Lompat ke isi

Kawangkoan, Minahasa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Kawangkoan
Peta lokasi Kecamatan Kota Kawangkoan
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenMinahasa
Pemerintahan
 • CamatAnne Moniung[1]
Populasi
 • Total9.998 jiwa
Kode Kemendagri71.02.12 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7102120 Edit nilai pada Wikidata
Luas15,02 km²
Desa/kelurahan4/6


Petani sedang membajak di Kawangkoan (1949)

Kota Kawangkoan adalah sebuah ibukota Kecamatan dan juga dimana titik nol pusat Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara, Indonesia.

Kota kawangkoan juga dikenal sebagai.

- KOTA KACANG

- KOTA BIAPONG

-KOTA RAGEY

(Sejarah Kawangkoan)

Dalam bahasa Tontemboan Kawangkoan lazim di sebut Puser In Tana Minahasa yang berarti: “di Tengah Tanah Minahasa “. Kenapa di sebut Kawangkoan? Karena disinilah tempat orang-orang mengembangkan kedewasan berpikir. Sehingga tidak heran kawangkoan merupakan salah satu tempat yang mencetak tokoh-tokoh politik dan para pahlawan perjuang kemerdekaan Indonesia, Seperti Alex Mendur dan Frans Mendur yang merupakan fotografer yang mengabadikan peristiwa pembacaan Text Proklamasi oleh Soekarno. Ada juga Letkol CH. CH dan Taulu dan B.W. Lapian yang merupakan tokoh penting dalam  Peristiwa Merah Putih 14 Febuari 1946 di Manado. Saat ini terdapat salah satu putra terbaik kawangkoan yang berperan penting dalam pembagunan Sulawesi utara beliau adalah Sinyo Harry Sarundajang, beliau merupakan mantan Gubernur Sulawesi Utara yang menjabat dua periode pada tahun 2005-2010 dan 2010-2015.

Pada tahun 1953 kawangkoan ditetapkan salah satu wilayah kecamatan di kabupaten Minahasa. Dengan luas 48,10 Km2  yang mempunyai 9 desa dan 4 kelurahan yaitu:

  • Desa Kanonang 1
  • Desa Kanonang 2
  • Desa Tondegesan
  • Desa Kiawa 1
  • Desa Kiawa 2
  • Desa Kayuuwi
  • Desa Tombasian Atas
  • Desa Tombasian Bawah
  • Desa Ranolambot
  • Kelurahan Uner
  • Kelurahan Sendagan
  • Kelurahan Kinali
  • Kelurahan Talikuran

Dan pada tahun 2010 Bupati Minahasa mengeluarkan surat keputusan (SK) “Pengesan Pembentukan Kecamatan Kawangkoan Barat dan Kawangkoan Utara”.

Geografi

Batas wilayah

Berikut merupakan batas wilayah Kecamatan Kawangkoan:[2]

Utara Kecamatan Kawangkoan Utara
Timur Kecamatan Remboken dan Kecamatan Tompaso
Selatan Kecamatan Tompaso
Barat Kecamatan Kawangkoan Barat

Iklim/Cuaca

Seperti wilayah Minahasa lainnya, Kecamatan Kawangkoan memiliki dua musim, yaitu musim kering dan musim hujan. Pada musim hujan (November-April) hujan turun rata-rata sebanyak 23 hari setiap tahunnya, dengan rata-rata curah hujan 244,53 mm per bulan. Pada musim kering curah hujan kurang dari 13 hari, dengan rata-rata curah hujan 177,53 cm per bulan.

Rata-rata kelembapan udara absolut maksimum per bulan 93,93% dan rata-rata kelembapan minimum per bulan 80,50%.

Topografi

Kecamatan Kawangkoan terletak pada ketinggian 400-800 dpl dengan keadaan topografi datar sampai dengan miring. Jenis tanah yang dominan adalah reyosol dan andosol dengan pH 4,5-7,5.

Pemerintahan

Saat ini, kecamatan Kawangkoan terdiri atas 4 desa dan 6 kelurahan pasca dimekarkannya kecamatan Kawangkoan menjadi 3, yakni Kawangkoan Induk, Kawangkoan Barat dan Kawangkoan Utara.

