Smartfren Telecom
Perseroan terbatas publik | |
Kode emiten | IDX: FREN |
Industri | Telekomunikasi |
Pendahulu | PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo) PT Telekomindo Selular Raya (Telesera) PT Metro Seluler Nusantara (Metrosel) Operasional PT Smart Telecom (Smart) |
Didirikan | 2 Desember 2002 (sebagai PT Mobile-8 Telecom Tbk) 12 April 2011 (sebagai PT Smartfren Telecom Tbk) |
Kantor pusat | Jl. Haji Agus Salim 45, Menteng Sebelumnya: Menara Kebon Sirih Lt. 18 Jl. Kebon Sirih 17-19, Kebon Sirih[1] Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Merza Fachys (CEO) |
Produk | Operator seluler: CDMA2000 1x (2003-2017) CDMA2000 1xEV-DO Rev. 0 dan A (2003-2017) 4G LTE 850 MHz (Band 5) dan 2,3 GHz (Band 40) (2015-sekarang) |
Merek | Smartfren (2011-sekarang) Sebelumnya: Fren (2003-2011) Hepi (2008-2009) Mobi (2009-2011) |
Pemilik | Sinar Mas Communication & Technology |
Induk | Sinar Mas |
Anak usaha | PT Smart Telecom PT Distribusi Sentra Jaya PT Eka Karya Sentosa Sebelumnya: Mobile-8 Telecom Finance BV (2007-2015) |
Situs web | www |
PT Smartfren Telecom Tbk (sebelumnya bernama PT Mobile-8 Telecom Tbk) adalah operator penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi 4G LTE Advanced yang merupakan pengembangan lanjutan dari 4G. Produk perusahaan ini adalah Smartfren (nama digayakan sebagai smartfren.), dan dahulu bernama Fren.
Sejarah
PT Mobile-8 Telecom Tbk didirikan pada 2 Desember 2002 dan mulai beroperasi pada 8 Desember 2003.[2] Pembentukan perusahaan ini tidak lepas dari upaya pemilik Bimantara Citra yang baru, Hary Tanoesoedibjo untuk membangun sebuah bisnis komunikasi sebagai penopang bisnis Bimantara Citra yang baru memfokuskan bisnis mereka ke bidang telekomunikasi dan media. Sebenarnya, Bimantara sudah memiliki sebuah perusahaan telekomunikasi bernama Komselindo (Komunikasi Selular Indonesia), yang dimiliki bersama dengan Telkom, tetapi sistemnya masih AMPS dan CDMAOne. Dengan mendirikan Mobile-8, Bimantara berusaha membangun perusahaan komunikasi dengan sistem baru dan layanan baru. Untuk memuluskan rencananya, Bimantara melakukan akuisisi pada beberapa perusahaan operator seluler yang masih berteknologi AMPS: terhadap saham Telkom di Komselindo, dan sebuah perusahaan lain bernama PT Telekomindo Selular Raya (Telesera) dengan biaya Rp 900 miliar yang selesai dilakukan pada 8 Agustus 2003. Selain itu, HT juga menjadikan salah satu perusahaan yang dimiliki oleh induk Bimantara, Bhakti Investama yaitu Metrosel (Metro Selular Nusantara) dalam satu payung di bawah Mobile-8 Telecom,[3][4][5] dan juga menyiapkan dana sebesar US$ 200 juta.[6] Pada 8 Desember 2003, Mobile-8 meluncurkan produknya, yang dikenal dengan nama Fren yang berbasis CDMA2000 dengan modal awal berupa pengguna jaringan dari tiga perusahaan sebelumnya, yaitu Telesera, Metrosel dan Komselindo yang diubah dari AMPS/CDMAOne ke CDMA2000. Sebelum 2008, Fren merupakan satu-satunya produk dari PT Mobile-8, hingga ketika 3 Mei 2008 diluncurkan layanan FWA bermerek Hepi dan pada 4 Februari 2009 diluncurkan layanan internet murah bernama Mobi (Saat ini, layaknya Fren, Hepi dan Mobi sudah tidak digunakan lagi seiring penggunaan merek tunggal Smartfren).
