Lompat ke isi

Mi instan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 Maret 2022 07.40 oleh Dragunova (bicara | kontrib) (+sejarah, +referensi)
Nissin Chikin Ramen, mi instan produksi masal pertama yang diciptakan oleh Momofuku Ando.

Mi instan adalah mi yang sudah dikukus, digoreng, dan dikeringkan terlebih dahulu,[1][2] agar kemudian dapat langsung disajikan dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada di dalam bungkusnya.[3] Adonan mi instan umumnya terdiri dari campuran tepung terigu, air, minyak goreng, dan garam.[1]

Mi instan modern diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia bernama Chikin Ramen.[4] Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup Noodles, mi instan dalam wadah tahan air yang bisa langsung digunakan untuk memasak mi tersebut.[3]

Sejarah

Laboratorium pembuatan mi instan Momofuku Ando diabadikan di Museum CupNoodles, Osaka.

Setelah Perang Dunia II, terjadi krisis pangan di Jepang.[4] Pada saat itu Jepang mendapatkan bantuan pangan berupa tepung terigu dari Amerika Serikat, yang banyak diolah menjadi roti.[5]

Momofuku Ando, seorang pengusaha kelahiran Taiwan di Jepang, mencoba mencari cara menggunakan tepung terigu untuk menciptakan makanan yang diminati, tahan lama, dan murah.[6] Setelah melalui metode coba-coba, akhirnya Ando penciptakan proses mengkukus, menggoreng, dan mengeringkan mi gandum.[3][4] Pada tahun 1958 Ando mulai memasarkan produk ini dengan nama Chikin Ramen lewat perusahaannya, Nissin.[3]

Pada tahun 1971, Nissin memperkenalkan produk Cup Noodles, mi instan yang dijual bersama mangkok tahan panas sehingga semakin praktis dikonsumsi.[6][3] Produk ini mendapatkan inspirasi dari perjalanan Ando ke Amerika Serikat tahun 1966, ketika melihat eksekutif perusahaan supermarket Amerika menggunakan cangkir kopi untuk mencoba mi instan, karena tidak tersedianya mangkok.[6] Inovasi ini membuat mi instan menyebar cepat di Amerika dan Eropa.[2]

Popularitas mi instan menanjak dengan cepat ke seluruh dunia. Pada 1997, penjualannya mencapai 42 miliar bungkus. Pada 2000, penjualannya sampai 48 miliar bungkus.[7]

Pada 2020, menurut World Instant Noodles Association, konsumsi mi instan global menyentuh angka 116 miliar.[7]

Mi instan di Indonesia

Mi instan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi Indonesia) dan PT Sanmaru Foods Manufacturing Indonesia Ltd. yang berdiri pada tahun 1968. Pada tahun yang sama, diluncurkan merek mi instan pertama di Indonesia, Supermi. Empat tahun kemudian, 1972, diluncurkanlah merek mi instan terkenal dan kedua di Indonesia, Indomie.[8]

Mi instan merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang Indonesia telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera.

Supermi dan Indomie adalah merek mi instan yang pertama kali hadir dan paling terkenal di Indonesia - saking terkenalnya, orang Indonesia sering menyebut mi instan dengan sebutan "Indomie", kendati yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie. Merek mi instan lainnya yang terkenal di Indonesia antara lain adalah Supermi, Sarimi, Salam Mie, Mi ABC, Gaga Mie, Alhami, Santremie, Mie Sedaap, Lemonilo, Mi Maitri, Mi DAAI, Migelas, dan Pop Mie. Produsen yang mendominasi produksi mi instan di Indonesia adalah Indofood Sukses Makmur yang memproduksi Indomie (1972), Supermi (1968 sebagai mi instan serbaguna dan 1976 sebagai mi instan dengan bumbu), dan Sarimi (1982) serta Pop Mie (1987) sebagai mi instan dalam bentuk kemasan cup.

Saat ini, Indonesia adalah produsen mi instan terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas, dengan 44,3 miliar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 miliar bungkus dan Jepang dengan 5,4 miliar bungkus. Namun Korea Selatan mengonsumsi mi instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus.[9]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b Suryani, Fifi (17 April 2013), "Beginilah Cara Mie Instan Dibuat di Pabrik!", Tribunnews 
  2. ^ a b Dzulfaroh, Ahmad Naufal (17 Maret 2020), "Makanan Sejuta Umat, Ini Sejarah Mi Instan", Kompas 
  3. ^ a b c d e Maharani, Safira (2 Agustus 2018), "Sejarah Mi Instan, Hidangan Nikmat Zaman Perang", kumparanFOOD 
  4. ^ a b c Mahabarata, Yudhistira (29 Jan 2021), "Sejarah Singkat Mi Instan Pertama di Dunia", VOI 
  5. ^ Febriani, Rizky Tyas (17 Maret 2020), "Sejarah di Balik Lahirnya Mi Instan, jadi Penyelamat saat Krisis Pangan di Jepang", Tribunnews 
  6. ^ a b c Leibowitz, Karen (22 Juni 2011), "The Humble Origins of Instant Ramen: From Ending World Hunger to Space Noodles", Gizmodo 
  7. ^ a b Sari, Amelia Rahima (17 Maret 2020), "Dibuat Pasca Perang Dunia II, Inilah Sejarah Mi Instan Pertama di Dunia", Tempo 
  8. ^ "Persepsi Konsumen Terhadap Mie Instan - Universitas Kristen Petra"[pranala nonaktif permanen]
  9. ^ "Instant Ramen Facts - Worldwide" Diarsipkan 2006-11-17 di Wayback Machine. oleh Japan Convenience Foods Industry Association. (note: Angka di sini hanya menggunakan data 2005. Angka-angka ini dibagi dengan jumlah penduduk masing-masing negara untuk mendapatkan angka "per kapita".)