Kosmetik
Kosmetik adalah zat perawatan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan atau aroma tubuh manusia. Kosmetik umumnya merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumber-sumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis.[1] Perihal atau tata cara menggunakan kosmetik disebut dengan tata rias atau make up.
Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), badan yang mengatur industri kosmetik,[2] mendefinisikan kosmetik sebagai "produk yang dimaksudkan untuk digunakan pada tubuh manusia untuk membersihkan, mempercantik, mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan tanpa mempengaruhi struktur atau fungsi tubuh". Definisi ini juga mencakup bahan apapun yang digunakan sebagai komponen produk kosmetik. FDA secara khusus mengecualikan sabun dari kategori ini, meskipun secara luas sabun juga tergolong kosmetik.[3]
Etimologi
Kata kosmetik berasal dari bahasa Yunani κοσμητικὴ τέχνη (kosmetikē tekhnē), yang berarti "teknik berpakaian dan berhias", dari kata κοσμητικός (kosmētikos), berarti "terampil dalam menyusun atau mengatur"[4] dan juga dari kata κόσμος (kosmos), yang berarti "susunan" dan "hiasan".[5]
Sejarah
Bukti awal penggunaan kosmetik ditemukan pada makam firaun Mesir kuno.[6] Bukti arkeologi penggunaan kosmetik bisa ditelusuri sejak zaman Mesir kuno dan Yunani kuno. Menurut sejumlah sumber, perkembangan awal kosmetik bisa diketahui sejak[1] bangsa Mesir kuno menggunakan minyak jarak sebagai pengganti balsem, atau penggunaan krim kulit yang terbuat dari lilin lebah, minyak zaitun dan air mawar pada zaman Romawi.
Bangsa Yunani kuno juga menggunakan kosmetik.[7][8] Kosmetik disebutkan dalam kitab Perjanjian Lama, misalnya dalam kitab Raja-Raja 2.
Salah satu Obat Tradisional Tiongkok yang paling terkenal adalah jamur Tremella fuciformis, yang digunakan sebagai produk kecantikan oleh wanita Jepang dan Tiongkok. Jamur ini dipercaya meningkatkan kelembaban kulit dan menghambat penuaan kulit.[9]
Penggunaan kosmetik telah banyak ditentang dalam sejarah Barat. Sebagai contoh, pada abad ke-19, Ratu Victoria terang-terangan menyatakan bahwa penggunaan kosmetik adalah hal yang tidak pantas, vulgar, dan hanya boleh digunakan oleh para pemain teater.[10] Pada abad ke-16, penggunaan kosmetik telah menyebabkan meningkatnya permintaan produk kosmetik di kalangan kelas atas.[11] Pertengahan abad ke-20, kosmetik telah digunakan secara meluas hampir oleh semua wanita di negara-negara industri di seluruh dunia.
Dari banyak perusahaan kosmetik, yang terbesar adalah L'Oréal, yang didirikan oleh Eugene Schueller pada tahun 1909 dengan nama French Harmless Hair Colouring Company. Produk-produk L'Oreal mulai memasuki pasar Amerika Serikat pada 1910-an, yang dipasarkan oleh Elizabeth Arden, Helena Rubinstein, dan Max Factor, menjelang berdirinya Revlon sebelum Perang Dunia II.[12]
Di Indonesia, produk kosmetik yang diklain tertua adalah Viva, yang diproduksi semenjak 1962. Selanjutnya diantaranya diikuti dengan kehadiran produk dan merek kosmetik lain seperti Fanbo (1968), Marcks (1971), Sariayu (1977), Purbasari (1993), Wardah (1985).
Jenis kosmetik
Jenis kosmetik meliputi krim perawatan kulit, losion, bedak, lipstik, kuteks, perias muka dan mata, minyak rambut, lensa kontak berwarna, pewarna rambut, deodoran, sanitizer, produk perawatan bayi, perawatan rambut, sabun, garam mandi, serta semua produk perlengkapan mandi. Penggunaan kosmetik, khususnya di bagian muka dan mata, disebut dengan "riasan", "dandanan", atau "make up".
