KMI Wire and Cable
Publik | |
Kode emiten | IDX: KBLI |
Industri | manufaktur |
Didirikan | 19 Januari 1972 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Herman Nursalim, Direktur utama |
Produk | kabel |
Pendapatan | Rp 4.239 Triliun (FY 2018) |
Rp 235.651 Miliar (FY 2018) | |
Total aset | Rp 3.244 Triliun (FY 2018) |
Total ekuitas | Rp 2.030 Triliun (FY 2018) |
Karyawan | 574 (2021)[1] |
Anak usaha | PT Langgeng Bajapratama PT KMI Electronic Solution[1] |
Situs web | kmiwire.com |
PT KMI Wire and Cable Tbk (IDX: KBLI) merupakan perusahaan publik yang bergerak di bidang manufaktur kabel yang bermarkas di Jakarta, Indonesia, dan didirikan pada tahun 1972.
Perusahaan ini awalnya didirikan dengan nama PT Kabelmetal Indonesia pada tanggal 19 Januari 1972, sebagai perusahaan patungan antara Kabel-und Metalwerke Guetehoffnungshuette AG, Jerman[1] (51%) dan PT Gunung Ngadeg Djaja (49%, perusahaan milik Bernard Ibnu Hardjojo, saudara Siti Hartinah).[2][3][4] Dengan modal US$ 500 ribu dan pinjaman luar negeri US$ 2 juta, peletakan batu pertama pabriknya dilakukan pada 21 April 1972 oleh sejumlah pejabat, di Bekasi yang hingga kini tetap beroperasi.[2] Produksinya sendiri kemudian dikeluarkan pada tahun 1974 dengan merek "Kabelmetal",[1] dan perusahaan ini sempat tercatat sebagai salah satu produsen kabel terbesar di Indonesia.[5]
Di bulan Oktober 1986, Gajah Tunggal Group (lewat PT Gajah Tunggal Mulia)[6] mengakuisisi saham mayoritas perusahaan kabel ini.[5][7] Mereka kemudian membawa Kabelmetal Indonesia go public di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya di tanggal 6 Juli 1992, dengan melepas 3,5 juta saham dan harga penawaran Rp 3.500/lembar.[8] Di bulan Desember 1994, perusahaan ini berhasil menjalin kerjasama dengan Pirelli SpA, perusahaan kabel Italia untuk membuat pabrik kabel listrik dan serat optik yang direncanakan mulai beroperasi pada 1996.[9] Kemudian, di tahun 1995, Kabelmetal Indonesia melakukan investasi ke arah hulu dengan memproduksi bahan baku utama sendiri yakni kawat aluminium dan tembaga untuk menekan biaya produksi.[1]
Perusahaan juga telah mendapat ISO 9002 untuk produksi kabel pada tahun 1995 dan untuk aluminium yang baru didirikan dan casting tembaga pada tahun 1996, yang diikuti oleh ISO 14001 pada tahun 1997 untuk sistem manajemen lingkungan dan ISO 9001 untuk rancangan produksi kabel pada tahun 1998.[6] Mulai 20 Desember 1996, nama PT Kabelmetal Indonesia Tbk resmi berganti menjadi PT GT Kabel Indonesia Tbk,[1] walaupun produknya tetap beredar dengan nama Kabelmetal,[6] yang tercatat diedarkan dalam 2.000 jenis.[10] Produknya juga diekspor kemudian ke berbagai negara seperti Asia dan Timur Tengah.[11]
Pasca krisis ekonomi di akhir 1990-an, GT Kabel Indonesia menjadi terjerat hutang jutaan dolar AS. Untuk itu, perusahaan perlahan-lahan mulai merestrukturisasi hutangnya yang dilakukan pada 2002-2003.[12] Hutang-hutang ini di-rescheduling, dikonversi menjadi saham maupun dibeli kembali oleh perusahaan.[13] Walaupun demikian, hingga 2005, perusahaan ini masih menyisakan hutang US$ 26 juta yang masih berusaha dibereskan.[14] Sempat juga perusahaan ini diserahkan oleh pemiliknya, Sjamsul Nursalim ke BPPN untuk membayar hutang BLBI ke Bank Dagang Nasional Indonesia di tahun 2000[15] dengan taksiran harga Rp 9,2 triliun.[16] Meskipun demikian, tercatat kemudian PT Gajah Tunggal Mulia tetap bisa mempertahankan 68,9% kepemilikannya di tahun 2001,[11] yang kemudian menjadi 53% pada 2007.[17]
Sejak 18 Juli 2008, nama PT GT Kabel Indonesia Tbk resmi menjadi PT KMI Wire and Cable Tbk. Namun, merek Kabelmetal tetap digunakan untuk pasar domestik, sedangkan merek ekspor menggunakan nama KMI Wire and Cable. KMI Wire and Cable kini telah menjadi pemasok kabel listrik berkualitas kepada Perusahaan Listrik Negara, sektor swasta dan industri minyak dan gas, pertambangan, dll, baik secara langsung atau melalui rantai distributor, ditambah juga ekspor ke berbagai negara. Hingga akhir tahun 2021, KMI telah memproduksi lebih dari 2.000 jenis dan ukuran kabel yang meliputi kabel listrik aluminium dan kabel listrik tembaga yang digunakan untuk kabel listrik tegangan rendah (hingga 1kV), kabel listrik tegangan menengah (mulai dari 3kV hingga 36 kV), dan kabel listrik tegangan tinggi (mulai dari 36 kV hingga 500 kV), serta kabel listrik untuk aplikasi khusus. KMI juga memproduksi berbagai jenis penghantar telanjang berbahan kawat tembaga, aluminium dan aluminium campuran yang banyak digunakan untuk transmisi dan distribusi tenaga listrik saluran udara. Produk-produk baru juga telah dikembangkan, seperti Aluminium Conductor with Composite Core, kabel 150 kV, Multi Layer Sheath Cables dan River Crossing Subsea Cables. Sedang pabriknya tetap berada di Bekasi sejak awal berdiri.[1]
Rujukan
- ^ a b c d e f g Laporan Tahunan KBLI, 2021
- ^ a b Berita industri
- ^ Behind the Myth (RLE Modern East and South East Asia): Business, Money and ...
- ^ Breaking the Chains of Oppression of the Indonesian People
- ^ a b Encyclopedia of Overseas Chinese: General Discussions , Volume 1
- ^ a b c Sejarah..
- ^ Moody's International Manual, Volume 2
- ^ Sejarah dan Profil Singkat KBLI (KMI Wire and Cable Tbk)
- ^ News & Views Indonesia
- ^ Indonesia's Economy: Personalities
- ^ a b PT. GT KABEL INDONESIA TBK
- ^ GT KABEL RAMPUNGKAN...
- ^ Restrukturisasi Utang pada PT.GT Kabel Indonesia Tbk
- ^ Bunga Utang Berat, GT Kabel Akan Negosiasi Ulang Utangnya
- ^ Gamma, Volume 2,Masalah 41-44
- ^ Tempo, Volume 30,Masalah 12-18
- ^ Indonesian Capital Market Directory