Lompat ke isi

Republik Papua Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 13 September 2022 08.18 oleh JacobSanchez295 (bicara | kontrib) (ArdiPras95 memindahkan halaman Republik Papuа Barat ke Republik Papua Barat: Correct title (w/o Cyrillic homographs))
Republik Papua Barat

StatusNegara yang belum sepenuhnya terbentuk
Ibu kotaPort Numbay
Bahasa yang umum digunakanIndonesia, Bahasa Melayu (Klaim Pemerintah Negara Federal Republik Papua Barat)[1], Belanda, Tok Pisin, dan Rumpun bahasa Papua lainnya
DemonimOrang Papua
PemerintahanPemerintahan interim
• Presiden
Forkorus Yaboisembut (versi NFRPB)[2]
Benny Wenda (versi ULMWP)[3]
Yoab Syatfle (versi NFRPB)[4]
Edison Waromi (versi ULMWP)[5]
• Ketua Parlemen
Buchtar Tabuni[6]
LegislatifParlemen Nasional Papua Barat
Pendirian
27 Desember 1949
• Upacara dan proklamasi
1 Desember 1961
1 Oktober 1962
1 Mei 1963
19 November 1969
• Proklamasi Papua dan Hari Konstitusi[7]
1 Juli 1971
• Proklamasi Republik Melanesia Barat oleh Thomas Wainggai
14 Desember 1988
• Negara Republik Federal Papua Barat
19 Oktober 2011
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Republik Papua Barat (bahasa Belanda: Papua Westelijke Republiek; bahasa Inggris: Republic of West Papua) adalah sebuah negara pengakuan terbatas yang diusulkan akan memberikan kekuasaan kepada rakyat Papua (provinsi Papua dan Papua Barat). Pada tanggal 1 Juli 1971, setelah referendum, Organisasi Papua Merdeka mencoba memproklamasikan Republik Papua Barat, tetapi gagal.

Sejarah

Bendera Republik Melanesia yang diproklamirkan Thomas Wainggai pada tahun 1988
Bendera Bintang Kejora

Menanggapi hal tersebut, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM, Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai, berencana mendeklarasikan kemerdekaan Papua pada tahun 1971. Tanggal 1 Juli 1971, Roemkorem dan Prai mendeklarasikan Republik Papua Barat dan segera merancang konstitusinya.

Konflik strategi antara Roemkorem dan Prai berujung pada perpecahan OPM menjadi dua faksi: PEMKA yang dipimpin Prai dan TPN yang dipimpin Roemkorem. Perpecahan ini sangat memengaruhi kemampuan OPM sebagai suatu pasukan tempur yang terpusat.

Sejak 1976, para pejabat perusahaan pertambangan Freeport Indonesia sering menerima surat dari OPM yang mengancam perusahaan dan meminta bantuan dalam rencana pemberontakan musim semi. Perusahaan menolak bekerja sama dengan OPM. Mulai 23 Juli sampai 7 September 1977, milisi OPM melaksanakan ancaman mereka terhadap Freeport dan memotong jalur pipa slurry dan bahan bakar, memutus kabel telepon dan listrik, membakar sebuah gudang, dan meledakkan bom di sejumlah fasilitas perusahaan. Freeport memperkirakan kerugiannya mencapai $123.871,23.[8]

Tahun 1982, Dewan Revolusi OPM (OPMRC) didirikan dan di bawah kepemimpinan Moses Werror, OPMRC berusaha meraih kemerdekaan melalui kampanye diplomasi internasional. OPMRC bertujuan mendapatkan pengakuan internasional untuk kemerdekaan Papua Barat melalui forum-forum internasional seperti PBB, Gerakan Non-Blok, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.

Tahun 1984, OPM melancarkan serangan di Jayapura, ibu kota provinsi dan kota yang didominasi orang Indonesia non-Melanesia. Serangan ini langsung diredam militer Indonesia dengan aksi kontra-pemberontakan yang lebih besar. Kegagalan ini menciptakan eksodus pengungsi Papua yang diduga dibantu OPM ke kamp-kamp di Papua Nugini.

Tanggal 14 Februari 1986, Freeport Indonesia mendapatkan informasi bahwa OPM kembali aktif di daerah mereka dan sejumlah karyawan Freeport adalah anggota atau simpatisan OPM. Tanggal 18 Februari, sebuah surat yang ditandatangani "Jenderal Pemberontak" memperingatkan bahwa "Pada hari Rabu, 19 Februari, akan turun hujan di Tembagapura". Sekitar pukul 22:00 WIT, sejumlah orang tak dikenal memotong jalur pipa slurry dan bahan bakar dengan gergaji, sehingga "banyak slurry, bijih tembaga, perak, emas, dan bahan bakar diesel yang terbuang." Selain itu, mereka membakar pagar jalur pipa dan menembak polisi yang mencoba mendekati lokasi kejadian. Tanggal 14 April 1986, milisi OPM kembali memotong jalur pipa, memutus kabel listrik, merusak sistem sanitasi, dan membakar ban. Kru teknisi diserang OPM saat mendekati lokasi kejadian, sehingga Freeport terpaksa meminta bantuan polisi dan militer.[8]

Dalam insiden terpisah pada bulan Januari dan Agustus 1996, OPM menawan sejumlah orang Eropa dan Indonesia; pertama dari grup peneliti, kemudian dari kamp hutan. Dua sandera dari grup pertama dibunuh dan sisanya dibebaskan.

