Lompat ke isi

Penambangan timah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Manusia telah melakukan penambangan timah sejak Zaman Perunggu, karena timah merupakan bahan baku dari perunggu. Timah merupakan unsur yang relatif langka yang terkandung dalam kerak bumi, dengan kadar sekitar 2 ppm, jauh dibawah besi yang mencapai 50 ribu ppm.

Sejarah

Ekstraksi timah dan penggunaannya dapat ditelusuri hingga ke awal Zaman Perunggu, yaitu 3000 SM, ketika tembaga diamati dapat berpadu dengan logam lain (polimetalik) dan menghasilkan logam dengan sifat fisik yang berbeda.[1] Objek perunggu pertama memiliki kandungan timah dan arsenik kurang dari dua persen sehingga diyakini merupakan hasil dari pemaduan secara tidak sengaja dikarenakan kandungan bijih tembaga yang tidak murni.[2] Setelah itu, diketahui kemudian bahwa penambahan timah atau arsenik ke dalam tembaga dapat menghasilkan logam yang lebih keras dan menjadikan pencetakan logam lebih mudah. Metode ini mengubah secara drastis teknik pengerjaan logam dan membawa peradaban manusia dari jaman kapur dan Zaman Tembaga menuju jaman perunggu.[2] Eksploitasi timah pertama diketahui berada di sekitar endapan kasiterit.[3]

Peta Eropa yang dibuat oleh Strabo, menunjukkan keberadaan pulau Cassiterides di sebelah barat laut semenanjung Iberia, sebuah pulau hipotetis yang dipercayai oleh Herodotus sebagai asal muasal timah

Bukti pertama keberadan timah sebagai bahan baku perunggu terdapat di kawasan Timur Dekat dan Balkan, sekitar tahun 3000 SM.[2] Namun masih belum diketahui di mana timah pertama kali ditambang, karena endapan timah sangat langka dan bukti sejarah penambangan awal amatlah langka. Kawasan tambang paling awal di Eropa diketahui berada di Erzgebirge, di perbatasan Jerman dan Republik Ceko, bertanggal tahun 2500 SM. Dari sana, timah diyakini diperdagangkan ke utara hingga ke Laut Baltik dan ke selatan hingga ke laut Mediterania, mengikuti rute amber. Pengetahuan mengenai penambangan timah kemudian menyebar ke kawasan lain di Eropa dengan ditemukannya bukti penambangan timah di Devon dan Cornwall, Inggris, dan juga di semenanjung Iberia sekitar tahun 2000 SM.[2] Endapan timah ini dieksploitasi lebih lanjut pada era Romawi ketika kawasan tersebut jatuh ke tangan kerajaan Romawi Kuno, antara abad ketiga sebelum masehi dan abad pertama setelah masehi.[4] Permintaan terhadap timah meNjadikan jaringan perdagangan di antara berbagai kebudayaan di Mediterania pada era klasik terbentuk.[5][6] Di abad pertengahan, timah yang dihasilkan di endapan Jerman dan Iberia mulai kehilangan perannya di panggung perdagangan Eropa dan digantikan oleh timah yang dihasilkan di tambang Cornwall dan Devon.[4]

Di Timur Jauh, sabuk timah yang membentang dari Yunan hingga ke Semenanjung Malaya mulai dieksploitasi antara 3000 dan 2000 sebelum masehi. Endapan timah di Yunan tercatat telah digunakan pada Dinasti Han, Dinasti Jin, Dinasti Tang, dan Dinasti Song.[7]

Kawasan lainnya mengembangkan industri penambangan timah jauh lebih terlambat. Di Afrika, Suku Bantu mulai mengekstraksi dan melebur bijih timah pada abad 11 dan 15 masehi, di benua Amerika pada tahun 1000 masehi, dan Australia setelah kehadiran bangsa Eropa, yaitu pada abad ke 18 masehi.[2]

Referensi

  1. ^ Cierny, J.; Weisgerber, G. (2003). "The "Bronze Age tin mines in Central Asia". Dalam Giumlia-Mair, A.; Lo Schiavo, F. The Problem of Early Tin. Oxford: Archaeopress. pp. 23–31. ISBN 1-84171-564-6. 
  2. ^ a b c d e Penhallurick, R.D. (1986). Tin in Antiquity: its Mining and Trade Throughout the Ancient World with Particular Reference to Cornwall. London: The Institute of Metals. ISBN 0-904357-81-3. 
  3. ^ Charles, J.A. (1979). "The development of the usage of tin and tin-bronze: some problems". Dalam Franklin, A.D.; Olin, J.S.; Wertime, T.A. The Search for Ancient Tin. Washington D.C.: A seminar organized by Theodore A. Wertime and held at the Smithsonian Institution and the National Bureau of Standards, Washington D.C. March 14–15, 1977. pp. 25–32. 
  4. ^ a b Gerrard, S. (2000). The Early British Tin Industry. Stroud: Tempus Publishing. ISBN 0-7524-1452-6. 
  5. ^ Lo Schiavo, F. (2003). "The problem of early tin from the point of view of Nuragic Sardinia". Dalam Giumlia-Mair, A.; Lo Schiavo, F. The Problem of Early Tin. Oxford: Archaeopress. pp. 121–132. ISBN 1-84171-564-6. 
  6. ^ Pulak, C. (2001). "The cargo of the Uluburun ship and evidence for trade with the Aegean and beyond". Dalam Bonfante, L.; Karageogrhis, V. Italy and Cyprus in Antiquity: 1500–450 BC. Nicosia: The Costakis and Leto Severis Foundation. pp. 12–61. ISBN 9963-8102-3-3. 
  7. ^ Murowchick, R.E. (1991). The Ancient Bronze Metallurgy of Yunnan and its Environs: Development and Implications. Michigan: Ann Arbour. 

Pranala luar