Lompat ke isi

Ali Khamenei

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Maret 2009 10.07 oleh 77.36.144.253 (bicara) (Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, penerus Imam Khomeini)
Ayatullah Agung Ali Khamenei
Berkas:Grand Ayatollah Ali Khamenei,.jpg
Presiden Republik Islam Iran ke-3
Masa jabatan
2 Oktober 1981 – 2 Agustus 1989
Informasi pribadi
Lahir19 Juli 1939 (umur 85)
Masyhad, Provinsi Razavi Khorasan, Iran
Partai politik(1) Asosiasi Ulama Militan
(2) Partai Republik Islam
IMDB: nm1527919 Facebook: Khamenei.ru X: khamenei_ir Instagram: khamenei_ir Telegram: khamenei_irNews Youtube: UCifIJGGhrdZmE3vAo7GtLjA Last fm: Ayatollah+Khamenei Discogs: 12192457 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ayatullah Agung Sayyid ‘Alî Hossaynî Khâmene’î (Pelafalan bahasa Persia) (help·info) (Persian: آیت‌الله سید علی حسینی خامنه‌ای Āyatollāh Seyyed `Alī Ḥoseynī Khāmene'ī) (lahir 17 Juli 1939), juga dikenal dengan Seyyed Ali Khamene'i adalah Pemimpin Agung Iran dan Presiden Republik Islam Iran pada periode 1981-1989. Kelahiran hingga sekolah Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, putra ‎almarhum Hujjatul Islam wal Muslimin Haj Sayyid Javad Husaini Khamenei, dilahirkan pada ‎tanggal 24 Tir 1318 Hijriah Syamsiah (16 Juli 1939) atau bertepatan dengan tanggal 28 Shafar ‎‎1357 Hijriah di kota suci Mashad. Beliau adalah putra kedua. Kehidupan Sayyid Javad Khamenei ‎sangat sederhana sama seperti kebanyakan ulama dan pengajar agama lainnya. Istri dan anak-‎anaknya memahami secara mendalam makna zuhud dan kesederhanaan dengan baik berkat ‎bimbingannya. Ketika menjelaskan kondisi kehidupan keluarganya, Rahbar mengatakan, "Ayah ‎saya adalah ulama yang terkemuka, namun sangat zuhud dan pendiam. Kehidupan kami cukup ‎sulit. Saya teringat, sering di malam hari kami tidak memiliki apa-apa untuk dimakan! Ibu saya ‎dengan susah payah menyiapkan makan malam... hidangan makan malam itu adalah roti dan ‎kismis".‎ ‎"Rumah ayah tempat saya dilahirkan -hingga saya berusia empat sampai lima tahun- berukuran ‎‎60 - 70 meter persegi di kawasan miskin Mashad. Rumah ini hanya memiliki satu kamar dan ‎sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan sempit. Ketika ayah saya kedatangan tamu (karena ‎ayah saya adalah seorang ulama dan menjadi rujukan masyarakat, beliau sering kedatangan ‎tamu) kami pergi ke ruang bawah tanah sampai tamu itu pergi. Kemudian beberapa orang yang ‎menyukai ayah saya membeli tanah di samping rumah dan menggabungkannya dengan rumah ‎kami sehingga rumah kami memiliki tiga kamar". ‎ Seperti inilah beliau dibimbing dan sejak usia empat tahun Rahbar bersama kakak beliau yang ‎bernama Sayyid Mohammad diserahkan ke maktab untuk mengenal alpabet dan belajar membaca ‎AlQuran. Setelah itu, kedua bersaudara ini melalui jenjang pendidikan dasar mereka di sekolah ‎Islam yang saat itu baru dibangun "Daar At-Ta'lim Diyanati".‎

