Persentase lemak tubuh
Secara sederhana, lemak adalah kumpulan dari energi yang tidak terpakai dan persentase lemak tubuh adalah rasio antara lemak tubuh terhadap total berat tubuh. Ketika seseorang ingin menentukan risiko penyakit, ia harus memastikan bahwa dirinya memiliki persentase lemak tubuh yang sehat, yaitu persentase total berat tubuh yang tersusun atas lemak tubuh dengan proporsi massa tanpa lemak, organ, jaringan dan air. Ada dua jenis lemak yang terdapat dalam tubuh, yaitu lemak esensial dan lemak yang disimpan. Lemak esensial sangat penting bagi tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan sehat. Jenis lemak yang lain adalah lemak yang disimpan, merupakan hasil dari kelebihan kalori. Ketika seseorang makan, kalori yang tidak terpakai untuk fungsi langsung, seperti respirasi dan menjaga agar jantung tetap berdetak, diubah menjadi trigliserida yang membuat lemak tersimpan dalam tubuh. Kelebihan kalori inilah yang menyebabkan simpanan lemak menumpuk dan mengakibatkan kenaikan berat badan.[1][2]
Karena perhitungan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) hanya didasarkan pada tinggi dan berat badan, faktor jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak dipertimbangkan. Padahal ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan perihal rentang persentase lemak tubuh. Persentase lemak tubuh perempuan dibagi menjadi beberapa kategori, seperti apakah ia seorang atlet dan berapa rentang yang dapat diterima, sedangkan yang lain dibagi berdasarkan rentang usia.[3]
Ada beragam cara untuk mengukur persentase lemak tubuh, mulai dari yang sederhana dengan menggunakan kaliper lipatan kulit hingga yang menggunakan teknologi canggih, seperti pemindaian DEXA (dual-energy X-ray absorptiometry).[2]
Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan persentase lemak tubuh
Ada peningkatan jumah penelitian yang menunjukkan bahwa korelasi antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan persentase lemak tubuh cukup berbeda di antara populasi dan terdapat ketidakpastian dari temuan yang berbeda apakah hubungan ini linear atau berbentuk kurva melengkung. Misalnya, tidak ada perbedaan hubungan antara IMT dan persentase persentase lemak tubuh antara orang kulit putih dan kulit hitam di New York sedangkan hubungan antara IMT dan persentase lemak tubuh orang kulit hitam di Nigeria, Jamaika dan Amerika Serikat adalah sama. Hubungan non-linear antara orang dewasa kulit hitam dan kulit putih Amerika menunjukkan bahwa hubungan non-linear tidak terlepas dari usia dan jenis kelamin. Oleh karena itu, hubungan antara persentase lemak tubuh dan ukuran antropometrik lainnya tergantung pada etnis, usia dan jenis kelamin. Persentase lemak tubuh sangat berhubungan dengan risiko penyakit kronis, seperti hipertensi, dislipedemia, diabetes melitus dan penyakit jantung koroner. IMT, lingkar pinggang (WC), rasio pinggang-pinggul dan ketebalan lipatan kulit telah digunakan secara luas untuk mengukur kegemukan tubuh dalam studi epidemiologi dan klinis. IMT telah digunakan untuk menentukan kelebihan berat badan dan obesitas karena lebih sederhana, murah dan non-invasif. Namun, teknik tersebut tidak secara akurat dan tepat mencirikan orang berdasarkan komposisi tubuhnya (persentase lemak tubuh atau massa otot).[4]
Kategori
American Council on Exercise (ACE) memberikan rentang nilai untuk populasi berbeda.[5]
Deskripsi | Wanita | Pria |
---|---|---|
Lemak Esensial | 10% to 13% | 2% to 5% |
Atlet | 14% to 20% | 6% to 13% |
Bugar | 21% to 24% | 14% to 17% |
Dapat diterima | 25% to 31% | 18% to 24% |
Obesitas | > 32% | > 20% |
Atlet cenderung memiliki lemak tubuh yang lebih rendah sehingga lebih bermanfaat dalam olahraga, seperti lari dan bersepeda. Namun, memiliki lemak tubuh yang sangat rendah dapat menimbulkan masalah kesehatan. Pada atlet wanita, hal ini meningkatkan risiko cedera dan masalah kesehatan, termasuk gangguan makan, amenorea dan penurunan massa tuang dengan peningkatan risiko fraktur, dan osteoporosis.[5]
Metode pengukuran persentase lemak tubuh
Secara garis besar ada tiga metode pengukuran persentase lemak tubuh, yaitu metode tidak langsung, metode langsung dan metode kriteria.[6]
Metode tidak langsung
Antropometri
Nilai antropometri berhubungan erat dengan nutrisi, susunan genetik, karakteristik lingkungan, kondisi sosial budaya, gaya hidup, status fungsional dan kesehatan. Evaluasi antropometri merupakan hal penting dari evaluasi nutrisi geriatri untuk menemukan adanya potensi malnutrisi, kelebihan berat badan, obesitas, kehilangan massa otot, penambahan massa lemak dan redistribusi jaringan adiposa. Indikator antropometri sering digunakan dalam evaluasi prognosis dari penyakit kronis dan akut serta untuk memberikan panduan intervensi medis pada lansia. Evaluasi antropometri banyak dilakukan oleh tenaga kesehatan karena lebih murah, non-invasif dan mampu memberikan informasi rinci tentang berbagaai komponen struktur tubuh, terutama komponen otot dan lemak serta dapat membantu menilai status gizi dari suatu populasi.[7]
