Lompat ke isi

Petrus Choe Hyong

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 17 April 2022 08.19 oleh Glorious Engine (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Petrus Choe Hyong''' (1809-1866) adalah seorang martir Katolik Korea. Ia lahir di Kongju pada tahun 1809. Ayahnya yang dibaptis ketika masih berusia 20 tahun memiliki tiga orang putra. Seluruh keluarganya didedikasikan kepada Allah. Petrus yang belajar literatur Mandarin sejak masih anak-anak harus membiayai keluarganya yang miskin dengan bertani. Setelah Pastor Maubant datang ke negeri itu pada tahun 1836, Petrus menjadi asistennya. Dia memba...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Petrus Choe Hyong (1809-1866) adalah seorang martir Katolik Korea. Ia lahir di Kongju pada tahun 1809. Ayahnya yang dibaptis ketika masih berusia 20 tahun memiliki tiga orang putra. Seluruh keluarganya didedikasikan kepada Allah. Petrus yang belajar literatur Mandarin sejak masih anak-anak harus membiayai keluarganya yang miskin dengan bertani.

Setelah Pastor Maubant datang ke negeri itu pada tahun 1836, Petrus menjadi asistennya. Dia membantu Pastor Maubant dengan setia sampai imam itu menjadi martir pada tahun 1839. Petrus dan ayahnya ditangkap dan disiksa pada tahun 1840, namun mereka menyuap orang yang menangkap mereka dan mereka dibebaskan dari penjara.

Petrus merupakan salah seorang umat Katolik yang menyebrangi Laut Kuning dalam perahu kayu bersama dengan Diakon Andreas Kim Tae-gon, dan ikut serta dalam penahbisan Diakon Andreas di Shanghai. Mereka kembali ke Korea dalam perahu kayu yang sama dengan Pastor Andreas Kim dan juga Uskup Ferréol dan Pastor Daveluy yang telah menunggu di Tiongkok.

Setelah kembali ke Korea, Petrus pernah membantu Pastor Andreas Kim. Dia menikah pada usia 36 tahun, dan tinggal di pinggiran Seoul bagian selatan, dia menerjemahkan buku-buku rohani dan membuat manik-manik Rosario. Karena dia dikenal sangat saleh, bahkan banyak orang non-Katolik, para katekumen, dan orang yang baru menjadi Katolik biasa datang kepadanya untuk meminta nasihat. Walaupun Petrus bukan seorang katekis. Uskup Berneux memberikan dia wewenang untuk membaptis. Uskup juga menugaskan dia untuk memimpin sebuah percetakan. Petrus bekerja keras di jabatan itu selama empat tahun dan menerbitkan banyak buku Katolik.

Ketika Uskup Berneux ditangkap, para penangkap berusaha untuk menangkap Petrus juga. Namun Petrus bersama dengan putri dan menantunya melarikan diri. Di kemudian hari dia ditangkap dan disiksa dengan kejam. Dia dengan berani mengakui imannya. Dia dipukuli dengan begitu keras sehingga tulang kakinya terlihat. Pada tanggal 9 Maret 1866, beberapa hari setelah Uskup Berneux menjadi martir, Petrus dipenggal di luar Pintu Gerbang Kecil Barat bersama dengan Yohanes Chon Chang-un. Perlu diketahui bahwa Petrus Choe Hyong menerima lebih banyak siksaan dibanding para martir lainnya. Petrus berusia 53 tahun ketika dia menjadi martir.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]