Di Hauzah Ilmiah Setelah mempelajari Jamiul Maqaddimat, ilmu sharf dan nahwu, beliau masuk ke hauzah ilmiah ‎serta belajar ilmu-ilmu dasar dan sastra dari ayah beliau dan para guru lainnya. "Faktor dan ‎alasan utama saya memilih jalan bercahaya keruhanian ini adalah ayah saya dan ibu saya yang ‎selalu mendukung saya."‎ Beliau belajar ilmu tata bahasa Arab Jamiul Muqaddimat, Suyuthi dan Mughni dari para guru di ‎madrasah Sulaiman Khan dan Navvab. Sang ayah mengawasi terus dan memantau ‎perkembangan pendidikan anaknya. Pada masa itu Sayyid Ali Khamenei juga mempelajari buku ‎Ma'alim. Kemudian beliau belajar kitab Syarai' Al Islam dan Syarh Lum'ah dari sang ayah dan ‎sebagiannya dari almarhum Agha Mirza Modarris Yazdi. Untuk kitab Rasail dan Makasib, beliau ‎menimba ilmu dari almarhum Haj Syeikh Hashim Qazveini, dan pelajaran lainnya di jenjang fiqih ‎dan ushul, beliau dibimbing langsung oleh sang ayah. Beliau melalui tingkat dasar itu sangat ‎cepat hanya dalam kurun waktu lima setengah tahun. Ayah beliau pada masa itu berperan sangat ‎besar dalam perkembangan anaknya. Sayid Ali Khamenei berguru pada almarhum Ayatullah Mirza ‎Javad Agha Tehrani di bidang ilmu logika, filsafat, kitab Mandzumah Sabzavari, dan kemudian ‎beliau juga belajar dari almarhum Syeikh Reza Eisi.‎ ‎ ‎ Di Hauzah Ilmiah Najaf Sejak usia 18 tahun Ayatullah Khamenei mulai belajar tingkat darsul kharij (tingkat tinggi) ilmu ‎fiqih dan ushul di kota Mashad dari seorang marji' almarhum Ayatullah Al Udzma Milani. Pada ‎tahun 1336 hijriah syamsiah (1957) beliau pergi menuju kota Najaf di Irak untuk berziarah. ‎Setelah menyaksikan dan ikut dalam kelas darsul kharij dari para mujtahid di hauzah Najaf ‎termasuk almarhum Sayyid Muhsin Hakim, Sayyid Mahmoud Shahroudi, Mirza Bagher Zanjani, ‎Sayyid Yahya Yazdi, dan Mirza Bojnourdi, Sayid Ali Khamenei sangat menyukai kondisi belajar, ‎mengajar, dan penelaahan di hauzah ilmiah Najaf. Beliau pun lantas memberitahukan niatnya ‎untuk belajar di Najaf kepada sang ayah, namun ayah beliau tidak menyetujui hal ini. Setelah ‎beberapa waktu, beliau kembali ke Mashad.‎ ‎ ‎ Di Hauzah Ilmiah Qom Pada tahun 1337 hingga 1343 Hijriah Syamsiah (1958-1964), Ayatullah Khamenei belajar ilmu ‎tingkat tinggi di bidang fiqih, ushul, dan filsafat, di hauzah ilmiah Qom dari para guru besar ‎termasuk di antaranya almarhum Ayatullah Al-Udzma Boroujerdi, Imam Khomeini, Syeikh ‎Murtadha Hairi Yazdi, dan Allamah Taba'tabai. Pada tahun 1343 Hijriah Syamsiah (1964), Sayid ‎Ali Khamenei sangat sedih karena dalam surat menyurat dengan ayahnya, beliau mengetahui ‎bahwa satu mata ayahnya tidak dapat melihat lagi akibat terserang penyakit katarak. Saat itu ‎beliau bimbang antara tinggal di Qom untuk melanjutkan studi atau pulang ke Mashad. Akhirnya ‎demi keridhoan Allah swt, beliau memutuskan pulang ke Mashad dan merawat sang ayah. ‎ Dalam hal ini Ayatullah Khamenei mengatakan, "Saya pulang ke Mashad dan Allah swt telah ‎melimpahkan petunjuk-Nya kepada kami. Yang terpenting adalah saya telah melaksanakan tugas ‎dan tanggung jawab saya. Jika saya mendapatkan anugerah, itu dikarenakan kepercayaan saya ‎untuk selalu berbuat baik kepada ayah dan ibu saya".