Kebanyakan perusahaan kosmetik memisahkan kosmetik menjadi dua jenis, yakni kosmetik rias dengan kosmetik perawatan. Perbedaannya adalah:[2]
- Kosmetik rias umumnya digunakan sebagai riasan untuk area muka atau wajah, misalnya bedak, lipstik, pensil alis, perona pipi, perona mata, celak, dan maskara. Lebih luasnya, kosmetik rias juga termasuk produk untuk merias kuku dan rambut seperti kuteks dan cat rambut.
- Kosmetik perawatan meliputi produk yang digunakan untuk merawat tubuh, termasuk krim kulit, losion tangan dan tubuh (hand body lotion), deodoran, parfum, sabun, masker muka, serum, essence, toner, dan sebagainya. Kosmetik perawatan ini disesuaikan dengan kebutuhan kulit. Oleh karena itu, mengenali jenis kulit dapat membantu sebagai langkah awal memilih perawatan yang sesuai.
Industri
Industri kosmetik saat ini didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan multinasional yang telah terbentuk sejak awal abad ke-20, namun distribusi dan penjualan kosmetik menyebar di antara bisnis yang berbeda dan masing-masing perusahaan memiliki pasar tersendiri. Beberapa perusahaan kosmetik terbesar di dunia adalah L'Oréal Group, Procter & Gamble Company, Unilever, Shiseido, Revlon, Maybelline, dan Estée Lauder Companies, Inc.[13] Volume pasar industri kosmetik di AS, Eropa, dan Jepang adalah sekitar EUR 70B/y, menurut data tahun 2005.[1] Di AS, nilai industri kosmetik pada 2008 adalah US$42,8 miliar.[14] Di Jerman, industri kosmetik menghasilkan €12,6 miliar penjualan ritel pada tahun 2008,[15] yang menjadikan industri kosmetik Jerman terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Jepang.[15]
Saat ini, industri kosmetik dan parfum di seluruh dunia menghasilkan sekitar US$170 miliar pertahun (menurut Eurostaf – Mei 2007). Eropa adalah pasar utama kosmetik, menghasilkan sekitar €63 miliar pertahun, sedangkan penjualan kosmetik di Prancis mencapai €6.5 miliar pada tahun 2006, menurut FIPAR (Fédération des Industries de la Parfumerie).[16] Prancis adalah salah satu negara di mana industri kosmetik memainkan peran penting, baik secara nasional maupun internasional. Seperti halnya busana, sebagian besar produk kosmetik yang memiliki label "Made in France" atau terdapat kata "Paris" di belakangnya akan lebih bernilai di pasar internasional. Merek kosmetik terkenal yang diproduksi di Prancis antara lain L'Oréal, Vichy, Yves Saint Laurent, Yves Rocher, dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri, Industri kosmetik tumbuh signifikan. Sektor kosmetik memberikan kontribusi 1.92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Industri kosmetik merupakan kesatuan dalam sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional. Pertumbuhan sektor ini tumbuh 9.39% di tahun 2020. Nilai ekspor industri kosmetik pada tahun tersebut tercatat menembus 317 juta dolar atau senilai Rp4.44 triliun pada semester I/2020. Produk ini memiliki potensi untuk meningkatkan kemandirian bangsa dari sisi ekonomi yang bersaing dengan produk lainnya dari negara lain [17]. Beberapa produk kosmetik dalam negeri diantaranya adalah Fanbo, Pixy, Ristra, Bless, Viva, Zoya, Emina, Sariayu, dan Madame Gie. Produk kosmetik Indonesia tak kalah dengan produksi luar negeri . Bahkan beberapa lokal juga disekspor dan memiliki pangsa pasar di luar negeri, seperti diantaranya Bali Alus, Sensatia, Wardah, Mustika Ratu, Polka, dan Skinsol [18][19]. [20]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c Günther Schneider, Sven Gohla, Jörg Schreiber, Waltraud Kaden, Uwe Schönrock, Hartmut Schmidt-Lewerkühne, Annegret Kuschel, Xenia Petsitis, Wolfgang Pape, Hellmut Ippen and Walter Diembeck "Skin Cosmetics" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry 2005, Wiley-VCH, Weinheim.
