Lompat ke isi

Damardjati Supadjar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Agustus 2022 18.34 oleh RushingBot (bicara | kontrib) (top: hapus templat bendera per MOS:BENDERA, removed: {{flagicon|Indonesia}}, {{flagicon|Hindia Belanda}})

Prof. Dr. Damardjati Supadjar
Berkas:Dardjati.jpg
LahirDamardjati Supadjar
(1940-10-03)3 Oktober 1940 invalid month
Magelang, Hindia Belanda
Meninggal17 Februari 2014(2014-02-17) (umur 73)
Sleman, Yogyakarta
PekerjaanGuru besar
Budayawan
Ahli filsafat Jawa
Tahun aktif1970 - 2014
Suami/istriSri Winarti
AnakNorma Diani, Garba Pradapa, Bawa Mahastu, Ajar Nuhoni

Prof. Dr. Damardjati Supadjar (30 Maret 1940 – 17 Februari 2014) adalah seorang ilmuwan, dan guru besar di Universitas Gadjah Mada. Ia merupakan penasihat spiritual Kraton Kasultanan Yogyakarta. Ilmunya banyak dituangkan dalam tulisan-tulisan di berbagai media massa, dalam bentuk tafsir filsafat kejawen, ketuhanan, dan Pancasila. Damardjati juga sering diundang bicara dalam forum-forum seminar kebudayaan. Dia adalah pendiri Pusat Studi Pancasila UGM. Damardjati Supadjar merupakan peletak dasar filsafat Jawa yang berkembang sampai saat ini. Hingga akhir hayatnya, ia masih setia menulis sebagai bentuk pengabdian bagi umat manusia.[1][2]

Kehidupan pribadi

Damardjati Supadjar lahir dan dibesarkan di Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sejak muda dia sudah menekuni dunia pendidikan. Cita-citanya itu terwujud ketika akhirnya ia dapat masuk kuliah di Fakultas Filsafat, Universitas Gajah Mada, sebagai mahasiswa angkatan pertama fakultas itu. Untuk membiayai kuliahnya pada masa sulit, dia terpaksa menjadi sopir angkutan yang menuju kampus UGM.[3][4]

Setelah lulus, dia diterima mengajar di almamaternya sebagai dosen, kemudian juga pernah menjabat sebagai ketua jurusan, hingga akhirnya mendapat amanat untuk menjadi guru besar. Prof. Damardjati adalah sosok yang gigih untuk selalu mengingatkan banyak pihak agar kembali pada nilai-nilai Pancasila. Tahun tahun 1996 banyak berkiprah pada lahirnya Pusat Studi Pancasila UGM. Dia juga mewariskan pemikirannya dalam berbagai buku, antara lain Filsafat Ketuhanan Menurut Alfred North Whithead, Mawas Diri, Nawangsari dan Sumurupa Byar-e. Pada tanggal 17 Februari 2014, dia meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya.[5]

Referensi