‎ Dihadapkan pada dua pilihan sulit tersebut, Ayatullah Khamenei memutuskan pilihan yang tepat. ‎Sejumlah guru dan rekan beliau sangat menyayangkan mengapa beliau sedemikian cepat ‎meninggalkan hauzah ilmiah Qom, karena mereka berpendapat jika beliau tinggal sedikit lebih ‎lama lagi maka beliau akan menjadi demikan dan demikian... Namun fakta di masa depan ‎membuktikan bahwa Ayatullah Khamenei memilih pilihan yang tepat dan perjalanan hidup yang ‎ditetapkan oleh Allah swt untuk beliau lebih tinggi dan mulia dari apa yang mereka perkirakan. ‎Adakah orang yang menduga bahwa ulama muda berusia 25 tahun yang cerdas dan berbakat ini, ‎yang pergi meninggalkan Qom untuk merawat kedua orang tuanya, kelak 25 tahun kemudian ‎diangkat menjadi pemimpin umat? ‎ Di Mashad, Ayatullah Khamenei tidak menginggalkan pelajarannya. Selain hari libur, dan pada ‎waktu berjuang, dipenjara, atau bepergian, beliau tetap melanjutkan pelajaran tingkat tinggi fiqih ‎dan ushul hingga tahun 1347 Hijriah Syamsiah (1768) dari para guru besar hauzah Mashad ‎khususnya Ayatullah Milani. Tidak hanya itu, sejak tinggal di Mashad tahun 1343 Hijriah Syamsiah ‎‎(1964) untuk merawat kedua orang tuanya, Ayatullah Khamenei juga memberikan pelajaran ilmu ‎fiqih, ushul, dan maarif Islami kepada para pelajar agama muda dan mahasiswa.‎ ‎ ‎ Perjuangan Politik Ayatullah Khamenei menurut keterangan beliau sendiri adalah termasuk salah satu murid Imam ‎Khomeini dalam pelajaran fiqih, ushul, politik, dan revolusi. Namun percikan pertama aktivitas ‎politik dan perjuangan beliau terhadap pemerintahan dzalim, dipantik oleh seorang pejuang besar ‎yang gugur syahid di jalan Islam, Sayyid Mujtaba Navvab Safavi. Ketika itu, Navvab Safavi dan ‎sejumlah pejuang Islam lainnya dari kelompok Fedaiyan-e Islam (Pembela Islam) pada tahun ‎‎1331 Hijriah Syamsiah (1952) pergi ke kota kota Mashad untuk menyampaikan pidatonya yang ‎berapi-api di madrasah Sulaiman Khan soal kebangkitan Islam dan penerapan hukum Allah, serta ‎membongkar tipu daya Rezim Syah dan Inggris terhadap bangsa Iran. Pada masa itu, Ayatullah ‎Khamenei termasuk pelajar madrasah Sulaiman Khan dan beliau benar-benar terkesan oleh ‎pidato Navvab. Dalam hal ini beliau mengatakan, "Saat itu juga percikan semangat revolusi Islam ‎dibangkitkan pada jiwa saya oleh Navvab dan saya tidak ragu lagi bahwa saat itulah Navvab telah ‎menyalakan api perjuangan dalam hati saya". ‎ Bersama Gerakan Imam Khomeini r.a Ayatullah Khamenai pada tahun 1341 Hijriah Syamsiah (1962), tinggal di kota suci Qom dan saat ‎itu beliau masuk di medan perjuangan politik Imam Khomeini melawan politik anti-Islam ala ‎Amerika Serikat (AS) yang digulirkan oleh Rezim Syah Pahlevi. Selama 16 tahun beliau berjuang ‎dan harus melalui berbagai kondisi termasuk penjara dan pengasingan. Selama itu pula beliau ‎tidak gentar menghadapi segala bentuk ancaman bahaya. Untuk pertama kalinya pada tahun ‎‎1338 Hijirah Syamsiah (1959), beliau diinstruksikan oleh Imam Khomeini untuk menyampaikan ‎pesannya kepada Ayatullah Milani dan para ulama lainnya di Propinsi Khorasan soal mekanisme ‎program dakwah para ulama dan ruhaniwan di bulan Muharram dan penyingkapan kebobrokan ‎politik Rezim Syah dan AS, serta menyangkut kondisi Iran dan kota suci Qom. Misi itu ‎dijalankannya dengan baik dan beliau melaksanakan tugas dakwah bulan Muharram di kota ‎Birjand. Dalam dakwahnya, seperti yang telah dimandatkan