Arthavest
Publik | |
Kode emiten | IDX: ARTA |
Industri | finansial |
Didirikan | 1994 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Hambali Hazali |
Produk | finansial |
Pendapatan | Rp 82.683 miliar (2016) |
Rp 4.606 miliar (2016) | |
Karyawan | 316 (2016) |
Situs web | www.arthavest.com |
PT Arthavest Tbk (IDX: ARTA) merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang finansial yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini tercatat pada tahun 2002.
Sejarah
Perusahaan efek
PT Arthavest Tbk didirikan pada tanggal 29 Juni 1990 dengan nama PT Artha Securities Prima. Sesuai namanya, perusahaan ini awalnya beroperasi sebagai perusahaan efek yang bergerak di bidang perantara perdagangan efek (sejak 21 Maret 1992, khususnya bagi nasabah ritel dan institusi) dan penjamin emisi efek (sejak 11 Oktober 2001). Artha Securities juga melayani jasa penasihat keuangan dan memperdagangkan obligasi serta efek hutang lainnya. Sejak 1995, Artha Securities telah menjadi anggota dari Bursa Efek Jakarta dan selanjutnya Surabaya sejak 2000.[1][2] Walaupun demikian, Artha Securities juga sempat mengalami tantangan seperti sanksi dari Bapepam (bersama sejumlah perusahaan efek lain) akibat pernah terlibat dalam kasus perdagangan Bank Pikko.[3] Di tahun 1998, perusahaan memiliki aset Rp 12,209 miliar dan pendapatan Rp 665 juta.[4] Di tahun 2000-an, perusahaan ini juga berusaha mengembangkan teknologinya, seperti lewat kerjasama dengan PT Sejatibina Delta Informatika.[5]
Sejak awal, perusahaan dirintis oleh sejumlah pengusaha asal Medan, seperti Hasan Hartarto Ng, Jake Pison Hawilla, Sukardi Tang dan Tony Tandijono yang kemudian menyatukan kepemilikannya dalam PT Artha Perdana Investama (72,5%) dan PT Artha Capital Indonesia (27,5%), dan mereka juga terlibat dalam manajemen Artha Securities.[1] Pada 24 Mei 2002, nama PT Artha Securities Prima berganti menjadi PT Artha Securities, dan mengembangkan bisnisnya dalam bidang fixed income dan investment banking.[6] Selain berkantor pusat di Jakarta, perusahaan kemudian juga memiliki kantor cabang di Medan dan Surabaya serta mempekerjakan 72 karyawan.[1] Mulai 5 November 2002, PT Artha Securities resmi menjadi perusahaan publik dengan melepas 24,14% (145 juta) sahamnya di Bursa Efek Jakarta dengan harga penawaran Rp 225. Dana yang diperoleh dari proses IPO ini ditujukan bagi pengembangan divisinya.[1][7] Artha Securities Tbk kemudian juga sempat tercatat memiliki saham di sejumlah perusahaan, seperti PT Bank Kesawan Tbk (19,95%) pada akhir 2005.[8]
Belakangan, pada tanggal 5 September 2005, Artha Securities Tbk mendirikan anak usaha baru, bernama PT Artha Securities Indonesia. Sejak 2005-2006, seluruh usaha, operasional dan jasa-jasa sekuritas PT Artha Securities Tbk telah dialihkan ke PT Artha Securities Indonesia yang efektif beroperasi sejak 2006,[9] sehingga perusahaan ini berubah sebagai perusahaan investasi (perusahaan induk) saja.[10] Perubahan usaha ini juga diiringi dengan perubahan nama perusahaan dari PT Artha Securities Tbk menjadi PT Arthavest Tbk sejak 29 Juni 2005. Kemudian, mulai 24 November 2006 dan 19 Desember 2006, keanggotaan perusahaan ini di BEJ dan BES resmi dicabut, dan izinnya sebagai perusahaan efek resmi dicabut oleh Bapepam-LK pada 19 Januari 2007. Meskipun demikian, pemilik lama dalam PT Artha Perdana Investama masih memiliki 53,5% saham PT Arthavest Tbk, sisanya publik. Selanjutnya, di bulan Juli 2005 dan Januari 2006, perusahaan ini juga sempat melakukan beberapa aksi korporasi, seperti rights issue dan pencatatan waran.[11][12]
Pranala luar
- ^ a b c d Lap Tahunan ARTA 2002
- ^ Prospektus ARTA 2002
- ^ Pasar modal Indonesia: retrospeksi lima tahun swastanisasi BEJ
- ^ Informasi, Masalah 215-220
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 12-19
- ^ PT Artha Securities Tbk
- ^ Sejarah dan Profil Singkat ARTA (Arthavest Tbk)
- ^ Winny Hassan Hengkang, Bank Kesawan Buka Lowongan Dirut
- ^ Sejarah dan Profil Singkat Broker SH (PT Artha Sekuritas Indonesia)
- ^ Arthavest
- ^ LapTahunan ARTA 2010
- ^ LapTahunan ARTA 2008