Lompat ke isi

Gangguan obsesif kompulsif

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 21 Maret 2022 08.00 oleh Saiful Arvandy (bicara | kontrib) (menambahkan isi artikel)
Obsessive–compulsive disorder
Mencuci tangan yang sering dan berlebihan terjadi pada beberapa orang dengan OCD.
Informasi umum
SpesialisasiPsikiatri
Faktor risikoKekerasan pada anak, Stres
Aspek klinis
Gejala dan tandaMerasakan kebutuhan untuk mengecek sesuatu atau beberapa hal berulang kali, menunjukkan beberapa perilaku tertentu yang terkait perilaku kompulsif, memiliki pemikiran intrusif berulang-kali
KomplikasiGangguan Tic, gangguan kecemasan, bunuh diri
Awal munculSebelum usia 35 tahun
DiagnosisDidasarkan oleh simtom
Kondisi serupaGangguan kecemaan, gangguan depresi mayor, gangguan makan, gangguan perilaku obsesif-kompulsif
PerawatanPsikoterapi, konseling, penghambat penyerapan serotonin selektif (selective serotonin reuptake inhibitors), dan clomipramine
Prevalensi2.3%

Gangguan obsesif kompulsif (OCD) adalah gangguan mental di mana penderitanya tertekan karena pemikiran yang berulang sehingga menyebabkan penderita tersebut melakukan suatu tindakan secara berulang. Pada dasarnya penderita gangguan ini menyadari bahwa mereka terkena gangguan OCD, tetapi mereka tidak bisa mengontrol dirinya untuk berhenti melakukan tindakan tersebut. Misalnya, seorang penderita OCD akan mencuci tangannya berulang kali karena ia berpikir belum mencuci tangannya dengan bersih.[1]

Penyebab

Penyebab gangguan obsesif kompulsif di antaranya yaitu faktor genetik dan kerusakan otak. Penyebab kerusakan otak antara lain akibat trauma kelahiran, radang otak dan trauma kepala. Penyebab lain yang juga diperkirakan sebagai penyebab gangguan obsesif impulsif yaitu disfungsi basal ganglia, gyrus cinguli dan korteks prefontal.[2]

Gejala pada gangguan obsesif kompulsif dapat diketahui menggunakan banyak peralatan. Salah satu yang paling umum digunakan adalag berbagai alat, tetapi alat yang lebih sering digunakan adalah Short OCD Screener. Sementara itu, pedoman untuk diagnosis gangguan obsesif kompulsif mengacu kepada ICD-10 dan DSM-5.[3]

Gangguan perilaku kompulsif terkait

Dalam DSM-5, kategori Gangguan Obsesif Kompulsif dan Gangguan Terkait mencakup berbagai macam gangguan yang sama-sama memiliki pola perilaku kompulsif. Pola perilaku kompulsif adalah perilaku yang berulang (repetitif) yang tidak dapat atau susah untuk dikendalikan serta diasosiasikan dengan suatu distres yang mengganggu fungsi seseorang di kehidupan sehari-hari.

Gangguan kebersihan

Penderita gangguan obsesif kompulsif umumnya memiliki masalah mengenai kebersihan. Gangguan kebersihan ini membuat individu yang mengalami gangguan obsesif kompulsif memiliki obsesi terhadap kemungkinan kontaminasi. Dalam pemikiran penderita gangguan obsesif kompulsif, kontaminasi dilakukan oleh kuman, virus, kotoran, atau substansi asing lainnya. Penderita gangguan obsesif kompulsif akibat gangguan kebersihan, mengalami ketakutan akan menimbullkan bahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain akibat dari kontaminasi agen-agen penyakit tersebut.[4]

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pasien obsesif kompulsif dilakukan dengan farmakoterapi dan psikoterapi. Strategi penatalaksanan gangguan obsesif kompulsif ditentukan utamanya berdasarkan tingkat keparahan penyakit dan usia pasien. Faktor lain yang juga diperhatikan yaitu efikasi, ekcepatan, durabilitas, tolerabilitas, dan penerimaan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penatalaksanaan yang paling awal bagi pasien obsesif kompulsif yaitu gabungan antara inhibitor ambilan-kembali serotonin dan terapi kognitif perilaku.[5]

Referensi

  1. ^ Syafaatul, L., dan Hamidah (2017). "Hubungan antara Dukungan Sosial dan Obsessive Compulsive Disorder pada Remaja Putri dengan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder" (PDF). Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. 6: 72–73. 
  2. ^ Rahmawati, dkk. (2019). "Studi Deskrpitif Orang dengan Obsesive Compulsive Disorder dan Hubungan Interpersonal dalam Keluarga". Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2 (1): 694–706. 
  3. ^ Inastyarikusuma, Tarrinni (2021). "Gangguan Obsesif Kompulsif Pediatrik". bapin-ismki.e-journal.id. Diakses tanggal 21 Maret 2022. 
  4. ^ Dwisaptani, R., dkk. (2011). "Dinamika Penderita Gangguan Obsesif Kompulsif Kebersihan" (PDF). Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora. 5 (1): 7. ISSN 0216-1532. 
  5. ^ Puspitosari, Warih Andan (2009). "Terapi Kognitif dan Perilaku pada Gangguan Obsesif Kompulsif". Mutiara Medika. 9 (2): 74.