Berat badan, tinggi badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Lingkar perut
Lingkar perut adalah penentu yang sederhana, tepat dan lebih dapat diandalkan untuk mengetahui obesitas perut atau kelebihan lemak viseral. Selain itu, penilaian dengan lingkar perut juga berfungsi untuk memprediksi obesitas dan risiko kesehatan yang ditimbulkannya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penilaian risiko kesehatan dengan lingkar perut lebih baik daripada Indeks Massa Tubuh (IMT). Lingkar perut dihitung sebagai bagian dari pengukuran awal untuk memantau efisiensi terapi penurunan berat badan pada individu yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan dengan IMT kurang dari 35 kg m-2 .[8]
Kaliper Lipatan kulit
Kaliper lipatan kulit adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan kulit sehingga jumlah lemak tubuh dapat diprediksi. Metode ini didasarkan pada hipotesis bahwa lemak tubuh terdistribusi secara merata ke seluruh tubuh dan ketebalan lipatan kulit merupakan ukuran dari lemak subkutan. Estimasi jumlah lemak tubuh dapat diukur dari empat lipatan kulit, yaitu lipatan kulit pada bisep (bagian depan tengah lengan atas), lipatan kulit pada trisep (bagian belakang tengah lengan atas), lipatan kulit subskapula (di bawah titik terendah tulang belikat) dan lipatan kulit suprailiaka (di atas tulang pinggul bagian atas). Dari semua pengukuran lipatan kulit tersebut, pengukuran lipatan kulit trisep merupakan yang paling dapat diandalkan karena oedema seringkali tidak terlihat pada lengan atas. Hasil pengukuran menjadi kurang dapat diandalkan jika dilakukan pada lansia karena kulit dan otot mereka yang melemah. Hal yang sama juga berlaku apabila dilakukan pada pasien dengan penyakit otot kronis, dehidrasi dan oedema. Pengukuran ini harus dilakukan oleh seseorang yang terlatih karena akurasi pengukuran bergantung pada bagaimana prosedur tersebut dijalankan.[9]
Analisis impedansi bioelektrik (BIA)
Penggunaan analisis impedansi bioelektrik (BIA) dalam studi komposisi tubuh manusia telah mengalami peningkatan secara cepat dalam kurun dua dekade terakhir. BIA adalah metode yang non-invasif, portabel, cepat dan terjangkau untuk mengukur komponen tubuh. Cara kerja BIA didasarkan pada hubungan antara volume konduktor dan hambatan listriknya. Karena otot rangka merupakan jaringan terbesar dalam tubuh dan kaya elektrolit dengan resistensi rendah, otot menjadi konduktor dominan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan erat antara resistensi BIA dengan pengukuran otot rangka pada lengan dan kaki. Namun, penelitian tersebut terbatas karena metode kriteria untuk mengukur otot rangka tidak digunakan, massa otot seluruh tubuh tidak diukur dan ukuran sampel yang digunakan kecil.
Metode langsung
Total air tubuh (TBW)
Penghitungan total tubuh dan aktivasi neutron
Metode kriteria
Kepadatan tubuh
Dual energy X-ray absorptiometry
Computed tomography and magnetic resonance imaging
Referensi
- ^ updated, Coach Staff last (2021-03-04). "What Is A Healthy Body Fat Percentage?". coachmaguk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-06.
- ^ a b Acosta, Kim (2021-12-07). "Your Guide To Body Fat Percentage". Forbes Health (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-06.
- ^ "Ideal Body Fat Percentage: For Men and Women". Healthline (dalam bahasa Inggris). 2019-08-16. Diakses tanggal 2022-02-06.
- ^ Akindele, Mukadas O.; Phillips, Julie S.; Igumbor, Ehimario U. (2016-08-17). "The Relationship Between Body Fat Percentage and Body Mass Index in Overweight and Obese Individuals in an Urban African Setting". Journal of Public Health in Africa. 7 (1): 515. doi:10.4081/jphia.2016.515. ISSN 2038-9922. PMC 5349253 . PMID 28299149.
- ^ a b "Do You Know Your Body Fat Percent?". Verywell Fit (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-07.
- ^ Duren, Dana L.; Sherwood, Richard J.; Czerwinski, Stefan A.; Lee, Miryoung; Choh, Audrey C.; Siervogel, Roger M.; Cameron Chumlea, Wm. (2008-11). "Body Composition Methods: Comparisons and Interpretation". Journal of diabetes science and technology (Online). 2 (6): 1139–1146. ISSN 1932-2968. PMC 2769821 . PMID 19885303.
- ^ Sánchez-García, Sergio; García-Peña, Carmen; Duque-López, María Ximena; Juárez-Cedillo, Teresa; Cortés-Núñez, Alma Rosa; Reyes-Beaman, Sandra (2007-01-03). "Anthropometric measures and nutritional status in a healthy elderly population". BMC Public Health. 7 (1): 2. doi:10.1186/1471-2458-7-2. ISSN 1471-2458. PMC 1769489 . PMID 17201919.
- ^ "Measurement of Visceral Fat, Abdominal Circumference and Waist-hip Ratio to Predict Health Risk in Males and Females". Science Alert (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-07.
- ^ "Skinfold measurements | Nutritional assessment". nutritionalassessment.mumc.nl (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-08.