Mendam Berahi
Sebuah galai Melayu abad ke-15 sampai 16. Ini bukan Mendam Berahi, tapi gambaran ini menggambarkan seperti apa ghali Melayu saat itu.
| |
Sejarah | |
---|---|
Kesultanan Melaka | |
Nama | Mendam Berahi |
Beroperasi | Antara tahun 1509 sampai 1511[Catatan 1] |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | Ghali/galai |
Panjang | 180 ft (54,9 m)[1] |
Lebar | 36 ft (11,0 m)[1] |
Awak kapal | 400 orang[2] |
Senjata | 7 laras meriam[3][4][5] |
Mendam Berahi merupakan sebuah kapal galai kerajaan (bahasa Melayu: ghali kenaikan raja) yang digunakan pada masa Kesultanan Malaka pada abad ke-16. Kapal ini di bawah kendali Laksamana Hang Tuah saat ia melakukan perjalanan ke 14 negara atau kota. Kapal ini digunakan untuk menjalin hubungan dengan negara asing, perdagangan dakwah dan angkutan umum seperti khususnya untuk membawa jemaah haji ke Mekkah.[6] Perjalanan ke Mekah selama berbulan-bulan membutuhkan persediaan makanan yang konstan. Dikarenakan Mendam Berahi tidak dapat mengangkut makanan, air dan kebutuhan lainnya dalam jumlah banyak, maka kapal akan berlabuh di pelabuhan untuk mendapatkan perbekalan sekaligus berlindung dari cuaca buruk.[7]
Kapal ini khusus dibangun untuk membawa putri raja Majapahit.[8] Walau bagaimanapun, peristiwa tersebut sebenarnya buatan pengarang hikayat karena Gajah Mada sudah meninggal dunia ketika itu. Catatan mengenai kapal ini hanya terdapat dalam Hikayat Hang Tuah, catatan Melayu lain seperti Sejarah Melayu tidak mencatatnya.[9] Malah catatan Portugis tidak mencatat Mendam Berahi, meskipun rujukan kepada satu kapal besar dapat dilihat dalam Suma Oriental karya Tomé Pires, di mana beliau menyebut tentang "flagship" (kapal utama) Melaka yang membawa banyak bombard. Kapal ini, bagaimanapun, tidak mesti Mendam Berahi, bisa jadi ia adalah kapal lain. Lagipula, Hikayat Hang Tuah dikarang setelah abad ke-17 (lebih dari 100 tahun setelah peristiwa itu), jadi informasi di dalamnya mungkin tidak tepat.[10]
Deskripsi
Kapal Mendam Berahi panjangnya 60 gaz (180 kaki atau 54,9 m)[Catatan 2] dan lebar 6 depa (36 kaki atau 11 m).[11] Menurut kajian Rohaidah Kamaruddin, penukaran satuan yang disebutkan dalam manuskrip Melayu lama akan menghasilkan panjang 50,292 m dan lebar 10,9728 m.[12] Menurut Irawan Djoko Nugroho, panjangnya ialah 50 m dan lebarnya 12 meter,[13] manakala Pierre-Yves Manguin memperkirakan 67 m panjang dan 11 m lebar, dengan rasio panjang dan lebar yang biasa terdapat di kapal galai yaitu kira-kira 7:1.[9] Menurut Md. Salleh Yaapar, ghali ini memiliki 3 tiang, 100 dayung dan boleh membawa 400 orang,[14] namun keterangan ini hanyalah perkiraan, ia tidak dijumpai pada manuskrip Hikayat Hang Tuah yang ada.[15]
Kapal ini dibuat dengan kerangka yang kuat, dindingnya dibuat sangat indah dengan diberi bingkai dari kayu, dan ditutupi oleh kain beledu berwarna kuning, merah, dan hijau.[16] Atapnya (kemungkinan disini bermaksud atap dari kabin belakangnya) terbuat dari kaca kuning dan merah, dengan beberapa pola yang menggambarkan awan dan petir. Hiasan lain pada kapal itu adalah kain kuning kerajaan dan sebuah kursi singgasana.[17]
Sejarah
Dalam Hikayat Hang Tuah, diceritakan bahwa kapal ini dibuat untuk keperluan raja Melaka[Catatan 3] melamar putri Majapahit yang digambarkan memiliki wajah secantik bulan purnama yang bercahaya dan tubuh semurni emas.[18] Pembangunan kapal ini memakan waktu 30−40 hari. Untuk mempercepat pekerjaan, sang Bendahara Melaka membaginya dalam beberapa kelompok: Hang Tuah mengerjakan haluan, para pembuat kapal ditunjuk mengerjakan bagian tengah, dan Bendahara mengerjakan buritan kapal.[16] Pola hiasan dirancang oleh Hang Tuah, dan untuk ruang di antara tiang utama dan buritan dirancang oleh Bendahara Paduka Raja, dari haluan ke tiang utama juga dirancang oleh Hang Tuah, sedangkan Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu serta semua penyanyi dan budak kerajaan mengerjakan ukirannya. Hang Tuah adalah orang yang mengusulkan penamaan "Mendam Berahi" untuk kapal ini.[17]
Peninggalan
Replika Mendam Berahi akan dibangun kembali di Klebang oleh tim ahli sejarah senilai 10 juta ringgit Malaysia. Proyek ini diharapkan memakan waktu 2 tahun untuk menyelesaikannya.[19][20][21]
Institut Penyelidikan Matematik Universiti Putra Malaysia mengetuai projek penelitian dan pembuatan kapal ini berdasarkan kajian manuskrip-manuskrip lama yang diperoleh dari seluruh dunia yang menjelaskan rupa kapal tersebut; informasi dikumpulkan kemudian diubah ke dalam bahasa dan ukuran modern. Projek tersebut diperkirakan siap pada tahun 2023.[12]
Catatan
- ^ Hikayat Hang Tuah menceritakan tentang pelayaran Hang Tuah ke berbagai negara, sebagai tanggapan atas ancaman Portugis - Jadi tanggal pembuatannya adalah antara kedatangan Portugis (1509) dan jatuhnya Kesultanan Malaka (1511). Hikayat itu sendiri tidak menyebutkan tanggal/tahun.