Demografi

Jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah 26,335 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 4,81% per tahun dan kepadatan penduduk adalah 613 jiwa/km persegi. Jumlah angkatan kerjanya diperkirakan 16.811.

Pendidikan

Kecamatan Kawangkoan mempunyai sejumlah fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar yang terdapat di semua desa dan kelurahan. Di kecamatan ini juga terdapat 6 SMP, 2 SMA, dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan dan berbagai fasilitas ibadah.

Kesehatan

Untuk sarana kesehatan, di Kecamatan Kawangkoan terdapat 1 buah Puskesmas, 3 buah Balai Kesehatan Ibu dan Anak, dan dokter-dokter yang terdapat di ibu kota kecamatan. Selain itu ada pula Pos Pelayanan Terpadu yang tersebar di semua desa dan kelurahan.

Pariwisata

Kecamatan Kawangkoan terkenal karena objek-objek wisatanya yaitu Bukit Kasih Kanonang, Gua Jepang yang terletak di Kiawa dan Sendangan, pemandian air panas Kinali, air terjun di Kiawa dan Kayuuwi, Bukit Kasih yang memiliki 5 rumah ibadah di puncak bukit dan kl 1000 anak tangga untuk menuju ke sana yang terletak di Kanonang dan pemandangan argowisata yang tersebar di beberapa desa. Sewaktu memasuki daerah pusat kecamatan Kawangkoan terdapat Patung Kacang. Hal ini tidak mengherankan karena daerah ini adalah penghasil kacang se-Sulawesi Utara, kacang yang dihasilkan pun unik karena sebuah kacang dapat berisi antara 4-7 kacang.

Perekonomian

Ibu kota kecamatan Kawangkoan terkenal dengan produksi kacang sangrainya dan biapong, yang biasa disebut "bakpao" di sejumlah tempat lainnya di Indonesia.

Kini hanya ada 3 Rumah Kopi tua yang membuat Biapong Kawangkoan Asli yaitu Rumah Kopi Gembira (berdiri tahun 1946), Rumah Kopi Toronata yang berdiri tahun 1950 dan Rumah Kopi Sarina yang berdiri belakangan. Ketiganya mempunyai kontribusi besar mempopulerkan Bakpao Kawangkoan. Ketiganya mengusung merk yang sama selama puluhan tahun. Seiring waktu muncul bakpao-bakpao lain yang memakai label Bakpao Kawangkoan dan tersebar di kota lain di Indonesia. Kota kecamatan Kawangkoan sendiri merupakan tempat transit dan persinggahan dari semua kota yang terdapat di kecamatan ini.

Kecamatan Kawangkoan didukung oleh pusat pertokoan, pasar tradisional, pasar hewan, terminal bus dan angkutan. Pasar hewan di Kawangkoan merupakan barometer pasar hewan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara karena pasar di Kawangkoan ini menjadi ajang pertemuan para pedagang hewan khususnya pedagang sapi dan kuda dari seluruh provinsi.

Pertanian

Lahan di kecamatan ini sebagian besar digunakan untuk pertanian (7.000 ha) yang ditanami jagung, sayur-mayur, kacang-kacangan, padi sawah, cengkeh, kopi, dll. Selain itu tanah di kawasan ini juga digunakan untuk peternakan, hutan lindung dan pemukiman.

Investasi

Kecamatan Kawangkoan mempunyai sejumlah potensi investasi yaitu:

  • Pertambangan: kaolin yang berada di Kanonang
  • Tanaman pangan, khususnya jagung dan kacang merah
  • Peternakan: babi, sapi potong, kuda pacu, ayam buras dan ras
  • Pengembangan objek wisata Bukit Kasih Kanonang dan pemandian air panas Kinali
  • Infrastuktur: pengembangan pasar tradisional, pertokoan (pusat perbelanjaan), pengelolaan terminal, air bersih dan perumahan.

Referensi

  1. ^ Wullur, Frangki (6 Januari 2020). "Ini Sepuluh Camat Baru di Kabupaten Minahasa". Berita Manado. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  2. ^ Kecamatan Kawangkoan Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Minahasa. Diakses tanggal 31 Desember 2020.