- ^ a b "Cosmetics and Your Health – FAQs". Womenshealth.gov. November 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-12. Diakses tanggal 2015-01-02.
- ^ Lewis, Carol. FDA. "Clearing up Cosmetic Confusion."
- ^ κοσμητικός, Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, on Perseus
- ^ κόσμος, Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, on Perseus
- ^ historyofcosmetics.net. N.p., n.d. Web. 2013. <http://www.historyofcosmetics.net/cosmetic-history/history-of-cosmetics/>.
- ^ Lesley Adkins, Roy A. Adkins, Handbook to life in Ancient Greece, Oxford University Press, 1998
- ^ Bruno Burlando, Luisella Verotta, Laura Cornara, and Elisa Bottini-Massa, Herbal Principles in Cosmetics, CRC Press, 2010
- ^ Reshetnikov SV, Wasser SP, Duckman I, Tsukor K. (2000). "Medicinal value of the genus Tremella Pers. (Heterobasidiomycetes) (review)". International Journal of Medicinal Mushrooms. 2 (3): 345–67. doi:10.1615/IntJMedMushr.v2.i3.10.
- ^ Pallingston, J (1998). Lipstick: A Celebration of the World's Favorite Cosmetic. St. Martin's Press. ISBN 0-312-19914-7.
- ^ Angeloglou, Maggie. The History of Make-up. First ed. Great Britain: The Macmillan Company, 1970. 41–42. Print.
- ^ "Lessons from categorising the entire beauty products sector (Part 1)". hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-10. Diakses tanggal 2009-09-28.
- ^ http://www.scribd.com/doc/3027409/Top-100-Cosmetic-Manufacturers
- ^ "Pell Research". Cosmetics Manufacturing Report.
- ^ a b "Cosmetic Industry". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-08. Diakses tanggal 2010-08-04.
- ^ "France continues to lead the way in cosmetics". Diakses tanggal 2010-08-04.
- ^ antaranews.com (2021-02-17). "Kemenperin: Industri kosmetik tumbuh signifikan pada 2020". Antara News. Diakses tanggal 2022-06-18.
- ^ Liputan6.com (2022-06-16). "Menteri Teten: Produk Kecantikan Lokal Tak Kalah dari Impor". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-06-18.
- ^ Media, Kompas Cyber (2021-08-16). "Hebat! Ini Brand Kecantikan Lokal yang Sudah Go International". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-06-18.
- ^ Womanindonesia.co.id (2022-02-17). "Kosmetik Masih Segel Tapi Sudah Kadaluwarsa Apakah Masih Layak Dipakai?". Womanindonesia. Diakses tanggal 2022-08-18.
Bacaan lanjutan
- Winter, Ruth (2005) [2005]. A Consumer's Dictionary of Cosmetic Ingredients: Complete Information About the Harmful and Desirable Ingredients in Cosmetics (Paperback). US: Three Rivers Press. ISBN 1-4000-5233-5.
- Begoun, Paula (2003) [2003]. Don't Go to the Cosmetics Counter Without Me(Paperback). US: Beginning Press. ISBN 1-877988-30-8.
- Carrasco, Francisco (2009) [2009]. Diccionario de Ingredientes Cosmeticos(Paperback) (dalam bahasa Spanish). Spain: www.imagenpersonal.net. ISBN 978-84-613-4979-1.