Pada 3 Oktober 2006, PT Mobile-8 Telecom melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan melepas 19,91% sahamnya.[7] Pada 11 Juni 2007, Mobile-8 melakukan penggabungan tiga anak usahanya diatas, yaitu Metrosel, Komselindo dan Telesera ke perusahaan induknya. Merger ini mengakibatkan izin operasional Mobile-8, yang sebelumnya atas nama tiga anak perusahaannya tersebut, kini beralih ke Mobile-8.[2] Menurut HT pada 2007 ia sangat puas dengan kinerja perusahaan ini, dan pada tahun tersebut tercatat mendapatkan 2 juta pelanggan.[8][9] Di tahun yang sama, Fren mendapatkan izin untuk menyelenggarakan jaringan CDMA secara nasional dan mendapat izin Jaringan Tetap Lokal Nirkabel.[10][11] Untuk memperluas operasinya, Mobile-8 juga sempat berencana untuk mengikuti tender 3G yang diadakan pemerintah (yang diikuti oleh anak usahanya Komselindo) pada 2006 dan tender Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) pada 2008, tetapi keduanya tidak berhasil.[12][13]
Walaupun demikian, pada akhirnya Global Mediacom (nama baru Bimantara) kemudian lebih memilih untuk fokus dalam bisnis media sehingga mereka memutuskan untuk melepas perusahaan ini, dari kepemilikan awal sebesar 60%. Pada 2008, 15% saham Global Mediacom dilepas ke bursa saham publik, sedangkan pada bulan September yang sama, Global Mediacom melepas 32% sahamnya pada perusahaan asal Dubai, Jerash Investments Ltd. Setelah itu, Global Mediacom tetap memegang saham Mobile-8 dan menjadi pengendalinya walau hanya 19%.[14][15] Tindakan pelepasan ini disebabkan oleh gagal bayarnya obligasi Mobile-8 pada 2008 senilai Rp 675 miliar.[16] Selain itu, Mobile-8 juga terbelit hutang dan merugi.[17][18] Namun, Jerash sesungguhnya bukanlah perusahaan telekomunikasi, melainkan hanya berinvestasi di Mobile-8. Dalam perkembangannya, rencana divestasi sisa saham 19% Global Mediacom di Mobile-8 terus berlanjut, dengan adanya dua pihak yang berminat: Grup Sinarmas yang mengelola kartu Smart dan Bakrie Telecom yang mengelola kartu Esia.[19] Namun, kemudian Bakrie Telecom memilih membatalkan rencananya[20] sehingga akuisisi hanya diminati oleh Sinarmas. Keduanya lalu mengadakan perundingan dan pada 11 November 2009, 19% saham Global Mediacom di Mobile-8 berpindah ke tangan PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera, Centurion Asset Management Ltd dan Boquete Group SA yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas. Transaksi ini memakan biaya sebesar Rp 211 miliar.[21][22][23] Sesungguhnya, rencana Sinarmas untuk mengakuisisi Mobile-8 sudah ada sejak 2005 (pada saat itu bahkan Sinarmas dikatakan sudah membangun konsorsium untuk proyek ini), tetapi gagal karena ketidaksepakatan harga.[24][25][26] Sinarmas sendiri berencana juga untuk mengakuisisi saham Jerash (32%) di Mobile-8 agar kepemilikannya bertambah.[27] Setelah akuisisi ini, Sinarmas dihadapkan pada masalah seperti hutang di Mobile-8, dan untuk menyelesaikannya pihak Mobile-8 sendiri mulai berbenah seperti menegosiasi dan mengatur ulang kerjasama dengan sejumlah vendor.[28]
Akusisi tersebut membuat Sinarmas memiliki dua perusahaan telekomunikasi, yaitu PT Mobile-8 dan PT Smart Telecom (yang mengelola kartu Smart). Meskipun awalnya pada awal akuisisi disampaikan bahwa keduanya akan tetap beroperasi sendiri-sendiri,[29] namun pada akhirnya keduanya kemudian memutuskan untuk mengkonsolidasikan perusahaan mereka dengan nama Smartfren untuk efisiensi biaya. Awalnya, kedua perusahaan belum bergabung dan masih sekedar melakukan kerjasama penyatuan merek (dan logo) pada 3 Maret 2010. Selain dalam merek, kerjasama/integrasi juga dilakukan dalam penjualan produk bersama, lokasi pelayanan pada pelanggan, SDM, dan tentu saja penggunaan jaringan (800 MHz Fren, 1900 MHz Smart) dan BTS.[30][31] Memasuki Desember 2010, integrasi dalam jaringan juga semakin dipercepat oleh Smart dan Mobile-8.[32] Namun, untuk integrasi kedua perusahaan, awalnya sempat terhambat karena RUPSLB 8 Desember 2010 tidak mencapai kuorum.[33] Baru pada 18 Januari 2011, akhirnya rencana ini dapat terwujud dengan Mobile-8 melakukan rights issue kepada pemilik saham Smart Telecom, yaitu PT Bali Media Telekomunikasi, PT Wahana Inti Nusantara, serta PT Global Nusa Data senilai Rp 3,77 triliun. Setelah rights issue itu, 57% saham Mobile-8 beralih pada pemegang saham Smart Telecom. Dalam kegiatan tersebut, PT Smart Telecom juga dijadikan anak perusahaan Mobile-8, dan yang digabung hanyalah operasionalnya saja bukan perusahaannya, sehingga dapat dikatakan Sinarmas melakukan backdoor listing. Akhirnya, proses integrasi operasional dan transaksi kedua perusahaan tuntas pada 23 Maret 2011 dan PT Mobile-8 Telecom resmi mengganti namanya menjadi PT Smartfren Telecom Tbk pada 12 April 2011.[34][35][36] Merger operasional ini menghasilkan 6,5 juta pelanggan, dengan 2,5 juta dari Smart dan sisanya dari Fren. Namun, untuk PT Smart Telecom sendiri sebenarnya tidak dileburkan (atau merger), dan sampai saat ini masih berdiri menjadi anak perusahaan Smartfren yang khusus mengelola jaringan perusahaan induknya.[37][38][39][40][41] Direncanakan, setelah penyatuan ini, BTS Smartfren akan menjadi 3.000 unit, layanannya diperluas ke wilayah-wilayah pulau Sumatera dan Kalimantan dan kinerja perusahaan akan mengalami peningkatan.[42]
