Sihir
Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, objek, orang dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Dalam banyak kebudayaan, sihir berada di bawah tekanan dari, dan biasanya bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan agama. Banyak agama yang mengecam praktik sihir dan ilmu hitam. Namun, sering kali tidak ada batas yang jelas, dan biasanya menjadi sebuah kontroversi untuk menentukan apakah suatu praktik atau kepercayaan tertentu adalah sebuah sihir.
Orang yang menjadi pelaku sihir biasa disebut penyihir, tukang sihir, nenek sihir dsb.
Meskipun konotasinya bervariasi, bisa positif dan negatif sepanjang sejarah, sihir "terus memiliki peran dalam agama dan pengobatan yang dianggap penting dalam banyak budaya hingga saat ini".
Dalam budaya Barat, sihir dikaitkan dengan gagasan-gagasan primitivisme. Selama akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh, para intelektual Barat menganggap praktik sihir sebagai tanda mentalitas primitif dan juga umumnya menghubungkannya dengan kelompok orang yang terpinggirkan.
Dalam okultisme modern dan agama Neopagan, banyak praktisi dan penyihir yang menggambarkan dirinya sendiri secara teratur mempraktikkan ritual sihir; mendefinisikan sihir sebagai teknik untuk membawa perubahan di dunia fisik melalui kekuatan kehendak seseorang. Definisi ini dipopulerkan oleh Aleister Crowley (1875-1947), seorang okultis Inggris yang berpengaruh, dan sejak saat itu agama lain (misalnya Wicca serta Setanisme LaVeyan) dan beberapa kepercayaan magis (misalnya chaos magic) telah mengadopsinya.
Ilmu sihir
Sihir dapat dipelajari dengan beberapa sub class berikut :
• alkimia
Alkimia dapat dipelajari dengan memahami konsep kimiawi dan transmutasi pada benda logam.
Biasanya alkimia hanya memanipulasi imajinasi seseorang agar mengakui dan percaya bahwa alkimia itu adalah sihir.
Menurut data kuno sebelum awal abad ke-8 orang orang percaya bahwa sihir terbagi atas 4 elemen utama yaitu api, air, udara, dan tanah.
Ilmu ini dapat dipelajari dengan menstimulasikan energi alam pada tubuh, cara yang paling efektif dalam penyerapan energi alam adalah bermeditasi.
Lihat pula
Bacaan lanjutan
- Coleman, Simon (2008). "The Magic of Anthropology". Anthropology News. 45 (8): 8–11. doi:10.1111/an.2004.45.8.8.
- Dickie, Matthew W. (2001). Magic and Magicians in the Greco-Roman World. London.
- Gosden, Chris (2020). Magic: A History: From Alchemy to Witchcraft, from the Ice Age to the Present. New York: Farrar, Straus and Giroux.
- Gusterson, Hugh (2004). "How Far Have We Traveled? Magic, Science and Religion Revisited". Anthropology News. 45 (8): 7–11. doi:10.1111/an.2004.45.8.7.1.
- Hammond, Dorothy (1970). "Magic: A Problem in Semantics". American Anthropologist. 72 (6): 1349–1356. doi:10.1525/aa.1970.72.6.02a00080.
- O'Keefe, Daniel (1982). Stolen Lightning: Tskakanansocial Theory of Magic. Oxford.
- Wax, Murray; Wax, Rosalie (1963). "The Notion of Magic". Current Anthropology. 4 (5): 495–518. doi:10.1086/200420.
- Meyer, Marvin & Smith, Richard (1994) Ancient Christian Magic: Coptic Texts of Ritual Power, HarperSanFrancisco