Bulan Juli 1998, OPM mengibarkan bendera mereka di menara air kota Biak di pulau Biak. Mereka menetap di sana selama beberapa hari sebelum militer Indonesia membubarkan mereka. Filep Karma termasuk di antara orang-orang yang ditangkap.[9]

Tanggal 24 Oktober 2011, Dominggus Oktavianus Awes, kepala polisi Mulia, ditembak oleh orang tak dikenal di Bandara Mulia, Puncak Jaya. Kepolisian Indonesia menduga sang penembak adalah anggota OPM. Rangkaian serangan terhadap polisi Indonesia memaksa mereka menerjunkan lebih banyak personel di Papua.[10]

Pada tanggal 21 Januari 2012, orang-orang bersenjata yang diduga anggota OPM menembak mati seorang warga sipil yang sedang menjaga warung. Ia adalah transmigran asal Sumatra Barat.[11]

Tanggal 8 Januari 2012, OPM melancarkan serangan ke bus umum yang mengakibatkan kematian 3 warga sipil dan 1 anggota TNI. 4 lainnya juga cedera.[12]

Tanggal 31 Januari 2012, seorang anggota OPM tertangkap membawa 1 kilogram obat-obatan terlarang di perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Obat-obatan tersebut diduga akan dijual di Jayapura.[13]

Tanggal 8 April 2012, OPM menyerang sebuah pesawat sipil Trigana Air setelah mendarat yang akan parkir di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua. Lima militan bersenjata OPM tiba-tiba melepaskan tembakan ke pesawat, sehingga pesawat kehilangan kendali dan menabrak sebuah bangunan. Satu orang tewas, yaitu Leiron Kogoya, seorang jurnalis Papua Pos yang mengalami luka tembak di leher. Pilot Beby Astek dan Kopilot Willy Resubun terluka akibat pecahan peluru. Yanti Korwa, seorang ibu rumah tangga, terluka di lengan kanannya dan anaknya yang berusia 4 tahun, Pako Korwa, terluka di tangan kirinya. Pasca-serangan, para militan mundur ke hutan sekitar bandara. Semua korban adalah warga sipil.[14]

Tanggal 1 Juli 2012, patroli keamanan rutin yang diserang OPM mengakibatkan seorang warga sipil tewas. Korban adalah presiden desa setempat yang ditembak di bagian kepala dan perut. Seorang anggota TNI terluka oleh pecahan kaca.[15]

Tanggal 9 Juli 2012, tiga orang diserang dan tewas di Paniai, Papua. Salah satu korban adalah anggota TNI. Dua lainnya adalah warga sipil, termasuk bocah berusia 8 tahun. Bocah tersebut ditemukan dengan luka tusuk di bagian dada.[16]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Government". Negara Federal Republik Papua Barat. Diakses tanggal 3 April 2022. 
  2. ^ Tom Allard (2 Desember 2011). "'President' calls for recognition of West Papua". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 1 Januari 2013. 
  3. ^ "One People, One Soul". ULMWP. Port Vila. Mei 2021. Diakses tanggal 3 April 2022. 
  4. ^ Syatfle, Yoab (24 Februari 2022). Laporan Konferensi Pertama Partai Persatuan Papua (PDF). Program Pelatihan Diplomatik Universitas New South Wales (Laporan). Manokwari. Diakses tanggal 3 April 2022. 
  5. ^ Mawel, Benny (19 Oktober 2021). G., Aryo Wisanggeni, ed. "Peringati 10 tahun deklarasi, NFRPB minta PBB kunjungi Papua". Jubi. Diakses tanggal 3 April 2022. 
  6. ^ "Ketua Parlemen Nasional West Papua Ditangkap Polisi di Kota Jayapura". Suara Papua. Abepura. 24 Maret 2022. Diakses tanggal 3 April 2022. 
  7. ^ Yeimo, Hengky (1 Juli 2021). G., Aryo Wisanggeni, ed. "KNPB ajak rakyat Papua peringati Deklarasi Konstitusi Papua Barat pada 1 Juli". Jubi. Diakses tanggal 3 April 2022. 
  8. ^ a b Bishop, R. Doak (2005). Foreign Investment Disputes: Cases, Materials, and Commentary. Wolters Kluwer. hlm. 609–611. 
  9. ^ Richard Chauvel (6 April 2011). "Filep Karma and the fight for Papua's future". http://inside.org.au/. Diakses tanggal 18 April 2011.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  10. ^ Bagus BT Saragih and Nethy Dharma Somba. "Police hunt for OPM rebels". The Jakarta Post. Diakses tanggal 2011-10-26. 
  11. ^ (dalam bahasa Indonesian) http://www.antaranews.com/en/news/79364/opm-gunmen-kill-civilian-in-kurilik-papua.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  12. ^ (dalam bahasa Indonesian) http://berita.liputan6.com/read/346831/anggota-tni-tewas-dalam-serangan-opm.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  13. ^ (dalam bahasa Indonesian) https://web.archive.org/web/20130801084016/http://www.suarapembaruan.com/home/anggota-opm-tertangkap-bawa-ganja-sekilo-di-perbatasan/16696. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-01.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  14. ^ (dalam bahasa Indonesian) https://web.archive.org/web/20120411004451/http://us.nasional.vivanews.com/news/read/302631-ditembaki-opm--pesawat-trigana-tabrak-rumah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-11.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  15. ^ (dalam bahasa Indonesian) https://web.archive.org/web/20190902141701/http://m.griyawisata.com/kota/regional/artikel/patroli-yon-431-kostrad-dihadang-opm-satu-warga-sipil-tewas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-02.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  16. ^ (dalam bahasa Indonesian) http://news.detik.com/read/2012/07/09/184035/1961425/10/1-anggota-tni-2-sipil-tewas-dianiaya-di-papua-salah-satunya-bocah?nd992203605.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)