Agorafobia
Agorafobia berasal dari kata Latin agora yang berarti pasar di luar ruang, adalah jenis fobia dengan ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak di tempat umum, saat seseorang akan sulit untuk dapat melarikan diri, dan rasa takut tidak akan tersedianya pertolongan apabila seseorang mengalami serangan panik.[1] Walaupun kebanyakan orang berpikir bahwa Agorafobia adalah ketakutan akan tempat-tempat umum, sekarang dipercaya bahwa Agorafobia berkembang dari komplikasi dari serangan panik.[2] Akibatnya, orang dengan agorafobia membatasi geraknya sebatas tempat yang dirasa aman, seperti di dalam rumah.[3]Bagaimanapun, ada bukti yang menyatakan bahwa hubungan kausal satu arah antara serangan panik yang spontan dan Agorafobia dalam DSM-IV mungkin tidak tepat.[4]
Istilah
[sunting | sunting sumber]Istilah agorafobia pertama kali digunakan pada tahun 1871. Pemakaiannya untuk menjelaskan kondisi pasien yang mengalami ketakutan untuk pergi sendirian ke tempat-tempat umum. Kata "agorafobia" berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu agora dan phobos yang berarti takut terhadap kondisi atau suasana pasar.[5]
Tingkat ketakutan
[sunting | sunting sumber]Perasaan ketakutan dari penderita agrofobia berkaitan dengan tempat-tempat yang sulit untuk meminta bantuan ketika terjadi suatu masalah pada dirinya atau orang lain di sekitarnya.[6] Penderita agorafobia mengalami ketakutan terhadap tempat-tempat yang ada kerumunan orang dan keramaian. Selain itu, penderita agorafobia juga takut berada di ruangan yang sempit, luas maupun terbuka. Tingkat ketakutan mereka meningkat jika mereka dalam keadaan bepergian sendirian.[7]
Penderita agorafobia menghindari kondisi yang mereka takuti. Bagi mereka yang mampu menhadapi ketakutannya, timbul kecemasan atau penderitaan yang kuat dengan keyakinan akan memperoleh perasaan panik. Selain itu, mereka juga merasa perlu untuk didampingi oleh teman.[8]
Dampak
[sunting | sunting sumber]Penderita agorafobia akan kesulitan dalam melakukan kegiatan harian. Ini karena agorafobia mengganggu kemampuan seseorang dalam bekerja. Mereka juga kesulitan mengadakan interaksi sosial di luar rumah.[9]
Pengobatan
[sunting | sunting sumber]Agorafobia yang menyertai gangguan panik dapat diobati dengan menggunakan terapi psikofarmaka maupun psikoterapi.[10] Alprazolam dan/atau terapi perilaku kognitif (CBT) adalah sangat efektif untuk fobia ini.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Wade & Tavris, Psikologi Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2007, hal. 334
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-10. Diakses tanggal 2011-07-20.
- ^ (Indonesia) Maramis, Willy F (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. ISBN 978-979-1330-56-5.
- ^ Br J Psychiatry. 2006 May;188:432-8.
- ^ Yaunin, Yaslinda (2012). "Gangguan Panik dengan Agorafobia". Majalah Kedokteran Andalas. 2 (36).
- ^ Atrup dan Fatmawati, D. (2018). "Hipnoterapi Teknik Regression Therapy untuk Menangani Penderita Glossophobia Siswa Sekolah Menengah Pertama". Jurnal Pinus. 3 (1): 141. ISSN 2442-9163.
- ^ Natal, Yunita Victoria (2021). "Terapi Kognitif Perilaku untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan pada Klien dengan Gangguan Agorafobia" (PDF). Psyche: Jurnal Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung. 3 (1): 54.
- ^ Lesmana, Cokorda Bagus Jaya (2017). Sudira, P. G., dan Saraswati, M. R., ed. Buku Panduan Belajar KOAS: Ilmu Kedokteran Jiwa (PDF). Denpasar: Udayana University Press. hlm. 20. ISBN 978-602-294-182-8.
- ^ Tamilselvan, Sivanesh (2015). "Penilaian Keparahan serta Komorbiditas Gangguan Panik". ISM. 4 (1): 43. doi:10.15562/ism.v4i1.48. ISSN 2089-9084.
- ^ Aryati, K., dan Cahyaningsih FR. (2020). "Seorang Laki-Laki Usia 27 Tahun dengan Gangguan Panik : Laporan Kasus". Medula. 9 (4): 750.