Pada 30 Oktober 2014, antara Smartfren dan Esia berhasil dijalin kerjasama antara kedua operator CDMA tersebut untuk membangun sebuah jaringan 4G. Kerjasama dilakukan dengan menggabungkan frekuensi CDMA mereka untuk dipakai dalam sistem 4G, dan Esia akan menyewa jaringan yang disatukan milik Smartfren tersebut untuk pelanggan Esia.[43][44] Memasuki awal 2015 proyek ini sudah berjalan dengan baik.[45] Kerjasama ini tetap dilanjutkan seiring Esia yang menutup dan menghentikan jaringannya, dimana pada 1 April 2015 jaringan data-nya diputus dan pada awal 2016 Esia resmi menghentikan seluruh layanan CDMA-nya di seluruh Indonesia kecuali Jakarta. Seluruh pelanggan Esia tersebut, akhirnya seperti "diminta" beralih ke Smartfren, jika tidak mereka tidak dapat memakai alat komunikasinya lagi.[46][47] Selain kerjasama dengan Esia yang kini sudah tidak beroperasi, Smartfren juga menjalin kerjasama dengan BOLT! yang menghentikan operasinya pada Desember 2018. Pelanggan BOLT! sendiri kemudian boleh menukar kartunya ke kartu Smartfren, atau bisa dikatakan "dianjurkan" untuk bermigrasi ke Smartfren.[48][49]
Dibandingkan 4 perusahaan operator seluler lain, Smartfren merupakan operator dengan jumlah konsumen terkecil (hanya 13,3 juta, bandingkan dengan Telkomsel yang mencapai 171 juta).[50] Selain itu, walaupun pengguna serta pendapatannya meningkat, Smartfren tidak pernah mencetak untung selama 12 tahun (sejak 2008). Misalnya, pada semester I 2019 ruginya mencapai Rp 1,07 triliun, kemudian pada semester I 2020 ruginya menjadi Rp 1,64 triliun. Akibat kinerjanya yang kurang baik, pernah selama bertahun-tahun saham Smartfren di Bursa Efek Indonesia selalu berada di harga terendah Rp 50.[51] Namun, seorang analis mengatakan bahwa Smartfren tidak akan bangkrut (misalnya seperti Bakrie Telecom) karena dimiliki kerajaan bisnis Sinarmas yang dianggap sebagai salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia. Bahkan, manajemen justru tetap ingin berekspansi misalnya meningkatkan BTS-nya dari 17.000 menjadi 20.000 buah.[52] Mengingat "kecilnya" konsumen dari perusahaan ini, Smartfren selalu dibayangi oleh isu merger dan akuisisi dengan perusahaan lain yang lebih besar. Pada akhir 2018, misalnya dirumorkan Smartfren akan merger dengan Indosat, di awal 2019 rumor lain mengatakan bahwa Smartfren akan merger dengan XL Axiata,[53] dan pada akhir 2020, Smartfren sempat dirumorkan akan merger dengan Tri. Namun, tampaknya ketiganya hanya sebatas rumor semata.[54][55] Ada yang memperkirakan, lagi-lagi karena faktor pemilik yaitu Grup Sinarmas yang tidak ingin "harta" perusahaannya itu diambil alih oleh perusahaan asing.[56] Walaupun demikan, sebenarnya manajemen Smartfren sendiri tidak menutup peluang untuk melakukan penggabungan usaha (dan kerjasama) dengan siapapun.[57]
Produk dan layanan
Produk dan layanan saat ini
Awalnya, Smartfren merupakan operator telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan layanan CDMA EV-DO Rev. A dan layanan CDMA EV-DO Rev. B (setara dengan 3,5G di GSM dengan kecepatan unduh s.d. 14,7 Mbps) bersama Qualcomm sebagai penyedia infrastruktur, dan operator CDMA pertama yang menyediakan layanan BlackBerry. Pada 19 Agustus 2015, Smartfren meluncurkan produknya yang bernama smartfren 4G LTE-Advanced dan menjadi operator seluler pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi 4G LTE Advanced (atau yang dikenal sebagai 4.5G dengan kecepatan mengunduh hingga 300 Mbps). Saat ini, Smartfren hanya beroperasi dengan jaringan 4G (bahkan direncanakan akan menjadi 5G) setelah memutus jaringan CDMA-nya pada akhir 2017. Pematian CDMA juga dilakukan dengan menghentikan penjualan HP bermerek Andromax yang dulu dijualnya.[58][59]
Pada Juli 2019, seiring dengan beredarnya iPhone 11, Smartfren mulai menjual produk eSIM pertama di Indonesia. Pelanggan dapat mengurusnya di gerai Smartfren di beberapa tempat.[60] Lalu, pada 5 Juni 2020 layanannya diperluas sehingga bisa digunakan HP Android.[61] Lalu, sebagai upaya untuk menjadi operator 5G, Smartfren mengikuti lelang yang dilakukan oleh pemerintah pada akhir 2020.[62] Pada 18 Desember 2020, pemerintah mengumumkan bahwa Smartfren (bersama Tri dan Telkomsel) adalah pemenang dari lelang frekuensi, di blok A pada frekuensi 2,3 GHz.[63] Manajemen sendiri sudah menargetkan untuk menjadikan hasil lelang ini sebagai upayanya untuk meningkatkan pelayanan dan memperluas jaringannya.[64] Bahkan, harapan tinggi dipatok oleh Smartfren dengan menargetkan pertumbuhan pelanggan 30%.[65] Namun, tiba-tiba pada 25 Januari 2021, Kemenkominfo membatalkan hasil lelang ini. Pihak manajemen Smartfren sendiri menerima keputusan tersebut.[66]
Produk yang dikeluarkan oleh smartfren adalah:[67]
- Kartu Perdana 1ON Plus
- Kartu Perdana Unlimited
- Kartu Perdana Kuota Nonstop
- Kartu Perdana Super 4G Kuota
- Kartu Perdana Now dan Now+
- Kartu Perdana BOSKU
- Kartu Perdana Bali United
- Kartu Perdana Tourist Pack
- Kartu Perdana Erafone
- Voucher Data Kuota Nonstop
- Voucher Data Smartfren
- Voucher Super 4G Kuota
- Voucher Unlimited
- Paket prabayar/pascabayar Internet
- Paket prabayar/pascabayar Bicara
- Modem Wi-Fi
- Router WiBox
- Layanan Internasional
- eSIM
- Power Up
Sebelumnya, Smartfren juga pernah mengedarkan produk-produk berikut:
