Lompat ke isi

Jaranan Senterewe

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jaranan Senterewe adalah salah satu jenis dari Kuda Lumping yang ada di Ponorogo dan Tulungagung, Jawa timur

Jenis Senterewe

Jaranan Senterewe di Ponorogo

Tari Jaranan Senterewe Kreasi Tulungagung

Jaranan Senterewe di Ponorogo tidak lain adalah Jaranan Thek itu sendiri, disebut Jaranan Senterewe karena tokoh barong pada kesenian ini mengenekan mahkota yang mirip dengan daun talas yang mengerujut ke atas (bahasa Jawa Sente ataupun rawe). Di Ponorogo, Jaranan Thek juga disebut Jaranan Senterewe, tetapi cara penyajiannya berbeda dengan jaranan senterwe di Tulungagung. Karena penyajian jaranan thek masih tradisonal.

Jaranan Senterewe di Tulungagung

Jaranan Senterewe di Tulungangung bermula pengasingan dari Jaranan Thek dari Ponorogo ke Tulungagung, hingga pada tahun 1980 hingga 1990an tim pemerintah Tulungangung membuat kreasi pada jaranan thek dengan ciri khas tulungangung. Supaya memunculkan kesan khas tulungagung maka dimasukan berbagai kesenian dan berbeda dari kesenian kuda lumping pada umumnya, seperti dimasukannya campursari hingga dangdut dengan alat musik modern.

Bentuk anyaman kuda hasil ciptaan Mbah Sarju, pengrajin Reog di Ponorogo kepada Tim kesenian kreasi Tulungagung, bentuk ekornya yang dibentuk langsung pada anyaman

Selain itu dibuatlah bentuk anyaman kuda yang baru, dengan memesan desain khusus kepada Mbah Sarju di Ponorogo. Mbah Sarju menyaranakan desain anyaman kuda yang kecil, ramping seperti anyaman kuda pada jathilan reog, tetapi pada bagian ekor dibentuk dari anyaman karena belum pernah ada, yang biasanya ekor pada anyaman kuda adalah bahan tambahan seperti rambut, ijuk atau tali rafia. Maka saran ini diterima oleh seniman Jaranan dan tim pemerintah Tulungagung.

Pada penari jaranan menggunakan hiasan dada (Kace/sempyok) model setengah dada yang biasa digunakan oleh penari jathilan pada reog, sedangkan jathilan reog sendiri menggunakan 3 jenis hiasan dada. digunakan hiasan dada model setengah pada penari setengah dada untuk ciri khas jaranan kreasi baru ini, meskipun telah digunakan lebih awal oleh penari jathilan reog.

Pada gerakan penari jaranan kreasi tulungagung ini lebih lincah dan atraktif dibandingkan jaranan pada umumnya, hampir terlihat sperti jathlan reog, hanya saja dikemas dengan gerak bentuk yang baru.

Selain itu, penampilan jaranan senterewe di tulungangung disajikan dnegan properti backdrop yang dilukis dengan indah seperti pada pertunjukan wayang wong. inilah yang membedakan jaranan senterewe kreasi Tulungagung dengan lainnya.

Meksi jaranan thek dibuat kreasi dengan nama jaranan senterewe tetapi masih tidak jauh beda dengan jaranan thek di Ponorogo, seperti bopo atau bomoh yang menggunakan pakaian warok, barongan berbentuk naga.