, Mimi (2015). 1,000 Foods To Eat Before You Die: A Food Lover's Life List. Workman Publishing. hlm. 819. ISBN 9780761183068. 
  17. ^ Shinojima, Chū 志の島忠 (1984). Kaiseki ryōri 会席料理 (dalam bahasa Jepang). 1. Fujingahōsha. hlm. 130. 
  18. ^ Khong (2017), hlm. 63.
  19. ^ "Oishī! Nenmatsu no Tsukiji de ninki no tamagoyaki 4ten wo tabekurabe shitemita" おいし~!年末の築地で人気の「玉子焼き」4店を食べ比べしてみた. The Japan Times Online (dalam bahasa Jepang). 28 December 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2019. Diakses tanggal 2 June 2019. 
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "swekj" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.

Bibliografi