- Kartu Smartfren Extra (Smart, Fren)
- Kartu Smartfren LokalPlus
- Kartu Smartfren Social
- Kartu Smartfren IHateSlow
- Kartu Ummat
- HP Fren Sumo "Super Modem" (Haier dan ZTE)
- HP Fren Starberry
- HP Smartfren Chit Chat
- HP Smartfren Hitz (Smart, Fren)
- HP Smartfren Zip
- HP Smartfren Enduro
- HP Smartfren EV-DO XStre@m dan XStre@m Hotspot
- HP Smartfren Jambu
- HP Smartfren Andro
- HP Smartfren Andromax
- HP Smartfren Andromax 4G LTE
- MiFi Andromax 4G
- Kartu Smartfren 4G LTE Advanced
- Modem Smartfren Connex
- Kartu Bisstel
- Kartu Switch
Power Up
Merupakan layanan yang sering disebut sebagai operator seluler digital, namun sesungguhnya bisa dikatakan Power Up bukanlah sebuah operator yang mereknya berdiri sendiri, seperti By.U, MPWR atau Live.On namun hanya menjadi sub-brand dari Smartfren. Namun, produk ini memiliki fitur sejenis dengan operator digital yang telah disebutkan. Sebenarnya, Smartfren sudah memiliki produk yang berdiri sendiri bernama Switch, tetapi kedua produk ini bisa dikatakan terpisah.[68]
Layanan Power Up (resminya Smartfren Power Up) diluncurkan pada 10 Juni 2020 dalam sebuah konferensi pers. Dalam peluncurannya tersebut, pihak Smartfren mengklaim bahwa produknya ini menawarkan sistem keanggotaan (membership) sehingga terkesan eksklusif. Seperti telah disebutkan, layanan Power Up mirip dengan operator digital seperti pelanggan dapat memilih nomor teleponnya sendiri, penggunaan dan jenis kuota yang bisa diatur, kuota yang tidak akan hangus ketika jatuh tempo (diakumulasi), pelanggan tidak perlu membeli kartu secara langsung (mengurusnya di aplikasi saja, nanti dikirimkan setelah pembayaran) dan ditambah bonus-bonus seperti cashback, bonus kuota progresif (semakin banyak membeli, semakin banyak bonus), dll. Selain itu, pelanggan dapat mendapat bonus berupa poin khusus yang bisa ditukar dengan hadiah menarik, dan jika ada kuota tersisa maka bisa ditukar dengan poin ini.[69][70]
Pelanggan dapat mengakses aplikasi mySmartfren di App Store maupun Google Play Store untuk melakukan registrasi pada layanan Smartfren ini, atau bisa juga di website Smartfren.[71] Ada dua jenis paket yang ditawarkan dengan masa aktif 168 hari, yaitu:
- 12 GB dengan harga Rp 68.000, ditambah bonus kuota 2 GB dalam 6 x 28 hari dan 3 GB di akhir bulan berlangganan
- 24 GB dengan harga Rp 118.000, ditambah bonus kuota 4 GB dalam 6 x 28 hari dan 5 GB di akhir bulan berlangganan
- Ditambah dengan paket-paket tambahan (add-on) dari 4 GB-16 GB dengan harga Rp 28.000-78.000, yang masih ditambah bonus kuota (secara bertingkat, misalnya pembelian pertama 1 GB gratis, kedua gratis 2 GB dan seterusnya)
- Selain itu, ada paket khusus bagi mengakses aplikasi seperti TikTok dan Youtube.[72][73][74][75]
Pelanggan lama Smartfren bisa mengubah layanannya menjadi Power Up dengan aplikasi mySmartfren. Target dari manajemen Smartfren adalah, bisa meraih 2-3 juta pelanggan dalam 7 bulan dengan pasar anak muda. Pemasarannya dan promosinya menggunakan media digital daring, seperti e-commerce dan influencer.[76] Misalnya, dalam diskusi pada 26 Juni 2020, Smartfren Power Up mengundang Awkarin dan Arief Muhammad untuk berbicara di kanal Youtube-nya tentang mengeksplor peluang.[77] Seiring dengan penutupan layanan sejenis, Switch, ada yang menganggap bahwa hal ini disebabkan upaya Smartfren memiliki satu merek saja, tetapi pihak Smartfren membantah hal ini dengan alasan pasarnya berbeda.[78] Uniknya, ketika Switch digabung justru mereka tidak bergabung dengan Power Up dan hanya dialihkan ke layanan Smartfren biasa.[79] Menurut pihak Smartfren, pada awal 2021 pelanggan Power Up sudah bertambah banyak dan mereka siap untuk memperluas penjualan produknya.[80]
Produk dan layanan lama
Sebelum diakuisisi Sinarmas, Mobile-8 mengeluarkan tiga merek, yaitu Fren (2003, sebagai produk pertama dan utamanya), Hepi (2008) dan Mobi (pada 2009). Seiring dengan upaya manajemen baru mengintegrasikan merek-mereknya menjadi satu, maka merek Mobi dan Fren (berikut Smart) berubah menjadi Smartfren sejak 2011. Sedangkan untuk Hepi sendiri sudah dileburkan dengan Fren sejak 2009.
Fren
(2003-2012)
Fren adalah layanan kartu selular 3G berbasiskan teknologi wireless CDMA2000 1x EVDO Rev A dengan slogan iklan "murah dan tidak repot". Fren sendiri merupakan singkatan dari Fast Enjoyable Reliable Network (Jaringan yang Cepat, Mudah Dinikmati dan Dipercaya).[81] Diluncurkan pada 8 Desember 2003, sebagai target awalnya Mobile-8 menargetkan wilayah pulau Jawa, 1 juta pengguna dan membangun 433 BTS pada April 2004. Fren sendiri didesain dengan target pasarnya adalah anak muda, dan berusaha menjalin hubungan dengan Korea Telecom dan Qualcomm bagi membantu layanannya.[82] Promosi Fren sendiri dibantu oleh media televisi yang dimiliki oleh Hary Tanoe, yaitu RCTI, TPI (sekarang MNCTV) dan Global TV (sekarang GTV) yang dimanfaatkannya untuk mengiklankan produknya ini dengan 40 spot/hari. Pada 2006, juga diluncurkan layanan bernama TV Mobi yang membuat pelanggan Fren bisa menonton TV di telepon seluler mereka, yang dimulai dari 3 stasiun TV tersebut.[83][84]
Beberapa kelebihan yang ditawarkan kartu Fren dibandingkan operator CDMA lainnya antara lain:
- Layanan selular berlisensi nasional tidak dibatasi oleh kode area. Prefix Fren 0888.
