Binter
Binter adalah merek lokal dari sepeda motor Kawasaki di Indonesia. Nama Binter adalah kepanjangan dari Bintang Terang, yaitu nama perusahaan distributor sepeda motor ini. Binter adalah salah satu sepeda motor terawal yang mengusung merek lokal, meskipun tidak mengklaim sebagai motor nasional. Motor ini diedarkan oleh PT Tunas Bekasi Motor Company, perusahaan milik Eddy Tansil (yang lebih dikenal dengan kasus Bapindo) pada awal 1980-an. Sebenarnya, bisa dikatakan Binter hanyalah motor Kawasaki yang di-rebadge, bahkan menurut Soebronto Laras, hampir semua komponen motor tersebut berasal dari luar negeri. Binter sendiri hanya berumur pendek, selain karena kalah saing dengan motor seperti Honda, pada era 80-an PT Tunas terjerat hutang US$ 25 juta ke BCA sehingga pabriknya harus diserahkan ke bank tersebut. Binter pun akhirnya berhenti diproduksi pada 1983-1985. Pabriknya kemudian diubah menjadi tempat produksi Indomobil.[1][2][3]
Produk-produk Binter adalah:
- Binter Joy (sepeda motor bebek, di kemudian hari merek "Joy" masih digunakan oleh Kawasaki Indonesia, lewat motor Blitz Joy 125)
- Binter AR125 (sepeda motor sport touring, tercanggih di kelasnya pada saat itu, dilengkapi radiator dan monoshock)
- Binter Merzy KZ200 (sepeda motor kelas menengah, 200 cc bersilinder tunggal, sepeda motor produksi massal resmi terbesar kapasitas mesinnya di Indonesia sampai Suzuki Thunder 250cc diluncurkan. Motor ini menjadi favorit untuk dimodifikasi menjadi bentuk motor chopper ala Harley Davidson, dan sampai sekarang masih banyak penggemarnya)
- Binter GTO (sepeda motor 2 tak, sekelas dengan Suzuki GP100 dan Yamaha RX100)
Sepeda motor Kawasaki di kemudian hari membuka kembali usahanya di Indonesia tetapi tidak lagi menggunakan merek "Binter". Kembalinya Kawasaki baru terjadi pada tahun 1994, ketika di tanggal 4 Januari 1994 Kawasaki mengumumkan pembentukan PT Kawasaki Motors Indonesia milik Kawasaki (51%), PT Bimantara Cakra Nusa (anak perusahaan Bimantara Citra) 15%, PT Sumber Selatan Nusantara 5% dan PT Danmotors Vespa Indonesia (29%).[4] Kepemilikan Danmotors kemudian menghilang dan PT Sumber Selatan Nusantara memiliki 34%. Pada tahun 1990-an, Kawasaki memiliki 3% pasar sepeda motor di Indonesia, dengan pabrik di Pulogadung.[5]