oleh Imam Khomeini, Ayatollah ‎Khamenei mengungkap kebobrokan Rezim Syah dan politik AS. Oleh sebab itu, pada tanggal 9 ‎Muharram bertepatan dengan tanggal 12 Khordad 1342 (2 Juni 1963), beliau ditangkap dan ‎ditahan semalam. Keesokan harinya beliau dibebaskan dengan syarat tidak lagi berpidato di atas ‎mimbar. Gerak gerik beliau pun diawasi oleh aparat. Menyusul terjadinya peristiwa berdarah 15 ‎Khordad (5 Juni 1963), beliau kembali ditangkap dan diserahkan ke penjara militer di kota ‎Mashad. Beliau mendekam selama 10 hari dalam penjara tersebut dan selama itu pula beliau ‎menjadi mangsa aksi penyiksaan sadis.‎ ‎ ‎ Penahanan Kedua Pada bulan Bahman tahun 1342 Hijriah Syamsiah (Februari 1963) atau Ramadhan 1383 Hijriah, ‎Ayatullah Khamenei bersama beberapa rekan beliau pergi menuju Kerman dengan perencanaan ‎yang matang. Setelah dua atau tiga hari berpidato dan bertemu dengan ulama dan para pelajar ‎agama di Kerman, beliau melanjutkan perjalanannya menuju kota Zahedan. Pidato beliau yang ‎penuh semangat khususnya pada tanggal 6 Bahman (26 Januari) hari ulang tahun pemilihan ‎umum dan referendum palsu yang digelar Rezim Syah- mendapat sambutan hangat dari ‎masyarakat. Pada tanggal 15 Ramadhan yang bertepatan dengan hari kelahiran Imam Hasan as, ‎ketegasan dan keberanian serta semangat revolusi Ayatullah Khamenei dalam mengungkap politik ‎setan dan ala AS Rezim Syah Pahlevi, sampai pada puncaknya. Sebab itu, para agen intelejen ‎Rezim Syah atau SAVAK, menangkap beliau pada malam hari dan mengirim beliau ke Tehran ‎dengan menggunakan pesawat. Beliau dijebloskan ke dalam sel perorangan di penjara Qezel ‎Qal'eh selama kurang lebih dua bulan. Selama itu pula beliau bersabar menahan segala macam ‎penyiksaan. ‎ Penahanan Ketiga dan Keempat Kelas pelajaran tafsir, hadis, dan pemikiran Islami beliau di kota Mashad dan Tehran, mendapat ‎perhatian yang luar biasa dari para pelajar muda revolusioner. Hal inilah yang kembali membuat ‎para agen SAVAK geram dan selalu mengawasi aktivitas Ayatullah Khamenei. Karena diawasi, ‎pada tahun 1345 Hijriah Syamsiah (1966) Ayatollah Khamenei beraktivitas secara sembunyi-‎sembunyi. Setahun kemudian, beliau ditangkap dan dipenjara. Pada tahun 1349 Hijriah Syamsiah ‎‎(1970), untuk keempat kalinya beliau ditangkap oleh SAVAK karena berbagai aktivitas ilmiah dan ‎perjuangan beliau terhadap Rezim Syah. ‎ Penangkapan Kelima Mengenai penangkapan kelimanya, Ayatullah Khamenei menulis, "Pada tahun 1348 Hijriah ‎Syamsiah (1969), terbuka peluang untuk melakukan perlawanan bersenjata di Iran. Sensitifitas ‎dan kekerasan agen-agen Rezim Syah saat itu terhadap pribadi saya juga semakin meningkat ‎mengingat gerakan perlawanan bersenjata tersebut tidak mungkin terlepas dari orang-orang ‎seperti saya. Pada tahun 1350 Hijriah Syamsiah (1971), saya kembali dipenjara. Tindakan ‎kekerasan yang dilakukan SAVAK di penjara secara jelas menunjukkan kekhawatiran mereka ‎terhadap menyatunya gerakan perlawanan bersenjata dengan pusat-pusat pemikiran Islam. Dan ‎mereka tidak dapat menerima fakta bahwa aktivitas ilmiah dan dakwah saya di Mashad dan ‎Tehran tak ada kaitannya dengan gerakan perlawanan bersenjata itu. Setelah bebas dari penjara, ‎pelajaran tafsir untuk umum dan kelas-kelas ideologi dan lain-lain, semakin meluas."‎ ‎ ‎