- Layanan selular dengan tarif murah CDMA.
- Layanan CDMA tidak perlu registrasi tiap ke luar kota.
- Fren bisa digunakan di Indonesia dan di luar negeri. Khusus di luar negeri Fren bisa digunakan di ponsel CDMA ataupun GSM.
- Memiliki fitur akses data dengan kecepatan wireless broadband 3G/HSDPA hingga 3.1 Mbps.
- Memiliki layanan 3G: video streaming, mobile TV, traffic monitoring dan video chatting.
- Pilihan ponsel murah dan keren.
Fren memiliki dua layanan yaitu Fren Prabayar (yang terdiri dari Fren Sobat serta Fren Duo) dan Fren Pascabayar. Selain produk-produk ini, juga pernah diluncurkan berbagai layanan seperti FrenSip (bundling dengan telepon seluler seperti Samsung),[85] Fren Jos,[86] Frentetan Gratizan[87] dan berbagai produk lain.
Fren Sobat diluncurkan pada 29 Januari 2009 di Jakarta. Maksud dari "Sobat" adalah dalam satu paket kartu perdana, terdapat 4 nomor yang berurutan, sehingga bisa dibagikan ke pengguna lain agar mudah diingat. Para pengguna dari paket ini bisa saling menelepon gratis dan menggunakan layanan seperti SMS dengan harga murah, mendapatkan diskon 50% ketika isi pulsa pertama dan masa aktifnya selama 8 bulan.[88] Dari pelanggan Mobile-8 yang sudah mencapai 3,5 juta pada peluncuran Fren Sobat,[89] diharapkan bertambah 300.000-500.000 di Jawa dan Bali, serta penambahan 2 juta pelanggan di 2009 dari sebelumnya.[90] Bahkan layanan telepon gratis ini kemudian diperluas ke pengguna produk Fren lain sehingga dalam promosinya, pengguna Fren diiklankan hanya perlu membayar dengan "daun".[91]
Sedangkan Fren Duo diluncurkan pada 11 Juni 2009 sebagai layanan yang yang menawarkan layanan CDMA dan FWA dalam satu kartu. Nomor Fren akan menjadi nomor utamanya (0888) sedangkan nomor FWA (tergantung daerah, seperti 021, 031, dll) akan menjadi nomor sekunder, tetapi pelanggan bisa menukar penggunaannya jika ingin lebih hemat. Pihak Mobile-8 mengklaim bahwa sistem ini merupakan yang pertama di Indonesia dan sempat mencatatkan dirinya di Museum Rekor Indonesia (MURI) atas produknya ini.[92] Pelanggan Hepi dan Fren bisa menukar kartunya menjadi Fren Duo di cabang Fren di berbagai kota. Dalam peluncuran Fren Duo, Mobile-8 menargetkan 2,3 juta pelanggan baru dari layanannya ini dan dalam 4 hari setelah diluncurkan telah menjual 1.700 nomor. Lalu, pada tiga bulan peluncurannya sudah menjadi 150.000 pelanggan.[93][94] Target pasarnya adalah keluarga, UMKM dan komunitas.[95] Awalnya, layanan ini hanya tersedia dalam bentuk prabayar hingga pada 1 September 2009 diluncurkan layanan pascabayar yang menargetkan golongan bisnis dan profesional.[96][97] Menurut pihak Fren pada awal 2010, pengguna layanan ini telah meningkat sebesar 28% per bulan dan telah beroperasi di berbagai kota yang akan ditambah lagi kemudian.[98] Seiring dengan mulai digunakannya merek dagang Smartfren, maka Fren Duo kemudian juga dipaketkan dalam produk baru Smartfren.[99]
Hepi
(2008-2010)
Hepi diluncurkan pada 3 Mei 2008 di kota Bandung oleh Menkominfo (saat itu) Mohammad Nuh, dan awalnya hanya beroperasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Banjarmasin.[100] Hepi menargetkan kaum pemuda dan mahasiswa, dengan menggunakan sistem Fixed Wireless Access serta jaringan CDMA frekuensi 800 MHz untuk seluruh wilayah di Indonesia.[101] Target Hepi adalah selanjutnya bisa meluaskan jaringannya hingga ke seluruh Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.[102] Pada Agustus 2008, dilaporkan bahwa Hepi sudah menggaet 300.000 pelanggan dan akan ditingkatkan menjadi 500.000-600.000 pelanggan seiring perluasan layanan ke 14 kota. Untuk memuaskan pelanggan, juga dihadirkan beberapa layanan dan promosi seperti bagi-bagi telepon gratis, perangkat HP murah senilai Rp 168.000, layanan Dataku dan fitur SMS Milis[103][104] serta pada akhir 2008, dilakukan perluasan layanan ke Medan, Malang, Surakarta, Cirebon dan Makassar.[105]
Namun Hepi ternyata hanya berumur pendek, karena pada 11 Juni 2009 diluncurkan produk Fren Duo yang menggabungkan layanan FWA Hepi dan CDMA Fren. Setelah peluncuran itu, melihat minat masyarakat yang lebih besar akan produk Fren Duo, penjualan produk Hepi pun resmi dihentikan oleh Mobile-8. Tampaknya, pihak Mobile-8 mengadakan perubahan strategi, dimana sebelumnya produk ini direncanakan sebagai lini produk Hepi, tetapi justru kemudian malah diluncurkan dengan merek Fren.[106] Sebelum dileburkan dengan Fren Duo, Hepi terakhir mencatatkan 280.000 pelanggan. Meskipun sudah tidak diedarkan lagi, Hepi masih tetap bisa digunakan dengan isi ulang Fren atau menukarnya dengan kartu Fren Duo di gerai Mobile-8.[93][94]
Mobi
(2008-2010)
