Lompat ke isi

Mendam Berahi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 April 2022 03.03 oleh Verosaurus (bicara | kontrib) (Keterangan Md. Salleh Yaapar)
Sebuah galai Melayu abad ke-15 sampai 16. Ini bukan Mendam Berahi, tapi gambaran ini menggambarkan seperti apa ghali Melayu saat itu.
Sejarah
Kesultanan Melaka
Nama Mendam Berahi
Beroperasi Antara tahun 1509 sampai 1511[Catatan 1]
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Ghali/galai
Panjang 180 ft (54,9 m)[1]
Lebar 36 ft (11,0 m)[1]
Awak kapal 400 orang[2]:61
Senjata 7 laras meriam[3][4]:299[5]:180

Mendam Berahi merupakan sebuah kapal galai kerajaan (bahasa Melayu: ghali kenaikan raja) yang digunakan pada masa Kesultanan Malaka pada abad ke-16. Kapal ini di bawah kendali Laksamana Hang Tuah saat ia melakukan perjalanan ke 14 negara atau kota. Kapal ini digunakan untuk menjalin hubungan dengan negara asing, perdagangan dakwah dan angkutan umum seperti khususnya untuk membawa jemaah haji ke Mekkah.[6] Perjalanan ke Mekah selama berbulan-bulan membutuhkan persediaan makanan yang konstan. Dikarenakan Mendam Berahi tidak dapat mengangkut makanan, air dan kebutuhan lainnya dalam jumlah banyak, maka kapal akan berlabuh di pelabuhan untuk mendapatkan perbekalan sekaligus berlindung dari cuaca buruk.[7]

Kapal ini khusus dibangun untuk membawa putri raja Majapahit.[8] Walau bagaimanapun, peristiwa tersebut sebenarnya buatan pengarang hikayat karena Gajah Mada sudah meninggal dunia ketika itu. Catatan mengenai kapal ini hanya terdapat dalam Hikayat Hang Tuah, catatan Melayu lain seperti Sejarah Melayu tidak mencatatnya.[9]:166 Malah catatan Portugis tidak mencatat Mendam Berahi, meskipun rujukan kepada satu kapal besar dapat dilihat dalam Suma Oriental karya Tomé Pires, di mana beliau menyebut tentang "flagship" (kapal utama) Melaka yang membawa banyak bombard. Kapal ini, bagaimanapun, tidak mesti Mendam Berahi, bisa jadi ia adalah kapal lain. Lagipula, Hikayat Hang Tuah dikarang setelah abad ke-17 (lebih dari 100 tahun setelah peristiwa itu), jadi informasi di dalamnya mungkin tidak tepat.[10]:255-256

Deskripsi

Kapal Mendam Berahi panjangnya 60 gaz (180 kaki atau 54,9 m)[Catatan 2] dan lebar 6 depa (36 kaki atau 11 m).[11] Menurut kajian Rohaidah Kamaruddin, penukaran satuan yang disebutkan dalam manuskrip Melayu lama akan menghasilkan panjang 50,292 m dan lebar 10,9728 m.[12] Menurut Irawan Djoko Nugroho, panjangnya ialah 50 m dan lebarnya 12 meter,[13]:298 manakala Pierre-Yves Manguin memperkirakan 67 m panjang dan 11 m lebar, dengan rasio panjang dan lebar yang biasa terdapat di kapal galai yaitu kira-kira 7:1.[9]:166 Menurut Md. Salleh Yaapar, ghali ini memiliki 3 tiang, 100 dayung dan boleh membawa 400 orang,[14]:61 namun keterangan ini hanyalah perkiraan, ia tidak dijumpai pada manuskrip Hikayat Hang Tuah yang ada.[15]

Peninggalan

Replika Mendam Berahi akan dibangun kembali di Klebang oleh tim ahli sejarah senilai 10 juta ringgit Malaysia. Proyek ini diharapkan memakan waktu 2 tahun untuk menyelesaikannya.[16][17][18]