Penangkapan Keenam Antara tahun 1350 hingga 1353 Hijriah Syamsiah (1971-1974), pelajaran tafsir dan ideologi ‎Ayatullah Khamenei digelar di tiga masjid yaitu masjid Karamat, masjid Imam Hasan as, dan ‎masjid Mirza Ja'far, di kota Mashad. Ribuan warga khususnya para pemuda revolusioner ‎memenuhi ketiga masjid tersebut untuk mendengarkan pemikiran dan pelajaran Ayatullah ‎Khamenei. Pelajaran Nahjul Balaghah beliau juga sangat diminati. Penjelasan Nahjul Balaghah ‎beliau yang ditulis dalam bentuk diktat berjudul "Partuee az Nahjul Balaghah" (Seberkas cahaya ‎dari Nahjul Balaghah) diperbanyak dan disebar luas oleh para pemuda revolusioner. Mereka yang ‎menimba pelajaran tentang hakikat dan perjuangan dari Ayatullah Khamenei, lantas menyebar ke ‎seluruh penjuru di Iran dan menjelaskan tentang hakikat serta mempersiapkan mental warga bagi ‎membela gerakan revolusi besar Islam. ‎

Pada bulan Dey 1353 Hijriah Syamsiah (Januari 1975), SAVAK menyerbu rumah Ayatullah ‎Khamenei. Selain menangkap beliau, para agen SAVAK juga merampas seluruh artikel maupun ‎catatan beliau. Ini merupakan penangkapan keenam dan masa penahanan yang paling sulit. ‎Ayatollah Khamenei disekap dalam penjara Komite Gabungan Kepolisian hingga musim gugur ‎tahun 1354 Hijriah Syamsiah (mendekati bulan-bulan akhir tahun 1975). Selama masa ‎penahanan, beliau diperlakukan dengan sangat keji. Kepedihan yang dialami Ayatullah Khamenei ‎selama masa penahanan itu menurut beliau hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang pernah ‎merasakan kondisi yang sama. Setelah bebas, Ayatullah Khamenei kembali ke kota Mashad dan ‎tetap melanjutkan aktivitas ilmiah dan revolusionernya. Namun kali ini beliau tidak dapat ‎membuka kelas-kelas terbuka seperti sebelumnya. ‎

