Dawet
Dawet | |
---|---|
Jenis | Minuman |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Pulau Jawa |
Hidangan nasional terkait | Indonesia |
Suhu penyajian | Dingin/suhu ruang |
Variasi | Dawet ayu, dawet ayu rumput laut, dawet ireng |
Sunting kotak info • L • B |
Dawet (bahasa Jawa: ꦝꦮꦼꦠ꧀, translit. Dhawet) merupakan minuman khas Jawa yang terbuat dari tepung beras ataupun tepung beras ketan, disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman ini manis dan gurih. Mulanya, Dawet berasal dari Ponorogo, Jawa Timur kemudian menyebar berbagai kota di Jawa Seperti Banjarnegara, Semarang, Solo, Jakarta, Bandung, dan kota lainnya.
Sejarah
Dawet berasal dari Desa Jabung, Ponorogo tanpa warna atau bening, dikenal pada aabad 15 zaman bupati Ponorogo Bathoro Katong karena bermanfaat menyembuhkan orang sakit yang kala itu Warok Suro menggolo kembali pulih setelah luka melakukan perang, Kemudian Bathoro Katong memperkenalkan kepada kakanya Raden Fatah di Kesultanan Demak, Seketika Raden Fatah pun suka dengan minuman Dawet dan ingin di jadikan minuman keseharian di keraton Kesultanan, kemudian dawet jabung yang berwarna bening diberi warna hijau, yang merupakan warna kesukaan Rasulallah Saw, Dawet yang berwarna hijau ini menyebar ke barbagai kota di Jawa Tengah.[1]
Ketika Kesultanan Demak melakukan penyerangan Portugis di Melaka, Pasukan Demak disediakan minuman Dawet Hijau supaya memiliki semangat perang yang tinggi, sehingga Dawet pun dikenal juga oleh orang melayu yang tinggal di Malaysia, Singapura, Riau dan Thailand Selatan.
Perbedaan cendol dan dawet
Es cendol Hijau berasal dari Sunda yaitu Bandung, sedangkan Es dawet Hijau berasal dari Tanah Jawa yaitu Jawa Tengah. Perbedaan yang lainnya adalah pada bahan dasar es cendol dulunya terbuat dari sagu aren, tepung beras,tepung hunkwe. Umumnya dibuat hunkwe dan tepung beras saja. tepung tersebut kemudian diberi pewarna makanan hijau atau perasan daun suji; tapi ada juga yang memakai pandan. Setelah mendapat warna yang pas, adonan tepung hunkwe akan dicetak menggunakan alat khusus. Umumnya, berbentuk gelas panjang dengan lubang di bawahnya. Dari sana, bentuk khas lonjong dari cendol berasal.
Sedangkan bahan dasar es dawet dulunya terbuat dari tepung beras ataupun tepung beras ketan, diberi pewarna hijau berupa daun suji. Proses membuatnya lebih simpel dibanding cendol. Dengan cara adonan dawet dicetak menggunakan alat berupa saringan sederhana. Adonan dawet dituang ke saringan berongga, dan kemudian digoyangkan agar adonan jatuh. Hal demikian yang membuat dawet memiliki bentuk runcing pada ujungnya. Lantaran menggunakan tepung beras, dawet cenderung mempunyai tekstur yang lebih lembut daripada es cendol yang kenyal. Dawet disajikan dengan parutan es, santan, gula merah, serta tape ketan.[2]
Tekstur, karena bahan utama yang digunakan berbeda, tekstur pada kedua jenis es tersebut juga berbeda. Es cendol memiliki tekstur yang lebih kenyal ketika digigit. Sensasi kenyal itu dihasilkan dari tepung hunkwe yang digunakan. Sementara pada es dawet memiliki tekstur yang lebih lembut dan halus. Selain itu, untuk ketebalannya, es dawet biasanya lebih tebal dibandingkan dengan es cendol. Es cendol selain diberi sirop gula merah biasanya ditambah dengan potongan nangka. Sementara dawet biasanya ditambah tape ketan.[3]
Galeri
-
Dawet Ayu
-
Penjual dawet ireng
-
Penjual dawet ayu
-
Penjual dawet di solo
-
Penjual dawet
Lihat juga
- Cendol
- Dawet Ayu, dari Banjarnegara
- Dawet Ayu Rumput Laut, dari Kediri
- Dawet Jepara, dari Jepara
Referensi
- ^ https://www.asliponorogo.com/2015/06/segarnya-dawet-jabung-dsjabung-ponorogo.html
- ^ "Dinobatkan sebagai Minuman Terenak di Dunia, Ini Perbedaan Cendol dan Dawet". kumparan. Diakses tanggal 2021-03-03.
- ^ Fitria, Riska. "Serupa Tapi Tak Sama, 4 Perbedaan Es Cendol dan Es Dawet". detikfood. Diakses tanggal 2021-03-03.