- ^ 1 gaz Melayu sama dengan 33-35 inci atau 3 kaki. Lihat "gaz". Kamus Dewan (edisi ke-ke-4). Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. 2017. hlm. 383.
- ^ Nama raja Melaka yang meminta pembuatan kapal ini tidak dicatat. Beberapa orang meyakini ia adalah Mansur Shah (berkuasa 1459−1477), tetapi kronologis dalam Hikayat Hang Tuah sejatinya kacau: Bangsa Portugis dan bahasanya sudah dikenal pada masa ini (padahal Portugis baru datang pada 1509), selain itu dikisahkan bahwa Hang Tuah hidup sezaman dengan Gajah Mada (meninggal tahun 1364). Walau bagaimanapun, keberadaan Portugis mengindikasikan bahwa kapal ini dibuat tahun antara tahun 1509−1511.
Referensi
- ^ a b Musa, Hashim (2019). Teknologi perkapalan Melayu tradisional: Jong dan Ghali meredah tujuh lautan. In: Persidangan Antarabangsa Manuskrip Melayu 2019, 15-17 Oktober 2019, Auditorium, Pepustakaan Negara Malaysia. p. 18.
- ^ Yaapar, Md. Salleh (2019). "Malay Navigation and Maritime Trade: A Journey Through Anthropology and History". IIUM Journal of Religion and Civilisational Studies. 2: 53–72.
- ^ Hikayat Hang Tuah, VIII: 165. Transkripsi: Maka Mendam Berahi pun di-suroh dayong ka-laut. Maka Laksamana memasang meriam tujoh kali. Maka kenaikan pun belayar lalu menarek layar.
- ^ Nugroho, Irawan Djoko (2011). Majapahit Peradaban Maritim. Suluh Nuswantara Bakti. ISBN 9786029346008.
- ^ Salleh, Muhammad Haji (2010). The Epic of Hang Tuah. ITBM. ISBN 9789830687100.
- ^ Rahimah A. Hamid & A.S Hardy Shafii 2017, hlm. 151-153.
- ^ Yahaya Awang 2008, hlm. 13.
- ^ Marr & Milner 1986, hlm. 194.
- ^ a b Manguin, Pierre-Yves (2012). Lancaran, Ghurab and Ghali. In G. Wade & L. Tana (Eds.), Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past (pp. 146-182). Singapore: ISEAS Publishing.
- ^ Cortesão, Armando (1944). The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume II. London: The Hakluyt Society. Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
- ^ Musa, Hashim (2019). Teknologi perkapalan Melayu tradisional: Jong dan Ghali meredah tujuh lautan. Dalam: Persidangan Antarabangsa Manuskrip Melayu 2019, 15-17 Oktober 2019, Auditorium, Pepustakaan Negara Malaysia. m/s. 18.
- ^ a b Raja Nur Faznie Aida (24 Mac 2022). "Inspem ketuai penyelidikan, pembinaan kapal Mendam Berahi". Sinar Harian.
- ^ Nugroho, Irawan Djoko (2011). Majapahit Peradaban Maritim. Suluh Nuswantara Bakti. ISBN 9786029346008.
- ^ Yaapar, Md. Salleh (2019). "Malay Navigation and Maritime Trade: A Journey Through Anthropology and History". IIUM Journal of Religion and Civilisational Studies. 2: 53–72.
- ^ Sebagai pembanding, keterangan mengenai kapal tersebut dapat dibaca pada Salleh, 2013: 226-227 dan Schap, 2010: 105.
- ^ a b Salleh 2013, hlm. 226.
- ^ a b Salleh 2013, hlm. 227.
- ^ Salleh 2013, hlm. 225.
- ^ Fairuz Zaidan (30 Jun 2017). "'Mendam Berahi' produk pelancongan baharu Melaka". BH Online. Foto oleh Khairunisah Lokman. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 3 September 2020.
- ^ Muhammad Saufi Hassan (12 Mac 2018). "Bina semula Mendam Berahi". myMetro. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 3 September 2020.
- ^ "Di Taman Tema Samudera : Kapal Mendam Berahi bakal dibina". Melaka Kini. 8 Februari 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 3 September 2020.
Buku
- Marr, David G.; Milner, A.C., ed. (1986). Southeast Asia in the 9th to 14th Centuries (dalam bahasa Inggris). Institute of Southeast Asian Studies / Research School of Pacific Studies. ISBN 978-997-198-839-5.
- Rahimah A. Hamid; A.S Hardy Shafii, ed. (2017). Akal Budi Melayu dalam Bahasa dan Sastera Moden. Pulau Pinang: Penerbit USM. ISBN 978-967-461-190-3.
- Salleh, Muhammad Haji, ed. (2013). Hikayat Hang Tuah Jilid 1. Jakarta: Phoenix Publishing. ISBN 978-602-7689-50-3.
- Schap, Bot Genoot, ed. (2010). Hikayat Hang Tuah I. Jakarta: Pusat Bahasa. ISBN 978-979-069-058-5.
- Yahaya Awang (2008). Kapal haji dalam kenangan. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd. ISBN 978-967-612-160-8.