Di Pengasingan

Rezim Syah Pahalevi pada akhir tahun 1356 Hijriah Syamsiah (1978), menangkap dan ‎mengasingkan Ayatullah Khamenei ke kota Iranshahr selama tiga tahun. Pada pertengahan tahun ‎‎1357 (akhir 1978), menyusul semakin tajamnya perjuangan warga muslim revolusioner Iran, ‎Ayatullah Khamenei dibebaskan dari pengasingan dan kembali ke kota Mashad. Beliau berada di ‎barisan terdepan perjuangan rakyat Iran melawan Rezim Pahlevi dan SAVAK. Setelah 15 tahun ‎berjuang di jalan Allah swt secara ksatria serta ketabahan dalam menghadapi segala kesulitan, ‎akhirnya beliau dapat merasakan hasil dari perjuangan dan perlawanan tersebut yaitu ‎kemenangan Revolusi Islam Iran dan tumbangnya rezim despotik Syah Pahlevi, serta ‎terbentuknya kedaulatan Islam di negeri ini.‎

Detik Menjelang Kemenangan

Menjelang kemenangan Revolusi Islam, sebelum kepulangan Imam Khomeini r.a dari Paris ke ‎Tehran, sesuai instruksi Imam, dibentuklah Dewan Revolusi Islam yang dianggotai oleh sejumlah ‎tokoh pejuang seperti Ayatullah (Syahid) Mutahhari, Ayatullah (Syahid) Beheshti, Hashemi ‎Rafsanjani, dan lain-lain. Imam Khomeini juga merekomendasikan Ayatullah Khamenei untuk ‎menjadi anggota dewan. Pesan Imam Khomeini r.a itu disampaikan kepada Ayatullah Khamenei ‎oleh Syahid Muthahhari, dan setelah itu Ayatullah Khamenei berangkat dari Mashad menuju ‎Tehran.‎ ‎ Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei tetap melanjutkan aktivitas dan kerja ‎keras untuk merealisasikan cita-cita revolusi. Aktivitas dan jabatan yang beliau emban sangat ‎penting khususnya jika dilihat dengan memandang kondisi saat itu. Berikut ini adalah ringkasan ‎aktivitas penting beliau: ‎● Ikut mendirikan Partai Republik Islam pada bulan Esfand tahun 1357 Hijriah Syamsiah (Maret ‎‎1979) dengan kerjasama sejumlah ulama pejuang seperti Syahid Beheshti, Syahid Bahonar, ‎Hashemi Rafsanjani, dan lain-lain.

‎● Menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan Iran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).

‎● Pemimpin Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).

‎● Imam Jum'at Tehran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).

‎● Wakil Imam Khomeini r.a di Dewan Tinggi Pertahanan, tahun 1359 Hijriah Syamsiah (1980).

‎● Wakil warga Tehran di Majles Shura Islami (Parlemen Iran), tahun 1358 Hijriah Syamsiah ‎‎(1979).

‎● Partisipasi aktif beliau dengan mengenakan seragam militer di medan perang ‘pertahanan suci' ‎melawan Irak pada tahun 1359 Hijriah Syamsiah (1980), menyusul invasi pasukan Irak terhadap ‎wilayah Iran. Dalam perang ini Irak diprovokasi dan dipersenjatai oleh kekuatan arogan dunia ‎termasuk AS dan Uni Soviet.

‎● Gagalnya percobaan teror terhadap beliau oleh kelompok munafiqin di masjid Abu Dzar Tehran, ‎tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981).

‎● Menjabat sebagai Presiden Republik Islam Iran, menyusul gugur syahidnya Muhammad Ali ‎Rajaee, Presiden kedua Republik Islam Iran. Pada bulan Mehr tahun 1360 Hijriah Syamsiah ‎‎(1981), Ayatullah Khamenei memperoleh lebih dari 16 juta suara warga, dan dilantik sebagai ‎Presiden Republik Islam Iran setelah mendapat pengukuhan dari Imam Khomeini r.a. Beliau juga ‎terpilih untuk kedua kalinya pada tahun 1364 hingga 1368 Hijriah Syamsiah (1985).

‎● Ketua Dewan Revolusi Kebudayaan, tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981).

