Lompat ke isi

Diagnosis keperawatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Februari 2022 15.33 oleh Putriuzdahw (bicara | kontrib) (Menambahkan Pranala Dalam)
Buku Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan yang merupakan bagian dari penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual/potensial/proses kehidupan. Diagnosis keperawatan mendorong praktik independen perawat (misalnya, kenyamanan atau kelegaan pasien) dibandingkan dengan intervensi dependen yang didorong oleh perintah dokter (misalnya, pemberian obat).[1] Diagnosis keperawatan dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh selama pengkajian atau asesmen keperawatan meliputi pengkajian data pribadi, pola Gordon, dan pemeriksaan fisik head to toe atau sistem 6B. Diagnosis keperawatan mengintegrasikan keterlibatan pasien di seluruh proses. NANDA International (NANDA-I) adalah badan profesional yang mengembangkan, meneliti dan menyempurnakan taksonomi resmi diagnosis keperawatan.

Kajian Diagnosis keperawatan

Semua perawat harus terbiasa dengan langkah-langkah proses keperawatan untuk mencapai efisiensi dalam menjalankan profesi mereka. Metode diagnosis menjadi kunci bagi perawat untuk membuat kesimpulan dengan cepat dan akurat dari data pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang disiplin keperawatan dan konsep yang menjadi perhatian perawat. Diagnosis keperawatan berdasarkan pada masalah yang muncul pada saat pengkajian, meliputi:

  1. Diagnosis Aktual
    • Penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang terjadi saat ini (Here and Now). Contoh diagnosis keperawatan aktual ini : gangguan bersihan jalan napas.
  2. Diagnosis Risiko
    • Diagnosis risiko mewakili kerentanan terhadap masalah kesehatan. Contoh diagnosis risiko ini: risiko syok.
  3. Diagnosis Potensial
    • diagnosis potensial adalah promosi kesehatan untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang dapat ditingkatkan mengenai kesehatan. Contoh diagnosis potensial ini : kesiapan peningkatan kebutuhan nutrisi.
  4. Diagnosis Sindrom
    • Diagnosis sindrom mengidentifikasi gangguan kesehatan yang tejadi secara bersamaan dan melalui perencanaan yang sama. Contoh diagnosis sindrom : sindrom stres relokasi.

Standar di Indonesia

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menerbitkan secara resmi Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).[2] Buku SDKI saat ini telah didistribusian ke berbagai daerah di Indonesia yang nantinya dapat digunakan oleh perawat di rumah sakit atau praktik mandiri keperawatan dalam menjalankan tugasnya yakni memberikan asuhan keperawatan. Daftar diagnosis tersebut meliputi:[2]

  1. Kategori fisiologis
  2. Kategori psikologis
  3. Kategori perilaku
  4. Kategori relasional
  5. Kategori lingkungan

1. Kategori Fisiologis

  1. Subkategori : Respirasi
  2. Subkategori : Sirkulasi
    • D.0007 - Gangguan Sirkulasi Spontan
    • D.0008 - Penurunan Curah Jantung
    • D.0009 - Perfusi Perifer Tidak Efektif
    • D.0010 - Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
    • D.0011 - Risiko Penurunan Curah Jantung
    • D.0012 - Risiko Perdarahan
    • D.0013 - Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif
    • D.0014 - Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
    • D.0015 - Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
    • D.0016 - Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif
    • D.0017 - Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
  3. Subkategori : Nutrisi dan Cairan
    • D.0018 - Berat Badan Lebih
    • D.0019 - Defisit Nutrisi
    • D.0020 - Diare
    • D.0021 - Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
    • D.0022 - Hipervolemia
    • D.0023 - Hipovolemia
    • D.0024 - Ikterik Neonatus
    • D.0025 - Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan
    • D.0026 - Kesiapan Peningkatan Nutrisi
    • D.0027 - Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
    • D.0028 - Menyusui Efektif
    • D.0029 - Menyusui Tidak Efektif
    • D.0030 - Obesitas
    • D.0031 - Risiko Berat Badan Lebih
    • D.0032 - Risiko Defisit Nutrisi
    • D.0033 - Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
    • D.0034 - Risiko Hipovolemia
    • D.0035 - Risiko Ikterik Neonatus
    • D.0036 - Risiko Ketidakseimbangan Cairan
    • D.0037 - Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
    • D.0038 - Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
    • D.0039 - Risiko Syok
  4. Subkategori : Eliminasi
    • D.0040 - Gangguan Eliminasi Urine
    • D.0041 - Inkontinensia Fekal
    • D.0042 - Inkontinensia Urine Berlanjut
    • D.0043 - Inkontinensia Urine Fungsional
    • D.0044 - Inkontinensia Urine Berlebih
    • D.0045 - Inkontinensia Urine Refleks
    • D.0046 - Inkontinensia Urine Stres
    • D.0047 - Inkontinensia Urine Urgensi
    • D.0048 - Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urine
    • D.0049 - Konstipasi
    • D.0050 - Retensi Urine
    • D.0051 - Risiko Inkontinensia Urine Urgensi
    • D.0052 - Risiko Konstipasi
  5. Subkategori : Aktivitas dan Istirahat
    • D.0053 - Disorganisasi Perilaku Bayi
    • D.0054 - Gangguan Mobilitas Fisik
    • D.0055 - Gangguan Pola Tidur
    • D.0056 - Intoleransi Aktivitas
    • D.0057 - Keletihan
    • D.0058 - Kesiapan Peningkatan Tidur
    • D.0059 - Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi
    • D.0060 - Risiko Intoleransi Aktivitas
  6. Subkategori : Neurosensori
    • D.0061 - Disrefleksia Otonom
    • D.0062 - Gangguan Memori
    • D.0063 - Gangguan Menelan
    • D.0064 - Konfusi Akut
    • D.0065 - Konfusi Kronis
    • D.0066 - Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
    • D.0067 - Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
    • D.0068 - Risiko Konfusi Akut
  7. Subkategori : Reproduksi dan Seksualitas
    • D.0069 - Disfungsi Seksual
    • D.0070 - Kesiapan Persalinan
    • D.0071 - Pola Seksual Tidak Efektif
    • D.0072 - Risiko Disfungsi Seksual
    • D.0073 - Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki

2. Kategori Psikologis

  1. Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
    • D.0074 - Gangguan Rasa Nyaman
    • D.0075 - Ketidaknyamanan Pasca Partum
    • D.0076 - Nausea
    • D.0077 - Nyeri Akut
    • D.0078 - Nyeri Kronis
    • D.0079 Nyeri Melahirkan
  2. Subkategori : Integritas Ego
    • D.0080 - Ansietas
    • D.0081 - Berduka
    • D.0082 - Distres Spiritual
    • D.0083 - Gagguan Citra Tubuh
    • D.0084 - Gangguan Identitas Diri
    • D.0085 - Gangguan Persepsi Sensori
    • D.0086 - Harga Diri Rendah Kronis
    • D.0087 - Harga Diri Rendah Situasional
    • D.0088 - Keputusasaan
    • D.0089 - Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
    • D.0090 - Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
    • D.0091 - Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas
    • D.0092 - Ketidakberdayaan
    • D.0093 - Ketidakmampuan Koping Keluarga
    • D.0094 - Koping Defensif
    • D.0095 - Koping Komunitas Tidak Efektif
    • D.0096 - Koping Tidak Efektif
    • D.0097 - Penurunan Koping Keluarga
    • D.0098 - Penyangkalan Tidak Efektif
    • D.0099 - Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
    • D.0100 - Risiko Distres Spiritual
    • D.0101 - Risiko Harga Diri Rendah Kronis
    • D.0102 - Risiko Harga Diri Rendah Situasional
    • D.0103 - Risiko Ketidakberdayaan
    • D.0104 - Sindrom Pasca Trauma
    • D.0105 - Waham
  3. Subkategori : Pertumbuhan dan Perkembangan
    • D.0106 - Gangguan Tumbuh Kembang
    • D.0107 - Risiko Gangguan Perkembangan
    • D.0108 - Risiko Gangguan Pertumbuhan

3. Kategori Perilaku

  1. Subkategori : Kebersihan diri
    • D.0109 - Defisit Perawatan Diri
  2. Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran
    • D.0110 - Defisit Kesehatan Komunitas
    • D.0111 - Defisit Pengetahuan
    • D.0112 - Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
    • D.0113 - Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
    • D.0114 - Ketidak patuhan
    • D.0115 - Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
    • D.0116 - Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
    • D.0117 - Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

4. Kategori Relasional

  1. Subkategori : Interaksi Sosial
    • D.0118 - Gangguan Interaksi Sosial
    • D.0119 - Gangguan Komunikasi Verbal
    • D.0120 - Gangguan Proses Keluarga
    • D.0121 - Isolasi Sosial
    • D.0122 - Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
    • D.0123 - Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
    • D.0124 - Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
    • D.0125 - Penampilan Peran Tidak Efektif
    • D.0126 - Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
    • D.0127 - Risiko Gangguan Perlekatan
    • D.0128 - Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif

5. Kategori Lingkungan

  1. Subkategori : Keamanan dan Proteksi
    • D.0129 - Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
    • D.0130 - Hipertermia
    • D.0131 - Hipotermia
    • D.0132 - Perilaku Kekerasan
    • D.0133 - Perlambatan Pemulihan Pascabedah
    • D.0134 - Risiko Alergi
    • D.0135 - Risiko Bunuh Diri
    • D.0136 - Risiko Cedera
    • D.0137 - Risiko Cedera Pada Ibu
    • D.0138 - Risiko Cedera Pada Janin
    • D.0139 - Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
    • D.0140 - Risiko Hipotermia
    • D.0141 - Risiko Hipotermia Perioperatif
    • D.0142 - Risiko Infeksi
    • D.0143 - Risiko Jatuh
    • D.0144 - Risiko Luka Tekan
    • D.0145 - Risiko Mutilasi Diri
    • D.0146 - Risiko Perilaku Kekerasan
    • D.0147 - Risiko Perlambatan Pemulihan Pascabedah
    • D.0148 - Risiko Termoregulasi Tidak Efektif
    • D.0149 - Termoregulasi Tidak Efektif

Referensi

  1. ^ Potter; Perry; Stockert; Hall, Patricia A;Anne Griffin;Patricia A; Amy M (2013). Fundamentals of Nursing (8 ed.). St. Louis: Mosby. hlm. 223. ISBN 978-0-323-07933-4. 
  2. ^ a b Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI. hlm. 1. ISBN 978-602-18445-6-4.