Selain Hepi dan Fren, pada 4 Februari 2009, Mobile-8 juga meluncurkan layanan internet murah bernama Mobi (singkatan dari Mobile Broadband Internet), dengan target pasar para pelajar dan pemuda. Sistem Mobi menggunakan layanan CDMA EVDO dengan tarif awal senilai Rp 499.000 (plus modem).[107] Dalam perkembangannya, jenis Mobi juga diperluas menjadi unlimited data access yang diluncurkan pada 22 Juni 2009. Targetnya sendiri adalah 150.000 pelanggan di akhir 2009 dan dalam beberapa bulan setelah peluncurannya, sudah mencapai 20.000 pelanggan.[108][109] Pada tahun 2010, Mobi sudah beroperasi di beberapa kota di pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Malang, Bandung dan Yogyakarta. Mobi tetap dipertahankan sebagai sub-brand dari Smartfren hingga 2011, ketika dileburkan dengan merek dan layanan induknya.[110][111]
Kasus Mobile-8 Telecom
Menyeret mantan pemilik smartfren (ketika itu masih Mobile-8) sebelumnya, Hary Tanoesoedibjo, kasus ini bermula ketika pada 2012, Kejaksaan Agung membongkar bahwa telah terjadi transaksi fiktif yang membuat negara merugi. Ceritanya adalah ketika pada 2007-2009, pihak Mobile-8 mengajukan proyek pembuatan HP dan pulsa, dan sebagai distributornya ditunjuk PT Jaya Nusantara Komunikasi. Transaksi itu direncanakan akan memakan biaya Rp 80 miliar yang merupakan pembayaran dari PT Jaya ke Mobile-8. Namun, kenyataannya transaksi itu hanyalah transaksi fiktif karena Mobile-8 tidak pernah mengirim HP yang ada dalam proyek tersebut. Walaupun demikian, PT Jaya pada 2008 menerima faktur pajak senilai Rp 114 miliar yang kemudian digunakan oleh Mobile-8 untuk mengajukan restitusi pajak yang kelebihannya dibayarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Surabaya, walaupun transaksi itu tidak ada sehingga negara mengalami kerugian Rp 114 miliar.[112][113] Peristiwa ini tercatat sempat heboh pada 2016-2017 ketika pada saat itu terjadi penetapan bekas pejabat Mobile-8 Anthony Chandra dan pimpinan PT Jaya Hary Djaja, tetapi keduanya gugur dalam praperadilan di November 2016.[114][115] Selain itu, Kejagung juga memeriksa beberapa orang seperti MS Hidayat, Agum Gumelar dan terutama HT itu sendiri.[116][117] HT sendiri diperiksa pada Maret, April 2016 dan Juli 2017.[118][119] Dalam berbagai kesempatan, HT selalu berkelit dari tudingan tersebut, bahkan pengacaranya Hotman Paris Hutapea menuduh negara mendapatkan untung dari transaksi HT. HT juga pernah melaporkan Kejagung ke Bareskrim Polri karena dituduh mencemarkan nama baik atas SMS-nya ke Jaksa Agung yang dituduh sebagai "ancaman". Pada Juli 2017, HT ditetapkan sebagai tersangka atas kasus SMS ancaman itu.[120][121] Namun, sejak HT menyatakan mendukung Jokowi, kasus ini baik kasus ancaman ke Kejagung maupun kasus Mobile-8, terkesan macet dan tidak berjalan sampai sekarang, walaupun Kejagung tidak pernah "memberhentikan" pengusutannya.[122][123][124]
Lihat Juga
Referensi
- ^ Laporan Keuangan Mobile-8 Telecom, 2007
- ^ a b Laporan Keuangan Mobile-8 Telecom, 2007
- ^ Brown, Allan; Hossain, Moazzem; Nguyen, Duc-Tho (2005-02-24). Telecommunications Reform in the Asia-Pacific Region (dalam bahasa Inggris). Edward Elgar Publishing. ISBN 978-1-78195-836-0.
- ^ Tempo, Volume 31,Masalah 48-52
- ^ Gamma, Volume 3,Masalah 6-14
- ^ Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications (dalam bahasa Inggris). CIT Publications. 2006.
- ^ Mobile-8 Lepas 19,91% Saham IPO
- ^ "Merger Tiga Anak Usaha Mobile-8 Efektif". detikfinance. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mengapa Orang Masih Mengira yang Lain?". SWA.co.id. 2007-08-22. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile-8 Telecom Peroleh Izin Prinsip Jaringan Tetap Lokal Nirkabel". Antara News. 2007-05-15. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "FREN Dapat Izin Selenggarakan CDMA Secara Nasional". Antara News. 2007-07-03. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Komselindo dan Samoerna Mundur dari Tender 3G
- ^ "Bakrie Telecom 'Menang W.O.' di Tender SLJJ". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "BEI Minta Penjelasan FREN Soal Akuisisi Jerash". detikfinance. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Hary Tanoe: FREN Cuma Investasi Surat Berharga". detikfinance. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "FREN Berpotensi Gagal Bayar Obligasi Rp 675 M". kontan.co.id. 2008-12-04. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Untuk Lunasi Hutang, Mobile-8 Terbitkan Obligasi Rp 550 M". SWA.co.id. 2007-02-06. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Jerash Investment Kuasai 10,9% Saham Mobile-8 | Forumponsel". forumponsel.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Pemilik FREN dan BTEL Mulai Nego?". KOMPAS.com. 2008-08-27. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "BTEL Bantah Akuisisi FREN". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-23. Diakses tanggal 2021-01-24.
