Lompat ke isi

Hamidulloh Ibda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hamidulloh Ibda
LahirHamidulloh Ibda
Templat:Pati
Pati
KebangsaanIndonesia
PekerjaanDosen, Penulis, Dewan Pengawas TV
Tahun aktif2008-sekarang
Dikenal atasDosen Penggerak Literasi
Karya terkenalStop Pacaran, Ayo Nikah!

Hamidulloh Ibda (lahir di Pati, 17 Juni 1990) adalah penulis, jurnalis, intelektual muda, dan dosen berprestasi nasional yang memenangkan berbagai lomba khususnya di bidang literasi, karya tulis jurnalistik dan karya tulis ilmiah. Meski usia masih muda, Ibda sudah menulis lebih dari 20 buku, mengedit lebih dari 159 buku sejak 2013-sekarang. Menulis lebih dari 49 artikel di jurnal ilmiah sejak 2017-sekarang baik cetak maupun online, menulis lebih dari 1.375 artikel-esai populer di media massa sejak 2008-sekarang, dan menulis puluhan ribu berita. Ia pernah mendapat ancaman dari orang yang tidak dikenal karena tulisan-tulisannya yang kontroversial dan cenderung mengritik rezim Presiden SBY kala itu. Suatu ketika ia menulis opini di Koran Pagi Wawasan dengan judul Dosa Besar SBY dan Hakim Narkoba.[1] [2] Setelah artikelnya tayang, banyak yang menghubunginya melalui telepon, surat lewat pos, dan ancaman melalui media sosial. Ia pun sempat ketakutan dan ingin menghentikan aktivitasnya dalam menulis opini di media massa.

Namanya dikenal karena dia memberikan sebuah buku berjudul Stop Pacaran, Ayo Nikah! sebagai mahar pernikahannya dan dijadikan sebagai pernikahan unik di Indonesia.[3] Namanya dijadikan tokoh pemberi mahar buku setelah Moh. Hatta, Din Syamsuddin dan Apung Widadi.[4] Pada 2019, sebuah pamplet berjudul Stop Pacaran Ayo Menikah, viral dan menghebohkan warganet khususnya di Pamekasan, Madura, sehingga Ibda merasa risih karena pamplet itu mirip dengan judul bukunya. Namun setelah Polres Pamekasan menelusuri, ternyata kabar nikah gratis secara massal melalui edaran Stop Pacaran Ayo Menikah tersebut adalah hoaks.[5] [6] [7]

Ibda juga dikenal sebagai dosen penggerak literasi, Dewan Pengawas LPPL Temanggung TV, Wakil Rektor I Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, dan melalui program yang dicetuskan olehnya, seperti Gerakan Literasi Ma'arif (GLM) telah diterapkan madrasah dan sekolah di bawah Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Tengah dan pernah dilirik Tanoto Foundation untuk dikembangkan dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemdikbud. Ia juga menjadi tim inti dalam mempublikasikan berita dan artikel dalam program kemitraan LP Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah bersama UNICEF dalam mengembangan madrasah/sekolah inklusif di Jawa Tengah. Berkat perannya, LP Ma'arif NU Jawa Tengah pada tahun 2020 mendapat apresiasi dari UNICEF PBB sebagai lembaga yang membuat laporan terbaik di Indonesia karena berbasis siber dengan mengintegrasikan laporan dengan berita online. Berkat program kemitraan ini, Kemenag RI memberikan apresiasi dan menjadi inisiasi berdirinya Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) di bawah Ditjen GTK Kemenag RI yang diketuai oleh Supriyono, M.Pd mantan Kepala MI Ma'arif NU Keji, Kabupaten Semarang.[8] [9]

Bersama beberapa penulis dan sastrawan, ia menggelorakan GLM tidak hanya di Jawa Tengah namun juga di kancah nasional. Ia mendapuk sastrawan Asia Tenggara Muhammad Rois Rinaldi,[10] sastrawan Jawa Tengah Dr. S Prasetyo Utomo,[11] sastrawan Puji Pistols dan Niam At-Majha, Eko Sam, serta lainnya.

Dalam bidang sastra di Ma'arif Jateng, lewat karya sastra yang dipublikasikan website Maarifnujateng.or.id maupun di penerbit CV. ASNA Pustaka, program yang ia gagas juga didukung sastrawan dan penulis ternama seperti Tjahjono Widarmanto, Yuditeha, Gunoto Saparie, Kartika Catur Pelita, Bandung Mawardi, Mahwi Air Tawar, Elin Khanin, Irna Novia Damayanti, dan lainnya.

Kehidupan Pribadi

Ibda menikah dengan Dian Marta Wijayanti dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Sastra Nadira Iswara dan Aksara Litera Ibdaputra. Kecintaanya terhadap literasi membawa dirinya memberikan nama anak dengan diksi Sastra, Aksara Litera. Saat ia menikah juga memberikan mahar berupa buku Stop Pacaran, Ayo Nikah!.[4]

Rujukan

  1. ^ Ibda,, Hamidulloh (2017). Sing Penting NUlis Terus: Panduan Praktis Menulis Artikel dan Esai di Koran. Semarang: Formaci. hlm. 40–41. ISBN 978-602-61554-7-4. 
  2. ^ Ibda, Hamidulloh (27 Oktober 2012). "Dosa Besar SBY dan Hakim Narkoba". Wawasan. 
  3. ^ Rafli, Harry (5 Januari 2015). "4 Tokoh Inspiratif Ini Menjadikan Buku Sebagai Mahar Pernikahan". harryrafli.blogspot.com. Diakses tanggal 16 Agustus 2021. 
  4. ^ a b Ismalia, Syifa (17 Mei 2017). "Bukan Emas atau Berlian, 4 Tokoh Ini Pilih Buku Sebagai Mahar". Akurat.co. Diakses tanggal 16 Agustus 2021. 
  5. ^ Sagita, Januar Adi (31 Desember 2019). "Pamflet Nikah Bareng Gratis di Madura Jadi Viral di Sosial Media, Polisi Ungkap Fakta di Baliknya". Tribunnews.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  6. ^ cekfakta.com (4 Januari 2020). "[KLARIFIKASI] Polres Pamekasan Tidak Selenggarakan Kegiatan Nikah Gratis". cekfakta.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  7. ^ Helsyanto, Dedy (2 Januari 2020). "[KLARIFIKASI] Polres Pamekasan Tidak Selenggarakan Kegiatan Nikah Gratis". turnbackhoax.id. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  8. ^ Arif, Abdul (1 Desember 2019). "Kemenag RI Apresiasi Program Madrasah Inklusi Kemitraan LP Ma'arif Jateng-UNICEF". Ayo Semarang. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  9. ^ Maarifnujateng.or.id (3 Oktober 2020). "Laporan Global PBB Memuat Program Inklusi Ma'arif PWNU Jateng". maarifnujateng.or.id. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  10. ^ Arif, Abdul (22 Juni 2020). "Muhammad Rois Rinaldi Berbagi Tips Menulis Kreatif untuk Pelajar Ma'arif". Ayosemarang.com. Diakses tanggal 16 Agustus 2021. 
  11. ^ Maarifnujateng (29 Mei 2021). "LP Ma'arif NU Jateng Hadirkan Penulis dan Sastrawan Nusantara". Maarifnujateng.or.id. Diakses tanggal 16 Agustus 2021.