Institut Penyelidikan Matematik Universiti Putra Malaysia mengetuai projek penelitian dan pembuatan kapal ini berdasarkan kajian manuskrip-manuskrip lama yang diperoleh dari seluruh dunia yang menjelaskan rupa kapal tersebut; informasi dikumpulkan kemudian diubah ke dalam bahasa dan ukuran modern. Projek tersebut diperkirakan siap pada tahun 2023.[12]

Catatan

  1. ^ Hikayat Hang Tuah menceritakan tentang pelayaran Hang Tuah ke berbagai negara, sebagai tanggapan atas ancaman Portugis - Jadi tanggal pembuatannya adalah antara kedatangan Portugis (1509) dan jatuhnya Kesultanan Malaka (1511). Hikayat itu sendiri tidak menyebutkan tanggal/tahun.
  2. ^ 1 gaz Melayu sama dengan 33-35 inci atau 3 kaki. Lihat "gaz". Kamus Dewan (edisi ke-ke-4). Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. 2017. hlm. 383. 

Referensi

  1. ^ a b Musa, Hashim (2019). Teknologi perkapalan Melayu tradisional: Jong dan Ghali meredah tujuh lautan. In: Persidangan Antarabangsa Manuskrip Melayu 2019, 15-17 Oktober 2019, Auditorium, Pepustakaan Negara Malaysia. p. 18.
  2. ^ Yaapar, Md. Salleh (2019). "Malay Navigation and Maritime Trade: A Journey Through Anthropology and History". IIUM Journal of Religion and Civilisational Studies. 2: 53–72. 
  3. ^ Hikayat Hang Tuah, VIII: 165. Transkripsi: Maka Mendam Berahi pun di-suroh dayong ka-laut. Maka Laksamana memasang meriam tujoh kali. Maka kenaikan pun belayar lalu menarek layar.
  4. ^ Nugroho, Irawan Djoko (2011). Majapahit Peradaban Maritim. Suluh Nuswantara Bakti. ISBN 9786029346008. 
  5. ^ Salleh, Muhammad Haji (2010). The Epic of Hang Tuah. ITBM. ISBN 9789830687100. 
  6. ^ Rahimah A. Hamid & A.S Hardy Shafii 2017, hlm. 151-153.
  7. ^ Yahaya Awang 2008, hlm. 13.
  8. ^ Marr & Milner 1986, hlm. 194.
  9. ^ a b Manguin, Pierre-Yves (2012). Lancaran, Ghurab and Ghali. In G. Wade & L. Tana (Eds.), Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past (pp. 146-182). Singapore: ISEAS Publishing.
  10. ^ Cortesão, Armando (1944). The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume II. London: The Hakluyt Society.  Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  11. ^ Musa, Hashim (2019). Teknologi perkapalan Melayu tradisional: Jong dan Ghali meredah tujuh lautan. Dalam: Persidangan Antarabangsa Manuskrip Melayu 2019, 15-17 Oktober 2019, Auditorium, Pepustakaan Negara Malaysia. m/s. 18.
  12. ^ a b Raja Nur Faznie Aida (24 Mac 2022). "Inspem ketuai penyelidikan, pembinaan kapal Mendam Berahi". Sinar Harian. 
  13. ^ Nugroho, Irawan Djoko (2011). Majapahit Peradaban Maritim. Suluh Nuswantara Bakti. ISBN 9786029346008. 
  14. ^ Yaapar, Md. Salleh (2019). "Malay Navigation and Maritime Trade: A Journey Through Anthropology and History". IIUM Journal of Religion and Civilisational Studies. 2: 53–72. 
  15. ^ Sebagai pembanding, keterangan mengenai kapal tersebut dapat dibaca pada Salleh, 2013: 226-227 dan Schap, 2010: 105.
  16. ^ Fairuz Zaidan (30 Jun 2017). "'Mendam Berahi' produk pelancongan baharu Melaka". BH Online. Foto oleh Khairunisah Lokman. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 3 September 2020. 
  17. ^ Muhammad Saufi Hassan (12 Mac 2018). "Bina semula Mendam Berahi". myMetro. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 3 September 2020. 
  18. ^ "Di Taman Tema Samudera : Kapal Mendam Berahi bakal dibina". Melaka Kini. 8 Februari 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 3 September 2020. 

Buku