- ^ "Global Mediacom Lepas FREN ke Sinarmas". detikfinance. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mediacom Lepas Mobile-8". Okezone. 2009-11-12. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smart Negosiasi dengan FREN". kontan.co.id. 2009-10-09. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Sinar Mas Belum Akan Tambah Saham di FREN". Okezone. 2009-11-20. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya - Bisnis.com". infografik.bisnis.com. 2019-02-26. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Sinar Mas Group Akuisisi Mobile-8
- ^ "Sinarmas Incar Saham FREN Milik Jerash". kontan.co.id. 2009-11-23. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile-8 Tinjau Ulang Mitra Vendor". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile-8 dan Smart Tetap Jalan Terpisah". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Kolaborasi Smart Telecom dan Mobile-8 Hasilkan SmartFren". Okezone. 2010-03-03. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Gerai SmartFren Pertama Hadir di Sabang". kontan.co.id. 2010-03-03. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Migrasi sistem Smart Telecom dan Mobile-8 rampung | Teknologi". Bisnis.com. 2011-06-28. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Proses Merger Smart dan Fren Tersendat
- ^ Laporan Keuangan Q3 FREN 2020
- ^ "Sinarmas serap rights issue Mobile-8 Rp3,77 triliun | Market". Bisnis.com. 2011-01-20. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "RUPSLB Mobile 8 setujui pergantian nama". kontan.co.id. 2011-03-23. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Smart Telecom dan Mobile-8, Jadinya SmartFren
- ^ "Mobile-8 dan Smart 'Menikah' Diam-diam". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Rights Issue Disetujui, FREN Bisa Akuisisi Smart Telecom". detikfinance. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Akuisisi Smart Telecom, Mobile-8 Berganti Nama
- ^ "FREN akhirnya jadi akuisisi SMART". kontan.co.id. 2010-12-21. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Akuisisi Smart Telecom, Mobile-8 Berganti Nama
- ^ Esia & Smartfren Gabung, Bisa Duluan 4G di 800 MHz
- ^ Fajrina, Hani Nur. "Smartfren dan Esia Resmi Bersatu demi LTE". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Panji, Aditya. "Pelanggan Esia Mulai Pakai Jaringan Smartfren". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Khoirunnisa (2016-03-07). "Esia Resmi Tutup Layanan, Kecuali di Jakarta". Selular.ID. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Khoirunnisa (2015-03-10). "Per April Esia Stop Layanan Data". Selular.ID. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ W, Kris Fathoni. "Kronologi Bolt Tutup, Diawali dari Tunggakan BHP Frekuensi". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Beri Kartu Perdana Gratis Bagi Pengguna Bolt". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Jumlah Pengguna Telkomsel Terbesar di Indonesia | Databoks". databoks.katadata.co.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ saleh, tahir. "12 Tahun Masih Tekor, Smartfren Cetak Rugi Q3 Rp 1,75 T". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Dinilai Tak Akan Bangkrut karena Dimiliki Grup Sinarmas - Bisnis Katadata.co.id". katadata.co.id. 2019-09-12. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya - Bisnis.com". infografik.bisnis.com. 2019-02-26. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Rumor Merger dengan 3, Apa Dampaknya ke Saham FREN?
- ^ Saragih, Houtmand P. "Begini Cerita Seputar Rumor Akuisisi ISAT & FREN". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Ini Penghalang Merger Smartfren dan Tri Indonesia | Teknologi". Bisnis.com. 2020-12-07. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Bicara soal Kemungkinan Merger". liputan6.com. 2021-01-08. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Wibisono, Nuran. "Taktik Smartfren Meninggalkan CDMA dan Beralih ke 4G". tirto.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "CDMA Smartfren Ditutup Selamanya, Bagaimana Nasib Pelanggan? Halaman all". KOMPAS.com. 2017-10-25. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Luncurkan eSIM, Pertama di Indonesia Halaman all". KOMPAS.com. 2019-07-29. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Luncurkan eSIM HP Android". suara.com. 2020-06-05. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Angkat Darmin jadi Komut, Smartfren optimistis tatap lelang frekuensi 2,3 GHz
- ^ "Ini Tiga Operator Seluler yang Dapat Frekuensi 5G di Indonesia". KOMPAS.com. 2020-12-18. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Ini Rencana Smartfren dan Tri Setelah Dapat Frekuensi 5G". KOMPAS.com. 2020-12-19. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Dapat Frekuensi 5G, Smartfren Optimistis Pelanggan Tumbuh 30 Persen - Semua Halaman - Info Komputer". infokomputer.grid.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Telkomsel dan Smartfren Terima Putusan Pembatalan Lelang Frekuensi 5G". suara.com. 2021-01-25. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Situs resmi smartfren
- ^ "Internetan baru dengan POWER UP dari Smartfren". Bangslem.id. 2020-06-25. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ endrita (2020-06-25). "POWER UP - Smartfren Sumpah Kenceng!". endrita.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Luncurkan Program Berlangganan "Power Up" Halaman all". KOMPAS.com. 2020-06-10. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Luncurkan Paket Eksklusif Membership POWER UP, Apa Itu? - Semua Halaman - Info Komputer". infokomputer.grid.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Hadirkan Power Up, Beli Kuota dan Pesan Kartu via Aplikasi". medcom.id. 2020-06-11. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Smartfren Rilis Paket Power Up, Bisa Pilih Nomor dan Atur Kuota Sendiri". kumparan. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Atur Sendiri Kuota dan Maksimalkan Peluang Dengan Smartfren POWER UP
- ^ "Smartfren Rilis Keanggotaan "Power Up", Pengguna Bisa Atur Kuota Sesuai Kebutuhan". liputan6.com. 2020-06-10. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Strategi Smartfren Dongkrak Pelanggan". Republika Online. 2020-06-11. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Maarif, Nurcholis. "Cerita Awkarin-Arief Muhammad Soal Peluang Anak Muda di Dunia Digital". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Haryanto, Agus Tri. "Switch Tutup Layanan, Pengguna Diimbau Migrasi ke Smartfren". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Operator Switch Resmi Bubar, Pelanggannya Gabung ke Smartfren". kumparan. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Haryanto, Agus Tri. "Switch Mobile Tutup Layanan, Smartfren Siap Geber Power Up". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Asosiasi Kliring Interkoneksi Telekomunikasi". askitel.or.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ 27 Siasat Menembus Pasar. Elex Media Komputindo. ISBN 978-979-20-7037-8.