‎● Ketua Dewan Penentu Kebijakan Negara, tahun 1366 Hijriah Syamsiah (1987).

‎● Ketua Dewan Revisi Konstitusi, tahun 1368 Hijriah Syamsiah (1989).

‎● Ditunjuk oleh Dewan Ahli untuk menjadi Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, ‎yang dimulai sejak 14 Khordad, sepeninggal Imam Khomeini r.a. Pilihan ini sangat tepat, karena ‎beliau memiliki kelayakan sepenuhnya untuk bukan saja membimbing warga Muslim Iran, ‎melainkan umat Islam di seluruh dunia (1989). ‎

Karya Tulis ‎1- Tarh-e Kulli-e Andishe-e Eslami dar Qor'an (Program Komprehensif Pemikiran Islami Dalam ‎AlQuran). ‎2- Az Jarfha-ye Namaz (Dari Kedalaman Shalat) ‎3- Goftari dar Bab-e Sabr (Pembahasan tentang Kesabaran) ‎4- Chahar Ketab-e Asli-e Elm-e Rejal (Empat Buku Utama Ilmu Rijal) ‎5- Wilayat (Kepemimpinan). ‎6- Gozaresh az Sabeqe-e Tarikhi va Auza-e Konouni-e Hauze-e Elmiye-e Mashhad (Laporan ‎Mengenai Sejarah dan Kondisi Terkini Hauzah Ilmiah Mashad). ‎7- Zendeginame-e Aimme-e Tashayyo' (Riwayat Hidup Para Imam Syiah) -belum dicetak. ‎8- Pishvaye Sadeq (Pemimpin yang Jujur) ‎9- Vahdat va Tahazzob (Persatuan dan Kepartaian) ‎10- Honar az Didgah-e Ayatollah Khamenei (Seni Menurut Ayatullah Khamenei) ‎11- Dorost Fahmidan-e Din (Pemahaman Benar Tentang Agama) ‎12- (Onsor-e Mobarezeh dar Zendegiy-e Aimmeh (Unsur Perjuangan Dalam Kehidupan Para Imam ‎a.s) ‎13- Ruh-e Tauhid, Nafy-e Obudiyyate Gheire Khoda (Ruh Ketauhidan, Penafian Penghambaan ‎Selain Allah swt) ‎14- Zarurat-e Bazgasht be Qor'an (Urgensi Kembali Kepada AlQuran) ‎15- Sire-ye Emam-e Sajjad (Sejarah Imam Sajjad a.s) ‎16- Imam Ridha as va Velayatahdi (Imam Ridha a.s dan Posisi Putra Mahkota) ‎17- Tahajom-e Farhangi (Serangan Budaya), disusun dari kumpulan pidato dan pesan Rahbar. ‎18- Hadis-e Velayat (Hadis Kepemimpinan), kumpulan pidato dan pesan Rahbar yang hingga kini ‎telah dicetak sebanyak sembilan jilid.‎ Terjemah ‎1- Solh-e Emam Hasan (Perdamaian Imam Hasan as), karya Razi Aali Yaasin. ‎2- Ayandeh dar Qalamrove Islam (Masa Depan Dalam Kekuasaan Islam), karya Sayyid Qutb. ‎3- Mosalmanan dar Nehzat-e Azadi-e Hindustan (Muslimin Dalam Gerakan Kebebasan India), ‎karya Abdul Mun'im Namri Nasri. ‎4- Eddea nameh Alahe tamaddon-e Gharb (Gugatan Terhadap Kebudayaan Barat), karya Sayyid ‎Qutb.‎


atimes.com</ref> [1] [2]

Ayatollah Ali Khamenei


Rujukan

Pranala luar


Didahului oleh:
Mohammad Ali Rajai
Presiden Iran
19811989
Diteruskan oleh:
Ali Akbar Hashemi Rafsanjani
Didahului oleh:
Ruhollah Khomeini
Pemimpin Agung Iran
1989– sekarang
Diteruskan oleh:
Masih Menjabat