- ^ "Mobile-8 Tawarkan Beragam Konten Lewat TV Mobi". SWA.co.id. 2006-09-05. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Aditjondro, George Junus (2006-01-01). Korupsi Kepresidenan. Lkis Pelangi Aksara. ISBN 978-979-8451-68-3.
- ^ Paket Murah Fren
- ^ Fren Jos Hadir di Enam Kota
- ^ "Jelang Lebaran, Mobile-8 Luncurkan Frentetan Gratizan". Okezone. 2008-08-21. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Fren Sobat, Perdana Baru Mobile-8". www.viva.co.id. 2009-01-30. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Luncurkan Sobat, Fren Targetkan Pelanggan Dua Kali Lipat
- ^ "Mobile-8 Kejar 2 Juta Pelanggan Baru". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Fren Reguler Juga Bisa Telepon Pakai 'Daun'". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Rekor Fren Duo, Satu Kartu Dua Nomor". KOMPAS.com. 2009-06-11. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ a b "Seluler dan FWA Mobile-8 Jadi Satu Kartu". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ a b Stop Hepi, Fokus Fren Duo
- ^ "Mobile-8 Luncurkan Fren Duo Pascabayar". SWA.co.id. 2009-09-02. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile-8 Luncurkan Fren Duo Pascabayar". Antara News. 2009-09-01. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile 8 Luncurkan Fren Duo Paskabayar". kontan.co.id. 2009-09-01. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Fren Duo Catat Pertumbuhan 28% Tiap Bulan". Okezone. 2010-01-26. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Perkuat Fren Duo, Mobile-8 Rilis Fren Seru". www.viva.co.id. 2010-03-04. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile-8 Luncurkan "Hepi"". Antara News. 2008-05-03. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile-8 'Hepi' Bidik Pasar Mahasiswa". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile-8 Akhirnya Bisa 'Hepi' Rilis FWA". detikinet. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Kebut Pelanggan, Hepi Bagi-bagi Hape Gratis". Okezone. 2008-08-07. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Bisa Layani Telepon Tetap, Mobile-8 Tambah "Hepi"". KOMPAS.com. 2008-05-04. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Hepi Rambah Makassar
- ^ "Mobile-8 Gelar Hepi di Medan". Okezone. 2008-09-07. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobi, Modem Pahe Cuma Rp 499 Rb". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-29. Diakses tanggal 2021-01-25.
- ^ "Mobi Unlimited Data Access Beredar". www.viva.co.id. 2009-06-22. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "2009, Mobile-8 Targetkan 150 Ribu Pelanggan Mobi". Okezone. 2009-06-20. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobi Bermigrasi Ke Smartfren". Bhyllabus - l'énigme. 2011-06-05. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Mobile-8 perluas pemasaran internet Mobi". kontan.co.id. 2010-10-07. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Jaksa Agung Pastikan Kasus PT Mobile 8 Masih Berjalan". Bisnis.com. 2019-01-23. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "KMPK minta Kejagung usut tuntas kasus Mobile8". Antara News. 2015-11-05. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Lumbanrau, Raja Eben. "Kejagung Tetapkan Eks Bos Mobile-8 Tersangka Pajak". nasional. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "KASUS MOBILE 8 TELECOM: PN Jaksel Minta Kejagung Hentikan Penyidikan". Bisnis.com. 2016-11-29. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Rahadian, Lalu. "Eks Menteri Perindustrian Diperiksa Kejagung Soal Mobile-8". nasional. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Kejagung panggil Agum Gumelar terkait kasus restitusi pajak". merdeka.com. 2016-01-05. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Hary Tanoe: Kasus Mobile 8 Bukan Kewenangan Kejaksaan Agung". KOMPAS.com. 2017-07-06. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Jejak Hary Tanoe dalam Kasus Restitusi Pajak Mobile-8". gresnews.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Kejagung sebut HT tersangka, Polri bilang 'tunggu tanggal mainnya'". merdeka.com. 2017-06-22. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Sofwan, Rinaldy. "Hary Tanoe Laporkan Jaksa Agung ke Bareskrim". nasional. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ Saputri, Maya. "Jaksa Agung: Kasus Mobile 8 Hary Tanoe Bidik Soal Korupsinya". tirto.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Penyidikan Mobile8 Tetap Berlanjut". mediaindonesia.com. 2017-08-05. Diakses tanggal 2022-06-06.
- ^ "Media Nasional Berjaringan, Fakta Independen Terpercaya". fin.co.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi smartfren
- (Indonesia) Cara daftar paket Internet Smartfren Diarsipkan 2014-10-08 di Wayback Machine.